Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 11
Disain Disain
Penelitian Penelitian
Tindakan Tindakan
Kelas Kelas
Plan
Action
Observation
Reflection
Revised Plan
Action Observation
Reflection
Revised Plan
Action Observation
Reflection
Revised Plan
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Gambar 1. Desain PTK dalam Penjasorkes
3. PTK Sebagai Penelitian Akademik
Penelitian akademik ada yang memaknai sebagai penelitian latihan, tetapi ada yang memandangnya sebagai karya monumental. PTK sebagai
karya akademik memenuhi persyaratan sebagai penelitian akademik, baik dimaknai sebagai sebuah “penelitian latihan” atau “penelitian monumental”.
Dalam tataran ini, bagi mahasiswa calon guru atau mahasiswa yang kebetulan sudah jadi guru tapi belum pernah melakukan PTK, maka pengalaman
menyusun skripsi dalam bentuk PTK dapat memberikan kesempatan emas ber-
PTK bagi mahasiswa yang bersangkutan, yakni sambil “latihan” mahasiswa membuat karya “monumental”. PTK akademik ini dilakukan oleh
calon guru pendidikan jasmani atau calon pelatih olahraga.
4. PTK Sebagai Penelitian Profesional
PTK sebagai penelitian profesional hanya dilakukan oleh profesional, baik guru Penjasorkes profesional maupun pelatih olahraga yang
profesional. Artinya PTK Penjasorkes dilakukan oleh guru bukan sekedar untuk mendapatkan kredit poin kenaikan pangkat, tetapi dilakukan memang
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 12
benar-benar untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, sebagaimana PTK kepelatihan olahraga profesional dilakukan oleh pelatih dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan kontribusi dari sebuah tindakan tertentu yang ditambahkan dalam program latihan, dengan tujuan untuk memperbesar
peluang atlet agar lebih berprestasi.
E. Penutup
Sebuah harapan yang sangat cerah di masa depan, jika calon guru Penjasorkes disamping dibekali kemampuan profesional sebagai calon guru,
juga telah dibekali kemampuan plus sebagai peneliti PTK Penjasorkes. Harapan yang sangat cerah dan optimis masa depan tersebut merupakan
harapan yang menjadi idaman semua pihak yang ingin mewujudkan sebuah bangsa yang maju dan berkeunggulan melalui perbaikan wajah Penjasorkes.
Penjasorkes masa depan akan ditangani oleh para sarjana yang tidak saja sekadar sebagai guru yang piawai melaksanakan tugas mengajar secara rutin,
tetapi juga memiliki kemampuan dan motivasi untuk selalu meningkatkan mutu kinerja kelas melalui fungsi mereka sebagai peneliti PTK yang kreatif
dan inovatif. Sosok Guru Penjasorkes masa depan adalah guru Pendidik
– Pengajar
– Peneliti P3 yang piawai meracik suatu solusi melalui kemampuannya dalam hal: 1 merencanakan tindakan, 2 melaksanakan
tindakan, 3 kecerdasan dalam mengobservasi, serta 4 berkemampuan tinggi dalam melakukan refleksi. Keempat hal tersebut adalah tahapan sebuah
PTK, yang ternyata merupakan terminal akumulasi dan integrasi pengembangan kemampuan profesional
guru Penjasorkes masa depan.
Sebagai terminal, karena PTK bukan sekadar tujuan dari proses
perjalanan profesional guru Penjasorkes, tetapi juga merupakan titik tolak distribusi pengembangan menuju tujuan-tujuan lain Penjasorkes yang lebih
pragmatis dan relevan. PTK sebagai akumulasi dan integrasi kemampuan profesional
guru Penjasorkes, karena PTK harus dipersyarati oleh kemampuan-kemampuan berkolaborasi, berfikir kreatif, tindakan inovatif,
kecerdasan reflektif, dan penguasaan atas kecocokan penggunaan metode, media, dan asesmen. Di situlah letak kekuatan profesionalisme guru