Kerangka Konseptual Penelitian dan Penurunan Hipotesis

21 Indonesia Nomor 06 Tahun 2013 tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Publikasi hasil penilaian kinerja lingkungan perusahaan dalam PROPER menjadi bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat karena perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan perusahaan dengan environmental performance yang lebih buruk Sudaryanto, 2011. Yang melandasi hubungan ini adalah teori legitimasi, yaitu kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Perusahaan telah mendapat legitimasi dari masyarakat untuk menjalankan usahanya di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat dan untuk mempertahankan legitimasi maka perusahaan harus menunjukkan kinerja lingkungan yang baik, namun kinerja lingkungan yang baik saja tidak cukup untuk menjamin legitimasi perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan perlu melakukan timbal balik kepada masyarakat. Timbal balik ini merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat yang dikenal dengan implementasi CSR. Menurut Ali dan Ciaran 2007, secara tradisional perusahaan membagi CSR ke dalam kategori ekonomi, sosial dan lingkungan, namun kinerja lingkungan hanya fokus pada pengendalian polusi padahal perencanaan berkelanjutan sustainability planning mengharuskan perusahaan untuk lebih 22 terintegrasi dengan ekosistem di mana perushaaan beroperasi. Seharusnya faktor lingkungan tersebut dapat digunakan sebagai pintu masuk untuk implementasi CSR. Dalam pengimplementasian CSR, terdapat empat dimensi kunci yang harus diperhatikan yaitu prinsip hak asasi manusia, prinsip keberlanjutan, efisiensi ekonomi dan sosial, dan legitimasi masyarakat untuk melakukan operasi. Dimensi CSR tersebut dapat terwujud jika perusahaan melakukan manajemen lingkungan. Manajemen lingkungan yang baik memperhatikan pemeliharaan keragaman hayati dan konservasi lingkungan, penggunaan energi, penggunaan bahan baku, kontrol terhadap polusi, dan pengurangan polusi serta perbaikan lingkungan yang akan membawa implikasi yang baik bagi perusahaan dalam mewujudkan hak asasi manusia untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, menjaga keberlanjutan sumber energi dan sumber daya alam, melakukan efisiensi ekonomi dan sosial, dan menjaga legitimasi yang diberikan masyarakat, maka perusahaan dengan kinerja lingkungan yang tinggi cenderung akan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini melandasi penelitian Al-Tuwaijri, et al. 2003 dan Suratno et al 2006 menemukan hubungan positif signifikan antara environmental disclosure dengan environmental performance, maka hipotesis kedua penelitian ini dirumuskan: H2 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR 23 3. Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Kinerja Finansial Perusahaan yang memiliki kinerja finansial dan tanggung jawab sosial tinggi akan direspon positif oleh investor dan akan mempengaruhi keputusan investasi perusahaan. Harga saham perusahaan secara relatif dalam industri yang bersangkutan merupakan cerminan pencapaian kinerja finansial perusahaan. Untuk melaksanakan CSR, perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen dan para stakeholder makin tinggi. Menurut Rahmawati 2012, seiring meningkatnya loyalitas konsumen dan para stakeholder dalam waktu lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. Pengungkapan CSR yang baik juga akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga akan terlihat dalam kinerja finansial perusahaan yang diukur dalam harga per lembar saham yang terdapat di BEI. Oleh karena itu, hipotesis ketiga dirumuskan: H3 : Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja finansial 4. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR sebagai Variabel Intervening 24 Kinerja lingkungan jika dihubungkan langsung dengan kinerja finansial tidak mempengaruhi besarnya fluktuasi harga saham, maka harus dihubungkan dengan pengungkapan CSR sebagai pengaruh tidak langsung antara kinerja lingkungan dengan kinerja finansial karena CSR akan menjadi pengungkap kinerja lingkungan ke pihak masyarakat dan investor sehingga CSR sebagai mediator yang akan mempengaruhi kinerja finansial perusahaan. Pengungkapan CSR akan berperan sebagai variabel intervening antara kinerja lingkungan dengan kinerja finansial. Dengan demikian, hipotesis keempat dari penelitian ini adalah: H4: Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR sebagai variabel intervening H4 H2 H3 H4 H1 Diagram 2.1 Kerangka Konseptual CSR Kinerja Lingkungan Kinerja Finansial 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi empiris. Studi empiris dalam penelitian menggunakan perusahaan-perusahaan yang listing di BEI dengan analisis matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan dan membuat prediksi berdasarkan data-data sekunder yang telah didokumentasikan.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah pelaporan keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan perusahaan yang digunakan milik perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI dari tahun 2010-2013. Data variabel kinerja lingkungan menggunakan data laporan PROPER yang dipublikasikan di website milik Kementerian Lingkungan Hidup, variabel pengungkapan CSR menggunakan data berupa annual report perusahaan, dan variabel kinerja finansial menggunakan data dari laporan keuangan yang sudah diaudit dan Indonesian Capital Market Directory ICMD dari tahun 2010-2013.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI dari tahun 2010-2013. Pengambilan 26 sampel menggunakan teknik purposive sampling dimana cara pengambilan subjek bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya kriteria tertentu Sugiyono, 2007. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian: 1. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan tahunan pada periode tahun 2010-2013 2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan CSR pada periode tahun 2010-2013 3. Perusahaan yang mengikuti PROPER pada periode tahun 2010-2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis data sekunder. Data variabel kinerja lingkungan menggunakan data laporan PROPER yang diambil dari website www.menlh.go.id , data untuk variabel pengungkapan CSR menggunakan annual report perusahaan, dan data variabel kinerja finansial menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit dan Indonesian Capital Market Directory ICMD tahun 2010-2013.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja finansial. Kinerja finansial diukur menggunakan rumus Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh 27 Profesor James Tobin 1967. Darmawati dan Khomsiyah 2005 telah menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan di Indonesia menjadi : MVE + DEBT Tobin’s Q = TA Keterangan: MVE harga penutupan saham akhir tahun x banyaknya saham biasa yang beredar DEBT utang lancar – aktiva lancar + nilai buku sediaan + utang jangka panjang TA nilai buku total aktiva Rasio Tobin’s Q menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Jadi rasio Q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio Q mendekati satu Herawaty, 2008.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 9 55

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 7 56

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 17 113

PENGARUH KINERJA SOSIAL DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

2 9 33

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

0 4 14

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 10

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 11 14