Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

saham tersebut menunjukkan bahwa perusahaan kurang dapat memanfaatkan modalnya sendiri dalam menghasilkan laba. Hasil penelitian ini didukung oleh Nurmalasari 2008 dimana penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dimana saat laba bersih turun dan modal naik maka ROE akan turun. Hal ini berarti dari total modal yang ada tidak dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Dengan jumlah equity yang tinggi maka mengakibatkan banyak dana yang kurang produktif sehingga perlu adanya pengalokasian dana yang dapat mengakibatkan keuntungan, seperti memperluas lahan usaha. Dari sudut pandang investor, ROE bisa menjadi tolak ukur dalam pengambilan keputusan untuk menentukan investasi. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula harga saham suatu perusahaan dan semakin tinggi juga tingkat pengembalian nilai investasinya. Return On Equity ROE yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. semakin mampu perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham, maka semakin saham tersebut diinginkan untuk dibeli. Hal ini akan menyebabkan permintaan akan saham tersebut meningkat dan selanjutnya akan menyebabkan harga saham tersebut meningkat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.4.2. Pengaruh PER terhadap Harga Saham

Price Earning Ratio PER berpengaruh terhadap harga saham , tidak dapat diterima dengan tingkat signifikan lebih besar dari pada batas signifikan yang artinya rasio tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Widya dan Nurfauziah 2005 yang menyatakan PER berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Analisis harga saham ini menunjukkan bahwa harga pasar saham tidak selalu dipengaruhi oleh variabel ini, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu faktor fundamental dan teknikal. PER menunjukkan bagaimana analis sekuritas menilai suatu saham perusahaan. Semakin tinggi nilai PER, maka menunjukkan prospek perusahaan yang tinggi, dan adapun apabila terlalu tinggi maka PER dinilai tidak baik karena dimungkinkan harga saham tidak akan naik lagi karena capital gain akan menjadi lebih kecil. Price Earning Ratio merupakan indikator yang dapat dipergunakan untuk menentukan apakah harga saham tertentu dinilai tinggi atau rendah. PER yang tinggi dapat menunjukkan bahwa: 1. Investor mengharapkan pertumbuhan deviden yang tinggi. Dengan pertumbuhan deviden yang tinggi maka menarik minat para investor untuk membeli saham sehingga permintaan saham meningkat. Peningkatan permintaan saham akan menyebabkan harga sahm meningkat. 2. Saham memiliki risiko yang rendah sehingga investor tertarik dengan kembalian yang rendah. Dengan demikian permintaan saham yang beresiko rendah akan meningkat yang akan mengakibatkan harga saham tersebut naik. 3. Perusahaan diharapkan mampu mencapai pertumbuhan rata-rata, sementara dipihak lain mampu membagikan laba dalam proporsi yang besar. Pertumbuhan dan pembagian laba yang tinggi akan menumbuhkan minat para investor untuk membeli saham tersebut sehingga akan menaikkan permintaan saham dan pada akhirnya akan menaikkan harga saham. Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio PER yang tinggi menyebabkan harga saham yang tinggi, begitu sebaliknya Price Earning Ratio PER yang rendah menyebabkan harga saham yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.4.3. Pengaruh DER terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio DER berpengaruh tehadap harga saham, tidak dapat diterima dengan tingkat signifikan lebih besar dari pada batas signifikan yang artinya rasio tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nirawati 2003 yang menyatakan secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan pada pengujian Debt to Equity Ratio DER rasio ini tidak mampu digunakan untuk memprediksi harga saham dimasa mendatang, karena perusahaan dalam mengambil modal tidak hanya tergantung pada jumlah saham yang dibeli investor, tetapi perusahaan lebih memilih hutang untuk meningkatkan investasi ataupun volume penjualan dengan harapan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari biaya tetapnya. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Fakhrudin dan Hadianto 2001:61 dimana semakin tinggi DER berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya, semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan dan akan meningkatkan harga saham. Hubungan positif dari DER terhadap harga saham tidak sesuai dengan prediksi atau dugaan semula berdasarkan teori. Dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa semakin besar perentase penggunaan hutang akan mengurangi peran dari penggunaan modal sendiri dan akan meningkatkan harga saham. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan Real Estate and Property dalam penggunaan hutang yang dimiliki digunakan oleh perusahaan tersebut bisa saja dimanfaatkan untuk pengembangan usaha ekspansi usaha sehingga modal hutang dialokasikan ke operasional perusahaan dalam pembiayaan produksi sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri dengan menggantungkan permodalan perusahaan terhadap pihak luar. Dengan pengembangan usaha dan peningkatan produksi tersebut diharapkan menghasilkan laba yang meningkat pula sehingga nilai perusahaan pun turut meningkat serta investor tertarik untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut dan harga saham pun juga akan meningkat. Dengan hutang yang digunakan maka tingkat risiko juga akan semakin tinggi, hal tersebut menarik investor yang suka dengan risiko yang tinggi dengan harapan semakin tinggi risiko maka return yang diharapkan juga akan semakin tinggi. Investor dengan kriteria ini yang memiliki keberanian untuk menanamkan modal dan tak terpengaruh seberapa besar hutang yang diambil asalkan perusahaan tersebut memiliki return yang tinggi pula. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.4.4. Pengaruh EPS terhadap Harga Saham

Earning Per Share EPS berpengaruh terhadap harga saham, dapat diterima dengan tingkat signifikan lebih kecil dibandingkan batas signifikan yang artinya rasio tersebut memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan adanya pengaruh signifikan positif antara Earning Per Share terhadap harga saham artinya calon investor lebih memperhatikan EPS dalam pembelian saham,maka pimpinan perusahaan perlu memperhatikan dan dapat meningkatkan EPS diatas rata-rata industri sehingga hal ini meningkatkan harga sahamnya di pasar modal. Sesuai dengan teori Darmadji dan Fakhrudin 2001:139 semakin tinggi nilai EPS merupakan hal yang menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, maka pemegang saham akan tertarik membeli saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham. Hal ini mendukung penelitian ini. Earning Per Share EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Dengan menggunakan rasio EPS, investor dapat mengetahui besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan per lembar saham maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaan, dengan semakin membaiknya kinerja perusahaan yang diakibatkan dari tingginya tingkat EPS hal ini dapat mempengaruhi harga saham Tandelilin,2001:232. Jadi dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara perubahan EPS terhadap perubahan harga saham.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh anatara Return on Equity, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share terhadap harga saham perusahaan Real Estate and Property yang terdartar di BEI tahun 2007 sampai 2009. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : a. Bahwa Return on Equity, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio tidak dapat atau tidak mempunyai kemampuan untuk menilai harga saham pada perusahaan Real Estate and Property. b. Bahwa Earning Per Share dapat atau mampu untuk menilai harga saham pada perusahaan Real Estate and Property.

5.2. Saran

a. Bagi Perusahaan Industri Real Estate and Property merupakan industri yang berkembang dengan baik, kemampuan dalam menghasilkan laba sangat mempengaruhi terhadap peningkatan harga sahamnya, dengan demikian laba sangat penting diperhatikan oleh investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan membeli saham di Industri Real Estate and Property. b. Bagi Investor Dapat mempertimbangkan faktor-faktor diatas sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi pembelian saham, disamping itu dapat memberikan gambaran prospek kedepan suatu perusahaan, mempertimbangkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang diperoleh dalam berinvestasi saham tentunya risk juga semakin besar. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini menghasilkan analisa rasio ROE, PER, dan DER merupakan variabel yang tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham dan hanya rasio EPS yang memiliki pengaruh terhadap harga saham, oleh sebab itu penelitian selanjutnya agar menggunakan variabel lain yang dapat diteliti untuk lebih mengetahui variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 117

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PLASTIC AND GLASS YANG GO PUBLIC DI BEI.

0 1 102

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEJ.

1 5 125

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PLASTIC AND GLASS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

0 1 20

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BEI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

0 0 21

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21