Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 9
pada pemecahan masalah praktis dengan mengembangkan pada pengujian hipotesis tindakan. Dengan demikian, perguruan tinggi yang mencetak
akademisi dan calon profesional sudah barang tentu tidak akan membatasi mahasiswanya hanya melakukan penelitian pengujian teoritis, tapi justru juga
mengarahkan agar mahasiswa memiliki kemampuan pengujian atas masalah praktis terkait dengan masalah yang relevan dengan bidang ilmu dan sendi-
sendi profesi yang sangat diperlukan di kemudian hari.
2. PTK Sebagai Substansi Akademik
Secara substansial, PTK dapat dikatakan seperti air, yakni memiliki volume yang pasti tetapi bentuknya mengikuti wadahnya. Dalam tataran ini,
maka dapat digarisbawahi bahwa PTK itu layak dipelajari substansinya oleh mahasiswa dari berbagai jenjang dan prodi, khususnya di perguruan tinggi
yang lulusannya dibekali kemampuan akademik dan profesional. Mahasiswa memang seharusnya menguasai benar tentang hal-hal akademis yang terkait
dengan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dalam kaitannya dengan ini, maka PTK adalah subject matter yang menjadi bagian terpenting untuk
menjembatani keilmuan dan pengembangan dasar-dasar profesi kependidikan Penjasorkes.
Dalam kaitannya tentang PTK sebagai substansi, maka setidak- tidaknya harus diyakinkan bahwa mahasiswa benar-benar telah sampai pada
pemahaman yang lurus tentang PTK. Pemahaman dasar PTK meliputi tentang : 1 batasan PTK dalam Penjasorkes; 2 karakteristik PTK dalam
Penjasorkes; serta 3 tujuan pelaksanaan PTK dalam Penjasorkes, termasuk di dalamnya adalah tentang desain PTK dalam Penjasorkes.
a. Batasan PTK dalam Penjasorkes
“ Penelitian Tindakan Kelas PTK dalam Penjasorkes adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru calon guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi di mana
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 10
praktek-praktek pembelajaran Penjasorkes tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap
siklusnya”
b. Karakteristik PTK dalam Penjasorkes
Karakteristik PTK tersebut meliputi: 1 PTK merupakan
penelitian praktis practical inquiry yang bertujuan untuk memperbaiki
situasi praktis secara “langsung-di sini-sekarang”. Perbaikan dilakukan dalam setting alami dan riil terjadi di lapangan, PTK tidak menguji
pengetahuan dan teori-teori; 2 PTK merupakan penelitian yang
dilaksanakan secara kolaboratif. Pihak yang berkolaborasi adalah pihak-
pihak yang secara riil menjadi komponen inti dalam praktek pembelajaran sesuai masalah yang diteliti; dan 3 PTK merupakan penelitian berbentuk
self-monitoring dengan penajaman kemampuan merefleksi berdasarkan
apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan diobservasi.
c. Tujuan Pelaksanaan PTK dalam Penjasorkes
Tujuan pelaksanaan PTK dalam Penjasorkes, setidak-tidaknya mengarah pada dua hal yaitu: 1 untuk memperoleh cara meningkatkan
atau memanipulasi perlakuan atau tindakan dalam pembelajaran Penjasorkes agar proses dan hasil pembelajaran meningkat; dan 2 untuk
meyakinkan pelaksanaan perbaikan melalui Proses Pengkajian Berdaur cyclical, yakni dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengkajian berdaur tersebut diilustrasikan dalam bentuk proses berkelanjutan, yang disebut disain PTK sebagaimana diilustrasikan dalam
gambar berikut ini.
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 11
Disain Disain
Penelitian Penelitian
Tindakan Tindakan
Kelas Kelas
Plan
Action
Observation
Reflection
Revised Plan
Action Observation
Reflection
Revised Plan
Action Observation
Reflection
Revised Plan
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Gambar 1. Desain PTK dalam Penjasorkes
3. PTK Sebagai Penelitian Akademik