Membentuk Guru Masa Depan yang Pendidik- Pengajar- Peneliti P3 Menjadikan PTK sebagai Solusi atas Kendala Guru dalam Meneliti

Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 3 permasalahan praktis, terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan persoalan pembelajaran pendidikan jasmani di kelas. Bahkan, di beberapa negara maju, seperti negara-negara di Amerika dan beberapa negara di Eropa, telah banyak guru-guru dan para praktisi pendidikan jasmani menerapkan PTK ini untuk memecahkan masalah praktis yang terkait dengan banyak aspek pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Minimal telah dilakukan secara terus menurus di kelas di mana mereka terdorong untuk ingin selalu memperbaiki proses dan hasil pembelajaran. Di Indonesia, kesadaran para guru pendidikan jasmani untuk mampu melakukan PTK seperti merupakan sebuah “ledakan” atau “booming” yang sifatnya kolektif, manakala semakin banyak guru pendidikan jasmani di Indonesia yang ingin mengambil peranan lebih besar dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan PTK bagi guru menjadi sebuah kebutuhan mendasar, karena melalui PTK maka segala ide kreatif dan daya inovasi guru akan tersalurkan secara aplikatif, baik dalam pengembangan metode, media, maupun asesmen.

2. Membentuk Guru Masa Depan yang Pendidik- Pengajar- Peneliti P3

Hal yang lazim terjadi pada saat guru selama bertahun-tahun mengajar adalah mulai merasakan bahwa kegiatan profesionalnya tersebut tiba-tiba menjadi sesuatu yang statis dan menjemukan. Menjemukan bagi guru juga menjemukan bagi siswa. Proses interaksi dalam pembelajaran yang telah terkontaminasi oleh kebosanan boring tentu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Proses pembelajaran tidak akan optimal karena siswa berpartisipasi secara setengah hati, dan hasil belajarnya-pun pasti juga akan “mengambang”. Praktik pembelajaran tentunya akan sangat jauh dari bentuk pembelajaran yang berkualitas. Hal tersebut akan mengarah pada sebuah tuntutan tentang bagaimana sebaiknya kualitas pembelajaran tersebut dikembangkan? Pengembangan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani pada jenjang apapun, seharusnya senantiasa diupayakan melalui penelitian secara berkesinambungan. Penelitian untuk mengembangkan kualitas Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 4 pembelajaran pendidikan jasmani, secara ideal dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Mengapa ideal? Jawabannya: karena guru merupakan pihak yang paling berkepentingan dengan persoalan pembelajaran. Guru juga merupakan aktor, sutradara, bahkan produser dari sebuah peristiwa pembelajaran di kelas. Guru merupakan pihak yang paling mengerti dan memahami tentang sesuatu yang terjadi dikelas. Multiperan yang sangat strategis tersebut menjadi modal yang besar bagi guru untuk tidak saja berperan sebagai pendidik dan pengajar P2, tetapi mengembang menjadi guru yang pendidik, pengajar, dan peneliti P3.

3. Menjadikan PTK sebagai Solusi atas Kendala Guru dalam Meneliti

Dalam rangka untuk memenuhi rasa ingin tahunya atau dalam upaya mengembangkan kemampuan profesional akademik dalam menopang tugas-tugas edukatif, secara metodologis dan substansial guru dapat melakukan penelitian dengan mengaplikasikan berbagai metode penelitian, seperti: penelitian korelasional, studi kasus, eksperimen, dan lain-lain. Namun dalam kenyataannya, hampir semua guru terkendala untuk melakukan penelitian-penelitian formal tersebut. Tuntutan mengajar 24 jam minggu pasti akan menjadikan guru sangat sibuk dengan tugas mengajarnya. Sehingga akan semakin sulit bagi guru meluangkan waktu untuk bereksperimen atau mengadakan survey, studi korelasional atau jenis-jenis penelitian formal yang lain. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research merupakan salah satu solusi tepat untuk mengatasi kendala guru pendidikan jasmani dalam meneliti. PTK merupakan model penelitian yang dilakukan dalam situasi riil natural setting, sehingga guru tidak perlu memisahkan antara waktu untuk meneliti dan waktu untuk mengajar. Keduanya dapat dilakukan secara bersama- sama. “Guru dapat melakukan penelitian pada saat mengajar. Guru dapat tetap mengajar pada saat meneliti”. Tidak ada alasan bagi guru pendidikan jasmani untuk berkata bahwa PTK itu sulit dan merepotkan, karena segala sesuatu yang terkait Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 5 dengan PTK pada prinsipnya telah dilaksanakan oleh setiap guru pendidikan jasmani, hanya saja belum sistematis sebagai bentuk aktivitas riset. Selama kariernya, guru pasti pernah menghukum siswa yang terlambat masuk kelas untuk memberikan efek jera, guru juga pernah memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan apresiasi tinggi selama mengikuti pelajaran. Hal-hal seperti itu sebenarnya merupakan bagian dari PTK yang mungkin selama ini belum didesain secara sadar dan sengaja oleh guru melalui perencanaan, pelakasanaan, observasi, dan refleksi. Dengan demikian, agar dapat melaksanakan sebuah PTK dengan baik, guru pendidikan jasmani hanya memerlukan pemahaman “sedikit” untuk menjadikan tugas-tugas mengajar dapat tersusun secara sistematis sebagai sebuah aktivitas riset. Sistematika PTK hanya memerlukan empat tahap utama yakni, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, pada hakikatnya merupakan proses unik interaksi antara guru, siswa, dan tujuan belajar. Interaksi yang demikian pasti akan “memaksa” setiap guru untuk terbiasa menyusun perencanaan, mengembangkan pelaksanaan, melakukan observasi, dan refleksi. Keempat komponen tersebut acapkali terlaksana dalam tataran yang terpisah satu dengan yang lain. Jika saja dapat menjadi sebuah rangkaian, maka rangkaian tersebut masih merupakan rangkaian tunggal- lurus, belum merupakan rangkaian berdaur-siklus cyclical. Konsep PTK adalah mengembangkan siklus-siklus yang mengarah pada usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Penguasaan PTK pada sisi yang lain dapat menampung ide-ide segar para guru pendidikan jasmani yang kreatif, baik dalam pengembangan media, metode, maupun asesmen. Banyak guru pendidikan jasmani yang kreatif, tetapi hasil kreativitasnya tidak secara optimal memberi kontribusi bagi proses pembelajaran, karena guru tidak menguasai tahapan-tahapan siklus yang benar dalam PTK. Kreativitas guru tersebut seharusnya dapat terprogram melalui tahap-tahap PTK yang Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 6 dirancang secara baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

4. Mengembangkan Kebiasaan Mencatat Menulis pada Guru Penjasorkes