Penggunaan Antibiotika pada Pasien Anak

rasional antara lain yaitu resitensi bakteri. Resistensi adalah suatu keadaan dimana mikroogranisme mempunyai kemampuan untuk menentang ataupun merintangi efek dari suatu antibiotika pada konsentrasi hambat minimal. Selain itu risiko lainnya yang dapat timbul dari penggunaan antibiotika yang tidak rasional adalah timbulnya efek samping obat dan toksisitas yang tidak perlu, mempercepat terjadinya resistensi, menyebarluasnya kejadian infeksi dengan kuman yang telah resisten, terjadinya risiko kegagalan terapi, bertambah berat dan lamanya penyakit pasien serta dapat meningkatnya biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh pasien Munaf et al, 2004. Hasil penilaian kualitas penggunaan antibiotika di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2002 diperoleh hasil sekitar 19-76 penggunaan antibiotika tidak terdapat indikasi, 9-45 penggunaan antibiotika tidak tepat dilihat dari dosis, jenis dan lama pemberian dan 1-8 penggunaan antibiotika tidak terdapat indikasi profilaksis Dertarani, 2009.

E. Penggunaan Antibiotika pada Pasien Anak

Pasien anak merupakan salah satu populasi terbesar pengidap penyakit infeksi. Besarnya kejadian penyakit infeksi pada anak menyebabkan banyaknya peresepan antibiotika yang ditujukan untuk pasien anak guna menangani penyakit infeksi yang dialami oleh anak Bauchner, 1999. Sebuah studi di dua kota besar di Indonesia yaitu di Semarang dan Surabaya menemukan bahwa terdapat 76 peresepan antibiotika ditujukan untuk kelompok pasien anak Hadi et al, 2008. Semua usia pada pasien anak dalam kategorinya masing-masing memiliki kemungkinan terserang penyakit infeksi. Berdasarkan Hurlock 1994 dan Simandjutak 1984 cit, Suharjono, Yuniarti, Sumarsono dan Sumedi, 2009 pembagian kategori usia pada anak terdiri atas : 1. Infant usia anak 1tahun 2. Toddler usia anak 1 ≤ umur 3 tahun 3. Pre-school atau pra-sekolah usia anak 3 ≤ umur 6 tahun 4. School period atau usia sekolah usia anak 6 ≤ umur ≤ 12 tahun Usia anak dibawah 1 tahun memiliki kemungkinan 10 kali lebih mudah untuk terserang berbagai macam penyakit dibandingkan dengan anak usia di atas 1 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia anak dibawah 1 tahun, sistem imun yang dimiliki belum bekerja sempurna. Penyakit-penyakit infeksi yang menyerang anak pada usia ini biasanya didominasi oleh penyakit komplikasi setelah kelahiran seperti sepsis ataupun penyakit bawaan akibat dari kondisi dari ibu seperti gonorrhea Shea et al, 2001. Kategori usia toddler, anak belajar mengenal lingkungan sekitar dengan cara menyentuh dan memasukkan benda-benda yang ada dilingkungan sekitarnya ke dalam mulut. Perilku anak yang seperti ini membuat anak rentan terjangkit penyakit infeksi dari bakteri yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Seiring dengan pertumbuhan anak terutama menjelang memasuki usia sekolah, kemampuan sistem imun telah bekerja secara sempurna dan terjadi pula perubahan terhadap tingkah laku pada anak. Pada kategori usia ini umumnya anak jarang terkena penyakit infeksi karena kemampuan tubuh anak dalam melawan invasi bakteri penyebab penyakit infeksi meningkat dan tingkah laku anak yang dapat menjaga kebersihan diri sehingga kemungkinan terjadinya infeksi akan menurun Shea et al, 2001. Dalam hal pengobatannya, pasien anak bukan orang dewasa dalam ukuran yang mini sehingga kurangnya data mengenai farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien anak sering menimbulkan masalah keamanan penggunaan antibiotika Dipiro, 2008. Penggunaan antibiotika perlu memperhatikan perubahan fungsi organ yang sedang tumbuh dan berkembang pada anak-anak. Perkembangan tersebut menyebabkan distribusi, metabolisme dan eliminasi obat pada pasien anak dapat bervariasi tidak hanya dibandingkan dengan pasien dewasa namun juga diantara kelompok pasien anak itu sendiri Dipiro, 2008. Selain itu menurut WHO 2013, pemberian dosis obat untuk pasien anak harus disesuaikan dengan usia dan berat badan. Pasien anak yang memiliki berat badan lebih besar akan menerima dosis yang lebih besar bila dibandingkan dengan pasien anak yang memiliki berat badan yang lebih rendah. Perlu pemahaman farmakologi klinis obat yang akan digunakan dalam menggunakan antibiotika pada pasien anak. Farmakologi klinis obat terkait dengan farmakodinamika dan farmakokinetika obat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dosis, cara pemberian, indikasi pengobatan antibiotika yaitu berfungsi sebagai pengobatan awal pengobatan empiris, pengobatan definitif berdasarkan hasil biakan ataupun sebagai pencegahan profilaksis IDAI, 2008. Terdapat beberapa perbedaan pengobatan antibiotika untuk pasien anak dengan pasien dewasa contohnya adalah volume distribusi, karena beberapa jenis obat lebih besar volume distribusinya pada pasien anak daripada pasien dewasa, sehingga eliminasi waktu paruhnya lebih lama. Dilihat pula dari segi daya ekskresi dan eliminasi obat pada pasien anak lebih tinggi daripada pasien dewasa. Sebaliknya daya ekskresi dan eliminasi pada neonatus lebih rendah dikarenakan organ-organ yang berperan dalam metabolisme obat belum mengalami kematangan IDAI, 2008.

F. Pengukuran Kuantitas Penggunaan Antibiotika

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI NYERI PADA PASIEN KANKER SERVIKS RAWAT INAP DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-JULI TAHUN 2009.

1 5 23

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode PDD (Prescribed Daily Dose) dan DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di sebuah Rumah Sakit Pemerintah di Yogyakarta periode Januari – Juni 2014.

46 319 99

Penggunaan antibiotika dengan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013.

10 26 65

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari-Juni 2013.

0 1 25

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari Juni 2013

0 1 9

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 75

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013 - USD Repository

0 0 85

Kajian literatur rasionalitas peresepan antibiotika berdasarkan kriteria gyssens pada pasien pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2013 - USD Repository

0 1 230

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode Defined Daily Dose (DDD) pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Periode Juli 2012-Juni 2013 - USD Repository

0 0 88

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak di Rawat Inap Bangsal Inska II RSUP DR. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 113