2.2.5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Pada umumnya perusahaan menggunakan analisis fundamental untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Analisis
Fundamental menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:55 adalah teknik yang mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang
dengan cara : a.
Mengestimate nilai faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang.
b. Menerangkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham. Analisis perusahaan juga sering disebut dengan analisis perusahaan
karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intiristik saham. Laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan public
merupakan sumer informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental. Laporan keuangan mengambarkan aspek
– aspek fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif. Laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
Menunjukkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Menunjukkan pendapatan, biaya – biaya dan hasil operasi perusahaan selama perusahaan tertentu.
3. Laporan arus kas
Menunjukkan aliran kas dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama periode tertentu.
Laporan keuangan tersebut kemudian di analisis atau yang disebut Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analysis. Salah satu
Analisis Laporan Keuangan adalah analisis rasio keuangan Fakhruddin dan Hadianto 2001:58.
Dalam bursa yang dinamis, tidak aneh jika harga saham bisa serentak naik atau turun dengan cepat. Gejala seperti ini sebenarnya hanya
mencerminkan perubahan dari kondisi dan harapan. Kadang – kadang ada saat dimana sebuah saham secara terus menerus bereaksi terhadap
perkembangan bursa yang positif atau negative. Tetapi perlu dicatat bahwa gejala seperti ini tidak merupakan gejala yang konstan dan dalam jangka
waktu yang seterusnya. Pada dasarnya semakin tinggi harga saham yang diperdagangkan di
pasar modal menunjukkan permintaan yang naik terhadap perusahaan tersebut. Naiknya permintaan saham suatu perusahaan cukup kuat dengan
prospek jangka panjang dan sebaliknya harga saham semakin menurun bila permintaan saham tersebut turun.
Dalam konteks teori menurut Anoraga dan Pakarti 2001:108, ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham :
a. Analisis Fundamental
Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan
mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya
nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan
hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga risiko yang harus ditanggung.
Menurut Tandelilin 2001:231 menyatakan bahwa analisis fundamental dibagi menjadi tiga secara Top-down, yaitu analisis
perusahaan, tahap pertama yang kita lakukan adalah analisis terhadap berbagai variabel ekonomi dan pasar modal. tahap selanjutnya, adalah
analisis jenis industri untuk menentukan industri – industri mana saja yang menawarkan prospek yang paling menguntungkan dan tahap akhir yaitu
analisis perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor.
Hasil penilaian tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk membandingkan nilai intristik saham perusahaan tersebut dengan nilai
pasarnya. Jika nilai pasar lebih rendah dari nilai intristiknya nilai sesungguhnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang
Undervalued dan layak beli. Sebaliknya jika harga pasar saham lebih
tinggi dari nilai intiristiknya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang Overvalued dan layak jual.
Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental
yaitu : Earning Per Share EPS dan Price Earning Ratio P E perusahaan. ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen
tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengstimasi nilai intristik suatu saham. tujuan analisis
fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intiristik perusahaan. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya di bayarkan
dari earnings. Ketiga, ada hubungan antara perubahan earnings dengan perubahan harga saham.
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis
informasi yang paling mudah dan yang paling murah didapatkan dibanding alternative informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan
keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan pada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah
dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earnings yang telah dicapai
perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan
berguna, karena bisa menggambarkan prospek earnings perusahaan di masa datang.
b. Analisis Teknikal Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya
data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana
kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis jangka pendek dan jangka
menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan data – data lain. teknik ini
mengabaikan hal – hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik sederhana dan Moving
Average.
2.2.6. Rasio Keuangan