Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

19

C. Kerangka Konseptual Penelitian dan Penurunan Hipotesis

Penelitian ini berfokus pada pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan CSR sebagai variabel intervening. 1. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial Perusahaan dengan pengungkapan informasi lingkungan yang tinggi dalam laporan keuangannya dan laporan tahunan akan lebih dapat diandalkan. Laporan keuangan yang handal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja finansial, dimana investor akan merespon secara positif dengan fluktuasi harga pasar saham yang semakin tinggi, dan begitu pula sebaliknya Sudaryanto, 2011. Hal tersebut juga didukung oleh Verrecchia 1983 dalam Suratno et al. 2006 yang mengemukakan bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan environmental performance mereka menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Perusahaan yang memiliki good news akan meningkatkan pengungkapan kinerjanya finansial dan non finansial dalam laporan tahunan perusahaan. Good news tersebut diharapkan akan mendapat respon positif dari investor yang nantinya akan berdampak positif terhadap kinerja ekonomi perusahaan. Hasil penelitian Wiranata et al. 2014 yang meneliti tentang reaksi pasar atas pengumuman peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan menggunakan pengumuman PROPER dengan metode event study menemukan adanya abnormal return positif pada saat tanggal 20 pengumuman dan hari kedua setelah tanggal pengumuman peringkat PROPER. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif kinerja lingkungan teradap kinerja finansial yang ditunjukkan oleh reaksi cepat investor saat adanya good news berupa pengumuman PROPER terhadap nilai saham perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Wiranata et al. 2014, penjabaran Sudaryanto dan penjelasan dukungan dari Verrecchia 1983 dalam Suratno et al. 2006, maka rumusan hipotesis pertama: H1 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja finansial 2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan CSR Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan produksinya akan menghasilkan limbah. Walaupun limbah berpotensi mencemari lingkungan dan dapat menimbulkan keresahan masyarakat sekitar sehingga mengancam keberlangsungan usaha perusahaan, namun jika dikelola dengan baik maka tidak sampai merusak lingkungan. Pemerintah terutama Kementrian Lingkungan Hidup KLH berusaha untuk mencegah kerusakan lingkungan dengan mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi Rakhiemah dan Agustia, 2009. Salah satu upaya pengawasan dari KLH yaitu dengan PROPER yang penilaiannya berdasarkan pertanggungjawaban perusahaan dalam pengendalian pencemaran lingkungan hidup, pengendalian perusakan lingkungan hidup, dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik 21 Indonesia Nomor 06 Tahun 2013 tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Publikasi hasil penilaian kinerja lingkungan perusahaan dalam PROPER menjadi bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat karena perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan perusahaan dengan environmental performance yang lebih buruk Sudaryanto, 2011. Yang melandasi hubungan ini adalah teori legitimasi, yaitu kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Perusahaan telah mendapat legitimasi dari masyarakat untuk menjalankan usahanya di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat dan untuk mempertahankan legitimasi maka perusahaan harus menunjukkan kinerja lingkungan yang baik, namun kinerja lingkungan yang baik saja tidak cukup untuk menjamin legitimasi perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan perlu melakukan timbal balik kepada masyarakat. Timbal balik ini merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat yang dikenal dengan implementasi CSR. Menurut Ali dan Ciaran 2007, secara tradisional perusahaan membagi CSR ke dalam kategori ekonomi, sosial dan lingkungan, namun kinerja lingkungan hanya fokus pada pengendalian polusi padahal perencanaan berkelanjutan sustainability planning mengharuskan perusahaan untuk lebih

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 9 55

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 7 56

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 17 113

PENGARUH KINERJA SOSIAL DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

2 9 33

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

0 4 14

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 10

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 11 14