Pengertian Go Publik Pengaruh ROE Return On Equity terhadap Harga Saham Pengaruh PER Price Earning Ratio terhadap Harga Saham

2.2.4. Go Publik

2.2.4.1. Pengertian Go Publik

Penawaran umum atau sering disebut Go Publik menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:40 adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten perusahaan yang Go Publik untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU pasar modal dan peraturan pelaksanaanya. Periode pasar perdana yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui agen penjual yang ditunjuk. Sedangkan pencatatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.

2.2.4.2. Manfaat Go Publik

Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:43 ada beberapa manfaat Go Publik yaitu : 1. Biaya Go Publik relatif murah 2. Pembagian deviden berdasarkan keuntungan 3. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme 4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.

2.2.5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Pada umumnya perusahaan menggunakan analisis fundamental untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Analisis Fundamental menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:55 adalah teknik yang mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara : a. Mengestimate nilai faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang. b. Menerangkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis perusahaan juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intiristik saham. Laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan public merupakan sumer informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental. Laporan keuangan mengambarkan aspek – aspek fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif. Laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca Menunjukkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada tanggal tertentu. 2. Laporan Laba Rugi Menunjukkan pendapatan, biaya – biaya dan hasil operasi perusahaan selama perusahaan tertentu. 3. Laporan arus kas Menunjukkan aliran kas dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama periode tertentu. Laporan keuangan tersebut kemudian di analisis atau yang disebut Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analysis. Salah satu Analisis Laporan Keuangan adalah analisis rasio keuangan Fakhruddin dan Hadianto 2001:58. Dalam bursa yang dinamis, tidak aneh jika harga saham bisa serentak naik atau turun dengan cepat. Gejala seperti ini sebenarnya hanya mencerminkan perubahan dari kondisi dan harapan. Kadang – kadang ada saat dimana sebuah saham secara terus menerus bereaksi terhadap perkembangan bursa yang positif atau negative. Tetapi perlu dicatat bahwa gejala seperti ini tidak merupakan gejala yang konstan dan dalam jangka waktu yang seterusnya. Pada dasarnya semakin tinggi harga saham yang diperdagangkan di pasar modal menunjukkan permintaan yang naik terhadap perusahaan tersebut. Naiknya permintaan saham suatu perusahaan cukup kuat dengan prospek jangka panjang dan sebaliknya harga saham semakin menurun bila permintaan saham tersebut turun. Dalam konteks teori menurut Anoraga dan Pakarti 2001:108, ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham : a. Analisis Fundamental Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga risiko yang harus ditanggung. Menurut Tandelilin 2001:231 menyatakan bahwa analisis fundamental dibagi menjadi tiga secara Top-down, yaitu analisis perusahaan, tahap pertama yang kita lakukan adalah analisis terhadap berbagai variabel ekonomi dan pasar modal. tahap selanjutnya, adalah analisis jenis industri untuk menentukan industri – industri mana saja yang menawarkan prospek yang paling menguntungkan dan tahap akhir yaitu analisis perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Hasil penilaian tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk membandingkan nilai intristik saham perusahaan tersebut dengan nilai pasarnya. Jika nilai pasar lebih rendah dari nilai intristiknya nilai sesungguhnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang Undervalued dan layak beli. Sebaliknya jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intiristiknya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang Overvalued dan layak jual. Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu : Earning Per Share EPS dan Price Earning Ratio P E perusahaan. ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengstimasi nilai intristik suatu saham. tujuan analisis fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intiristik perusahaan. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya di bayarkan dari earnings. Ketiga, ada hubungan antara perubahan earnings dengan perubahan harga saham. Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan yang paling murah didapatkan dibanding alternative informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan pada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earnings yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earnings perusahaan di masa datang. b. Analisis Teknikal Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan data – data lain. teknik ini mengabaikan hal – hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik sederhana dan Moving Average.

2.2.6. Rasio Keuangan

Menurut Moeljadi 2006:48 analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan analisis laporan keuangan yang mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Sebenarnya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, namun yang paling umum digunakan adalah analisis rasio yaitu rasio keuangan. Analisis tersebut akan memberikan gambaran atau pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Dalam analisis rasio ini terdapat lima kelompok rasio keuangan, yakni a Rasio Likuiditas, b Rasio Aktivitas, c Rasio Leverage, d Rasio Profitabilitas, e Rasio Nilai Pasar. Rasio keuangan tersebut akan di bahas satu – persatu.

A. Rasio Likuiditas

Adalah rasio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintrepetasikan posisi keuangan jangka pendek atau dapat dikatakan sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mengembalikan kewajiban jangka pendek. Rasio ini terdiri dari: a. Current Rasio Perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar dan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.. Aktiva lancar Curent Ratio= Hutang lancer b. Quick Rasio Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid atau yang mudah dicairkan. Aktiva lancar - Persediaan Quick Ratio = Hutang lancar c. Cash Ratio Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat segera di uangkan. Kas : Efek Cash Ratio = Hutang lancar

B. Rasio Aktivitas

Analis keuangan berkepentingan dengan rasio ini,yaitu untuk mengetahui sebarapa besar efisiensi investasi – investasi pada berbagai aktiva. Artinya sejauhmana sumber daya organisasi telah dimanfaatkan secara optimal. Rasio ini terdiri dari : a. Perputaran Persediaan Inventory Turn Over Perusahaan yang perputaran persediaannya semakin tinggi menunjukkan semakin efisien. Harga Pokok Penjualan Inventory Turn Over = Rata – rata Persediaan b. Tingkat Perputaran Aktiva Tetap Fixed Assets Turn Over Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin – mesin, perlengkapan kantor. Penjualan Fixed Assets Turn Over = Aktiva tetap bersih c. Perputaran Total Aktiva Total Assets Turn Over Menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Penjualan Total Assets Turn Over = Total aktiva d. Days Sales Outstaning menunjukkan rata – rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Terlalu tinggi rasio ini berarti kebijakan kredit terlalu liberal yang berakibat timbul bad debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu besar. Piutang X 360 Days Sales Outstaning = Penjualan kredit

C. Rasio Profitabitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini terdiri dari : a. Hasil Pengembalian atas Total aktiva Return On Assets Return On Assets atau Return On Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Laba Setelah Pajak Return On Assets = Total aktiva b. Hasil Pengembalian atas Modal Return On Equity Return On Equity yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Laba setelah pajak EAT Return On Equity = Modal sendiri c. Marjin laba atas Penjualan Net Profit Margin Rasio ini dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibagi dengan penjualan, Rasio ini dipengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi, rasio ini rendah dikarenakan turunnya penjualan. Laba setelah pajak Net Profit Margin = Penjualan d. Gross Profit Margin Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan. Laba Kotor Gross Profit Margin = Penjualan e. Operating Profit Margin Mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan. Laba Operasi Operating Profit Margin = Penjualan

D. Rasio Leverage

Rasio ini menunjukkan sejauhmana perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau dengan kata lain Financial Leverage menunjukkan proporsi atau penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaaan. Rasio ini meliputi : a. Total Hutang terhadap Modal Debt to Equity RasioDER Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan modal sendiri. Semakin kecil DER Debt to Equity Ratio semakin baik bagi perusahaan. Total Hutang Debt to Equity Ratio = Total Modal Sendiri b. Rasio Penutupan Time Interest Earned Rasio Rasio ini mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh menurunkan tanpa memperburuk keuangan perusahaan karena tidak mampu membayar bunga tahunan. Laba Operasi Time Interest Earned Rasio = Beban Bunga per Tahun c. Rasio Hutang Debt Rasio Mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dengan menggunakan total aktiva. Total Hutang Debt Ratio = Total Aktiva d. Fixed Charge Converage Ratio Mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembyaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa. EBIT : Bunga : Pembayaran Sewa Fixed Charge Converage Ratio = Bunga : Pembayaran Sewa

E. Rasio Nilai Pasar

Rasio ini menunjukkan bagian laba perusahaan, deviden, dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Rasio – rasio tersebut adalah: a. Price Earning Ratio PER Price Earning Ratio menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi. Harga Pasar Saham Biasa Price Earning Ratio = Earning Per Share b. Devidend Yield Deviden Yield menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan. Deviden yang di bayarkan perusahaan Devident Yield = Harga pasar per saham c. Devidend Payout Ratio Devidend Payout Ratio menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Deviden Per Saham Devidend Payout Ratio = Earning Per Share d. Earning Per Share Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning dimasa depan. Berdasarkan analisis terhadap laporan keuangan, investor bisa membandingkan antara nilai intiristik saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan untuk membeli dan menjual saham bersangkutan. Tandelilin,2001:233 EAT Earning Per Share = Jumlah Saham yang beredar

2.2.7. Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham

2.2.7.1. Pengaruh ROE Return On Equity terhadap Harga Saham

Tandelilin 2001:240 menyatakan bahwa dri sudut pandang investor ROE yang sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang di isyaratkan investor. Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal ROE maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham Fakhruddin dan Hadianto,2001:65. Menurut Widya dan Nurfauziah 2005:65 menunjukkan bahwa secara simultan dan partial ROE mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Menurut Subiyantoro dan Andreani 2003:179 menyatakan bahwa secara parsial ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

2.2.7.2. Pengaruh PER Price Earning Ratio terhadap Harga Saham

Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat investor atau para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka bersedia membeli saham perusahaan dengan harga lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham. Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh kepada para pemegang saham. Jogiyanto 2000 menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga saham terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal menilai harga saham terhadap kelipatan dari Earnings. Informasi PER mengidentifikasi besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan Tandelilin,2001:243. Menurut Widya dan Nurfauziah 2005:62 menunjukkan bahwa PER mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham.

2.2.7.3. Pengaruh DER Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham

Dokumen yang terkait

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 117

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PLASTIC AND GLASS YANG GO PUBLIC DI BEI.

0 1 102

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEJ.

1 5 125

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PLASTIC AND GLASS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

0 1 20

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BEI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

0 0 21

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21