Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas FVw Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping FFVsf

22 Tabel 2.12Faktor Penyesuaian Pengaruh FFVsf Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Untuk Jalan Perkotaan Dengan Bahu Tipe jalan Kelas hambatan samping Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Dan Bahu Jalan FCsf Lebar Bahu Efektif Ws 0,5 1 1,5 2,0 42D VL 1,02 1,03 1,03 1,04 L 0,98 1,00 1,02 1,03 M 0,94 0,97 1,00 1,02 H 0,89 0,93 0,96 0,99 VH 0,84 0,88 0,92 0,96 42UD VL 1,02 1,03 1,03 1,04 L 0,98 1,00 1,02 1,03 M 0,93 0,96 0,99 1,02 H 0,87 0,91 0,94 0,98 VH 0,80 0,86 0,90 0,95 22UD atau jalan satu arah VL 1,00 1,01 1,01 1,01 L 0,96 0,98 0,99 1,00 M 0,90 0,93 0,96 0,99 H 0,82 0,86 0,90 0,95 VH 0,73 0,79 0,85 0,91 Sumber :Departemen PU 1997 2. Jalan Dengan Kerb Penentuan faktor penyesuaian untuk hambatan samping berdasarkan jarak antara kerb penghalang pada trotoar dan tingkat hambatannya dapat dilihat pada Tabel 2.13 dibawah ini Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Pengaruh FFVsf Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Untuk Jalan Perkotaan Dengan Kerb Tipe jalan Kelas hambatan samping Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Dan Bahu Jalan FCsf Lebar Kerb Penghalang Ws 0,5 1 1,5 2,0 42D VL 1,00 1,01 1,01 1,02 L 0,97 0,98 0,99 1,00 M 0,93 0,95 0,97 0,99 H 0,87 0,90 0,93 0,96 VH 0,81 0,85 0,88 0,92 42UD VL 1,00 1,01 1,01 1,02 L 0,96 0,98 0,99 1,00 M 0,91 0,93 0,96 0,98 H 0,84 0,87 0,90 0,94 VH 0,77 0,81 0,85 0,90 22UD atau jalan satu arah VL 0,98 0,99 0,99 1,00 L 0,93 0,95 0,96 0,98 M 0,87 0,89 0,92 0,95 H 0,78 0,81 0,84 0,88 VH 0,68 0,72 0,77 0,82 Sumber :Departemen PU 1997 23

2.8.4 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota FFVcs

Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota ditentukan berdasarkan tabel 2.14. Tabel 2.14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan FFVcs Ukuran Kota juta penduduk Faktor Penyesuaian Ukuran Perkotaan 0,1 0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0 3 0,90 0,93 0,95 1,00 1,03 Sumber : Departemen PU 1997

2.9 Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan DS adalah rasio arus terhadap kapasitas dan digunakan sebagai faktor utama penentuan tingkat kinerja jalan berdasarkan tundaan dan segmen jalan.Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan derajat kejenuhan adalah : C Q DS  2.5 Dimana ; DS = Derajat kejenuhan Q = Arus lalu lintas smpjam C = Kapasitas ruas jalan smpjam Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dengan smpjam.Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis prilaku lalu lintas berupa kecepatan.Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara kecepatan rata –rata dengan derajat kejenuhan yang diambil dari gambar 2.2Departemen PU, 1997. 24 Gambar 2.2 KecepatanSebagai Fungsi Dari QC Untuk Jalan Dua Lajur Dua Arah Sumber :Departemen PU 1997

2.10 Waktu Tempuh Perjalanan

Waktu tempuh perjalanan merupakan waktu yang dipergunakan oleh sebuah kendaraan untuk melewati suatu ruas jalan. Pada studi ini, cara yang digunakan adalah dengan pengamat bergerak moving observer. Cara ini dilakukan dengan kendaraan yang menyusuri rute yang telah ditetapkan. Pada saat survei diperlukan 3 orang pengamat dan 1 orang pengemudi. Pengamat pertama, bertugas menghitung kendaraan yang berpapasan dengan kendaraan yang digunakan untuk pengukuran. Pengamat kedua, menghitung kendaraan yang disiap dan menyiap kendaraan peneliti dan pengamat ketiga bertugas mencatat waktu perjalanan pada saat survei dimulai sampai akhir. Untuk menghitung waktu perjalanan rata-rata digunakan rumus sebagai berikut : T = TW - q y 2.6 dengan ; q = TW TA y x   2.7