Kecepatan Tempuh Derajat Kejenuhan

20 TT = Waktu tempuh rata-rata sepanjang segmen jam

2.8 Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas FV dapat didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lainnya di jalan. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan dapat digunakan sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan pada saat arus sama dengan nol. Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas adalah sebagai berikut, Departemen PU, 1997 : FV = FVo + FVw x FFVsf x FFVcs 2.4 Dimana : FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan sesungguhnya kmjam. FVo = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan kmjam. FVw = penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif kmjam. FFVsf = faktor penyesuaian kondisi hambatan samping. FFVcs = faktor penyesuaian ukuran kota.

2.8.1 Kecepatan Arus Bebas Dasar FVo

Penentuan kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan dan untuk jalan delapan lajur dapat dianggap sama dengan enam lajur seperti pada Tabel 2.10. Tabel 2.10Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Jalan Perkotaan FVo Tipe jalan Kecepatan Arus Bebas Dasar Fvo km jam Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda Motor MC Semua kendaraan rata –rata Enam lajur terbagi 62 D atauTiga lajur satu arah 31 61 52 48 57 Empat Lajur terbagi 42 D atau Dua Lajur Satu arah 21 57 50 47 55 Empat lajur tak terbagi 42 UD 53 46 43 51 Dua Lajur Tak terbagi 44 40 40 42 Sumber :Departemen PU 1997 21

2.8.2 Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas FVw

Untuk jalan lebih dari empat lajur banyak lajur, nilai penyesuaian pada Tabel 2.11 untuk jalan empat lajur terbagi dapat digunakan. Tabel 2.11 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas FVw Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Untuk Jalan Perkotaan Tipe Jalan Lebar Lajur Lalu Lintas Efektif m FVw Empat lajur terbagi atau jalan satu arah Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 -4 -2 2 4 Empat lajur tak terbagi Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 -4 -2 2 4 Dua lajur tak terbagi Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11 -9,5 -3 3 4 5 7 Sumber :Departemen PU 1997

2.8.3 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping FFVsf

Dalam menentukan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping dan bahu jalan kreb FFVsf dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu 1. Jalan Dengan Bahu Penentuan faktor penyesuaian untuk hambatan samping berdasarkan lebar bahu efektif yang sesungguhnya dan tingkat hambatan samping yang dapat dilihat pada Tabel 2.12 : 22 Tabel 2.12Faktor Penyesuaian Pengaruh FFVsf Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Untuk Jalan Perkotaan Dengan Bahu Tipe jalan Kelas hambatan samping Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Dan Bahu Jalan FCsf Lebar Bahu Efektif Ws 0,5 1 1,5 2,0 42D VL 1,02 1,03 1,03 1,04 L 0,98 1,00 1,02 1,03 M 0,94 0,97 1,00 1,02 H 0,89 0,93 0,96 0,99 VH 0,84 0,88 0,92 0,96 42UD VL 1,02 1,03 1,03 1,04 L 0,98 1,00 1,02 1,03 M 0,93 0,96 0,99 1,02 H 0,87 0,91 0,94 0,98 VH 0,80 0,86 0,90 0,95 22UD atau jalan satu arah VL 1,00 1,01 1,01 1,01 L 0,96 0,98 0,99 1,00 M 0,90 0,93 0,96 0,99 H 0,82 0,86 0,90 0,95 VH 0,73 0,79 0,85 0,91 Sumber :Departemen PU 1997 2. Jalan Dengan Kerb Penentuan faktor penyesuaian untuk hambatan samping berdasarkan jarak antara kerb penghalang pada trotoar dan tingkat hambatannya dapat dilihat pada Tabel 2.13 dibawah ini Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Pengaruh FFVsf Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Untuk Jalan Perkotaan Dengan Kerb Tipe jalan Kelas hambatan samping Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Dan Bahu Jalan FCsf Lebar Kerb Penghalang Ws 0,5 1 1,5 2,0 42D VL 1,00 1,01 1,01 1,02 L 0,97 0,98 0,99 1,00 M 0,93 0,95 0,97 0,99 H 0,87 0,90 0,93 0,96 VH 0,81 0,85 0,88 0,92 42UD VL 1,00 1,01 1,01 1,02 L 0,96 0,98 0,99 1,00 M 0,91 0,93 0,96 0,98 H 0,84 0,87 0,90 0,94 VH 0,77 0,81 0,85 0,90 22UD atau jalan satu arah VL 0,98 0,99 0,99 1,00 L 0,93 0,95 0,96 0,98 M 0,87 0,89 0,92 0,95 H 0,78 0,81 0,84 0,88 VH 0,68 0,72 0,77 0,82 Sumber :Departemen PU 1997 23

2.8.4 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota FFVcs

Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota ditentukan berdasarkan tabel 2.14. Tabel 2.14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan FFVcs Ukuran Kota juta penduduk Faktor Penyesuaian Ukuran Perkotaan 0,1 0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0 3 0,90 0,93 0,95 1,00 1,03 Sumber : Departemen PU 1997

2.9 Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan DS adalah rasio arus terhadap kapasitas dan digunakan sebagai faktor utama penentuan tingkat kinerja jalan berdasarkan tundaan dan segmen jalan.Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan derajat kejenuhan adalah : C Q DS  2.5 Dimana ; DS = Derajat kejenuhan Q = Arus lalu lintas smpjam C = Kapasitas ruas jalan smpjam Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dengan smpjam.Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis prilaku lalu lintas berupa kecepatan.Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara kecepatan rata –rata dengan derajat kejenuhan yang diambil dari gambar 2.2Departemen PU, 1997. 24 Gambar 2.2 KecepatanSebagai Fungsi Dari QC Untuk Jalan Dua Lajur Dua Arah Sumber :Departemen PU 1997

2.10 Waktu Tempuh Perjalanan

Waktu tempuh perjalanan merupakan waktu yang dipergunakan oleh sebuah kendaraan untuk melewati suatu ruas jalan. Pada studi ini, cara yang digunakan adalah dengan pengamat bergerak moving observer. Cara ini dilakukan dengan kendaraan yang menyusuri rute yang telah ditetapkan. Pada saat survei diperlukan 3 orang pengamat dan 1 orang pengemudi. Pengamat pertama, bertugas menghitung kendaraan yang berpapasan dengan kendaraan yang digunakan untuk pengukuran. Pengamat kedua, menghitung kendaraan yang disiap dan menyiap kendaraan peneliti dan pengamat ketiga bertugas mencatat waktu perjalanan pada saat survei dimulai sampai akhir. Untuk menghitung waktu perjalanan rata-rata digunakan rumus sebagai berikut : T = TW - q y 2.6 dengan ; q = TW TA y x   2.7 25 Dimana ; x = banyaknya kendaraan yang berpapasan dengan kendaraan peneliti TA = waktu perjalanan sewaktu berjalan melawan arus jam TW = waktu perjalanan sewaktu berjalan bersama arus jam y = banyaknya kendaraan yang menyiap dikurangi dengan kendaraan yang disiap oleh peneliti y = A-B q = volume lalu lintas saat dilakukan penelitian

2.11 Kecepatan

Kecepatan merupakan jarak yang dijalani pengemudi kendaraan dalam waktu tertentu. Pemakai jalan dapat menaikkan kecepatan untuk dapat memperpendek waktu perjalanan, atau memperpanjang jarak perjalanan. Kecepatan sebagai rasio jarak yang dijalani dan waktu perjalanan Alamsyah, 2005. Adapun jenis kecepatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kecepatan Setempat spot speed Kecepatan setempat adalah kecepatan yang diukur saat kendaraan melintasi suatu segmen pengamatan dijalan. a. Kecepatan Rata-Rata Waktu time mean speed Kecepatan rata-rata waktu adalah kecepatan rata-rata hitung aritmatika dari kendaraan-kendaraan yang melintas di suatu segmen pengamatan selama periode waktu tertentu. b. Kecepatan Rata-Rata Ruang space mean speed Kecepatan rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan menempuh ruas yang sedang dianalisis. Atau kecepatan rata-rata harmonik dari semua kendaraan yang menempati suatu segmen jalan selama periode waktu tertentu. 2. Kecepatan Perjalanan Kecepatan perjalanan adalah rasio total jarak yang ditempuh dengan waktu perjalanan. 3. Kecepatan Gerak Kecepatan gerak adalah rasio total jarak yang ditempuh dengan waktu selama bergerak.