Pembekalan PTK bagi Mahasiswa

Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 7 stimulus orang lain untuk membantu memecahkan persoalan yang sama untuk melakukan perbaikan atau solusi. Hasil proses metakognisi guru pendidikan jasmani merupakan modal dasar yang sangat berharga bagi dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas PTK yang berkualitas dan berakar pada persoalan penting di lapangan.

C. Pembekalan PTK bagi Mahasiswa

Masih banyak yang beranggapan bahwa PTK hanya boleh dilakukan oleh guru dan pelatih. Guru melakukan PTK pendidikan jasmani di suatu kelas pada jenjang pendidikan tertentu, sedangkan pelatih melakukan PTK kepelatihan olahraga pada cabang atau nomor olahraga tertentu. Pihak yang bersikukuh bahwa PTK hanya boleh dilakukan oleh guru dan pelatih mungkin berasumsi bahwa PTK itu penelitian atas masalah-masalah praktis di kelaslapangan secara alamiah natural setting. Hanya guru dan pelatih yang memiliki ikatan secara profesional dengan natural setting, sehingga hanya guru dan pelatihlah yang memenuhi syarat untuk melakukan PTK, tidak dapat digantikan oleh siapapun apalagi oleh mahasiswa walaupun hal itu untuk penyusunan tugas akhir. Bagaimana dengan para mahasiswa kita yang calon guru pendidikan jasmani atau calon pelatih olahraga? Benarkah mereka itu tidak boleh melakukan PTK ? Haruskah mereka menjadi guru atau pelatih terlebih dahulu agar bisa memiliki pengalaman ber-PTK? Polemik tentang boleh tidaknya mahasiswa melakukan PTK sebaiknya perlu diakhiri setelah penjelasan tentang dimensi PTK benar-benar telah dipahami oleh semua pihak. PTK bukan hal yang “diharamkan” bagi mahasiswa hanya dengan alasan karena mahasiswa belum menjadi guru. Hal tersebut analog dengan pelarangan bagi siswa penerbang untuk memegang kemudi pesawat karena belum menjadi pilot. Analog juga dengan pelarangan bagi mahasiswa menggunakan stetoskup karena belum jadi dokter. Analog juga dengan pelarangan menggunakan pistol bagi taruna AKMIL sebelum menjadi tentara. Mahasiswa calon guru pelatih boleh melakukan PTK walau belum jadi gurupelatih ; calon penerbang boleh mengendalikan pesawat di dalam cockpit walau belum menjadi pilot; mahasiswa calon dokter boleh Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 8 menggunakan stetoskup atau peralatan medis yang lain walau belum menjadi dokter; Taruna Akmil boleh memegang senapan sebelum menjadi tentara. Apa yang dilakukan tersebut tentu saja dilakukan dalam sebuah koridor proses pendidikan dan latihan yang dibimbing secara benar. Hal tersebut merupakan antisipasi pembekalan kemampuan sebelum memasuki alam profesi yang sebenarnya di kemudian hari. Bagaimana mungkin kita akan memilki guru Penjasorkes yang menguasai PTK dengan baik, bila selama berstatus calon tidak pernah mendapatkan pengalaman edukatif yang cukup? Membekali kemampuan ber- PTK setara dengan membekali dasar-dasar kompetensi lain bagi para calon guru. Dasar-dasar penguasaan PTK memang sudah seharusnya layak diberikan kepada para mahasiswa calon guru Penjasorkes. Dengan demikian, membekali calon guru Penjasorkes melalui pemberian tugas akhir yang berupa PTK, itu tidak sekadar untuk mempersiapkan tenaga profesional keolahragaan yang handal di kemudian hari, tetapi juga berarti mempersiapkan sejumlah ilmuwan. Ilmuwan yang sekaligus mengemban misi profesional, demikian pula sebaliknya, tenaga profesional yang memiliki karakter ilmuwan yang skeptis dan reflektif.

D. Hakikat PTK Penjasorkes