12 daya yang rendah untuk koneksitas antara peralatan dengan konsumsi daya
baterai hingga beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun.
2.3.1 Prinsip Kerja IEEE 802.15.4Zigbee
ZigBee memanfaatkan penuh kelebihan dari physical radio yang amat berguna dari standar IEEE 802.15.4. ZigBee menambahkan jaringan logika, keamanan
security dan perangkat aplikasinya Application Software.
2.3.1.1 Stack Protocol
Stack protocol pada ZigBee terdiri atas PHY dan MAC layer dari IEEE, NetworkSecurity layer serta Application framework dari ZigBee Alliance flatform
serta ApplicationProfiles yang bisa berasal dari ZigBee atau OEM Fitur dari Stack Protocol Zigbee seperti:
- Mudah diaplikasikan dengan mikrokontroler berkapasitas rendah seperti
mikrokontroler 8 bit 80C51 dari ATMEL. -
Memiliki stack protocol yang sangat Compact. -
Mendukung hingga slave yang amat sederhana sekalipun.
Gambar 2.5
Struktur Stack Protokol ZigBee [7]
2.3.2 Keuntungan Menggunakan Zigbee
Keunggulan utama dari ZigBee adalah berdaya rendah low power sehingga meskipun hanya disuplai dengan baterai biasapun mampu untuk dihidupkan,
melakukan pengecekan, mengirim data dan mematikan hanya dalam waktu kurang dari 30 ms [7]. Ini akan membuat baterai menjadi tahan lama. Jika sebuah titik
disusun untuk penggunaan frame beacon dan GTS saja maka waktu on-air bisa ditekan hingga 3 ms. Hal ini bisa dicapai dengan hanya sebuah IC transceiver dengan
fungsi PHY dan MAC serta pekerjaan ringan yang cukup dijalankan dengan mikrokontroler 8 bit. Keperluan memori flash ZigBee berkisar antara 16 hingga 60
KB bergantung dari kerumitan peralatan, fitur dari stack serta apakah sebuah perangkat RFD Reduced-Function Device atau FFD Full-Function Device.
13
14
2.4 Routing Protocol
Routing protocol adalah protocol atau aturan yang menentukan bagaimana router berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dalam menyebarkan informasi,
yang memungkinkan router untuk memilih rute pada jaringan komputer [8]. Pemilihan route dilakukan berdasarkan routing protocol yang digunakan. Pada
jaringan ad hoc ada dua tipe routing protocol yaitu:
1. Proaktif atau Table Driven Routing Protocol. Pada table driven routing protocol proactive routing protocol, masing-masing
node memiliki routing table yang lengkap. Artinya sebuah node akan mengetahui semua route ke node lain yang berada dalam jaringan tersebut. Setiap node akan
melakukan update routing table yang dimilikinya secara periodik sehingga perubahan topologi jaringan dapat diketahui setiap interval waktu tersebut.
Contoh table driven routing: DSDV Destination Sequenced Distance Vector, CGSR Clusterhead Gateway Switch Routing, dan WRP Wireless Routing Protocol.
2. Reaktif atau On Demand Routing Protocol
Pada on demand routing protocol reactive routing protocol, proses pencarian route hanya dilakukan ketika node sumber membutuhkan komunikasi dengan node
tujuan. Jadi routing table yang dimiliki oleh sebuah node berisi informasi route ke node tujuan saja. Contoh on demand routing: AODV Ad Hoc On-Demand Distance
Vector, DSR Dynamic Source Routing, TORA Temporally Ordered Routing Algorithm, SSR Signal Stability Routing, dan ASR Associativity Based Routing.
2.4.1 Routing Protocol Dynamic Source Routing
Dynamic Source Routing DSR termasuk dalam kategori on demand routing protocol reactive routing protocol karena algoritma routing ini menggunakan
15 mekanisme source routing [7]. Protokol ini terdiri dari dua fase utama, route
discovery dan route maintenance. DSR hampir mirip dengan AODV karena membentuk route on demand namun menggunakan source routing bukan routing
table pada intermediate device. Protokol ini benar-benar berdasarkan source routing dimana semua informasi routing dipertahankan terus diperbarui pada mobile node.
2.4.1.1 Route Discovery
Route discovery adalah suatu mekanisme pada DSR yang berfungsi untuk melakukan pencarian jalan path secara dinamis dalam jaringan ad hoc, baik secara
langsung di dalam range transmisi ataupun dengan melewati beberapa node intermediate [7]. Ketika sebuah node memiliki paket yang harus dikirimkan ke tujuan
tertentu, node tersebut akan melihat ke route cache untuk memastikan apakah node tersebut sudah memiliki source routing ke tujuan tersebut.
Jika node tersebut masih memiliki routing tersebut, maka node itu akan menggunakannya untuk mengirim paket tersebut. Di sisi lain, jika node tersebut tidak
memiliki source routing seperti yang dimaksud, maka node tersebut akan memulai pencarian dengan melakukan broadcasting yang berisi paket permintaan routing.
Pesan permintaan ini berisi alamat tujuan beserta alamat node sumber nomor identifikasi yang unik.
Setiap node yang menerima pesan tersebut akan mengecek apakah ia mengetahui alamat tujuan yang dimaksud dari pesan tersebut. Jika tidak, maka node tersebut akan
menambahkan alamat sendiri pada route record dan meneruskan paket tersebut ke node yang terhubung dengannya. Untuk membatasi jumlah route request yang
disebarkan pada link keluar dari sebuah node, maka sebuah mobile node hanya meneruskan permintaan route jika route request belum terlihat oleh mobile node
tersebut dan alamat mobile node belum muncul dalam route record. Route reply dihasilkan ketika salah satu route request telah mencapai tujuan itu sendiri atau ketika
mencapai node intermediate yang berisi route cache ke tujuan yang belum sampai. Pada saat paket telah mencapai tujuan
16 atau node intermediate, paket tersebut berisi route record yang berisi informasi
hop yang dilalui.
Gambar 2.6 Pembangunan route record selama route discovery [8]
Gambar 2.5 mengilustrasikan node “1” mengecek routing cache sendiri, lalu
mengirimkan sebuah permintaan route ke node ”2” berisi alamatnya sendiri, yaitu
alamat tujuan dan nomor unique sequence untuk deteksi loop. Node yang menerima mengecek cache untuk route menuju tujuan. Jika tidak berisi route, maka node akan
menambahkan alamatnya sendiri ke paket dan meneruskannya.
2.4.1.2 Route Maintenance
Route maintenance terjadi jika terdapat kesalahan dalam pengiriman paket dan adanya notifikasi dari node lain. Hal ini terjadi ketika data link layer menemukan
masalah yang fatal. Sumber akan selalu terganggu ketika ada jalur yang terpotong [7]. Ketika ada sebuah kesalahan paket yang diterima, hop yang ada dalam cache route
dihapus dan semua route yang memiliki hop tersebut akan dipotong pada saat itu juga. Selain untuk memberitahukan pesan kesalahan, notifikasi juga digunakan untuk
memverifikasi operasi yang benar dari link route. Keuntungan penggunaan DSR ini adalah intermediate node tidak perlu
memelihara secara up to date informasi routing pada saat melewatkan paket, karena setiap paket selalu berisi informasi routing di dalam header. Routing jenis ini juga
menghilangkan proses periodic route advertisement dan neighbor detection yang dijalankan oleh routing ad hoc lainnya. Dibandingkan dengan on demand routing
lainnya, DSR memiliki kinerja yang paling baik dalam hal
17 throughput, routing overhead pada paket dan rata-rata panjang path, akan
tetapi DSR memiliki delay waktu yang buruk bagi proses untuk pencarian route baru. Protokol ini menggunakan pendekatan reactive, sehingga menghilangkan
kebutuhan untuk membanjiri jaringan yang melakukan update tabel seperti yang terjadi pada pendekatan table driven. Node intermediate juga memanfaatkan route
cache secara efisien untuk mengurangi kontrol overhaead. Kerugian dari routing ini adalah mekanisme route maintenance tidak dapat
memperbaiki link yang rusak atau down. Informasi route cache yang kadaluwarsa juga bisa mengakibatkan inkonsistensi selama fase rekonstruksi route. Penggunaan
routing ini akan sangat optimal pada jumlah node yang kecil atau kurang dari 200 node. Untuk jumlah yang lebih besar akan mengakibatkan collision antar paket dan
menyebabkan bertambahnya delay waktu pada saat akan membangun koneksi baru. [7]
1. Next header
8-bit selector. Mengidentifikasi tipe header dengan segera bersama dengan DSR options header. Menggunakan value yang sama dengan IPv4 Protocol field
[RFC1700] jika tidak ada header yang dimaksud, maka identifikasi dilanjutkan. Header harus memiliki value 59 No Next Header [RFC2460].
2. Flow state header F
Flag bit harus di set 0. Bit ini diatur dalam DSR Flow State dan diperjelas di DSR Options header.
3. Reserved
Harus dikirim 0 dan diabaikan pada penerimaan 4.
Payload length Panjang dari DSR options header, 4-octet fixed portion. Nilai dari field Payload
Length mendefinisikan panjang total dari semua pilihan yang dibawa dalam DSR options header.
5. Options
18 Variable-length field, panjang dari Options field ditentukan oleh Payload Length
field di dalam DSR Options header. Berisi satu atau lebih potongan-potongan informasi opsional DSR options dikodekan dalam format type-length-value
TLV.
Gambar 2.7 Route Maintenance [8]
Gambar 2.6 menjelaskan sebuah route replay akan dikirimkan kembali, jika sebuah node menemukan rute sebenarnya menuju node tujuan. Jika ada suatu node
yang bukan merupakan node tujuan, maka akan menambah cached route ke pesan route replay. Pada gambar 2.6, node
“4” tidak lagi pada jangkauan transmisi dari node “2”. Rute “1,2,4,7” tidak bisa diambil, maka rute lainnya yang disimpan pada node
“1” yaitu “1,2,3,5,6,7” harus digunakan.
2.4.2 Routing Protocol Temporally Ordered Routing Algorithm
Temporally Ordered Routing Algorithm TORA adalah routing protocol terdistribusi didasarkan pada algoritma pembalikan link [9]. TORA sangat cocok
untuk kondisi jaringan yang selalu berubah-ubah.
Node
pengirim menyediakan beberapa
route
menuju
node
tujuan, sehingga jika satu
route
gagal, maka dapat menggunakan
route
lain. Dengan adanya banyak route dari node pengirim, pengiriman paket data tidak akan terganggu saat pertama kali
terjadinya perubahan jaringan. Terjadi 3 proses di dalam protokol ini, yaitu
route creation, route maintenance, dan route
erasure
.
Gambar 2.8 Proses route creation [9]
Gambar 2.7 menjelaskan jika suatu node ingin mengirimkan suatu paket ke node yang lain, maka node tersebut akan memeriksa apakah memiliki catatan
mengenai route menuju titik yang diinginkan. Apabila terdapat catatan mengenai route yang dimaksud, m a k a paket akan dikirimkan melalui route tersebut. Apabila
tidak ditemukan route yang diinginkan, proses route creation akan dilakukan. Pertama paket R oute Request RREQ dikirimkan secara broadcast. Paket
RREQ berisi alamat node sumber, alamat node tujuan, dan bilangan unik untuk identifikasi. Setiap node yang menerima RREQ kemudian memeriksa catatan route
yang dimilikinya, apakah route yang diinginkan oleh pengirim paket permintaan route ada atau tidak. Jika ternyata tidak ditemukan route yang dimaksud, maka node
yang menerima RREQ akan menambahkan alamat ke dalam paket untuk kemudian melakukan broadcast kembali paket tersebut ke node yang lain atau node tetangga
sampai ditemukan route menuju ke arah node tujuan. Ketika RREQ berhasil sampai ke node tujuan, node tersebut akan mengirimkan
paket Route Reply RREP kepada node sumber yang meminta route. Paket RREP berisi catatan semua node yang dilewati oleh paket permintaan route RREQ mulai
dari awal sampai node tujuan. Untuk route maintenance, TORA memiliki dua macam paket, yaitu paket error dan paket pemberitahuan.
19
Gambar 2.9 Proses route maintenance [9]
Gambar 2.8 menunjukkan bahwa di saat suatu node menemukan kesalahan transmisi pada lapisan data link, node tersebut akan mengirimkan paket error ke
jaringan. Node yang menerima paket tersebut akan menghapus catatan route yang berkaitan dengan node pengirim paket error. Node sumber paket error melakukan
broadcast RREQ kembali sampai ditemukan route yang benar menuju node tujuan sedangkan paket pemberitahuan digunakan untuk memeriksa kebenaran proses suatu
route. Pada proses route erasure, TORA membanjiri seluruh jaringan dengan clear
packet CLR untuk menghapus route yang tidak valid. Sebagai gambarannya, Tabel 2.2 menunjukkan parameter yang diatur untuk routing protocol TORA yang
diperoleh dari referensi.
Tabel 2.2 Parameter TORA [10].
Parameter Nilai
Mode Operasi On-demand
Opt transit interval 300s
Ip packet discard 10s
2.5 Quality Of Service
20
21
Quality of Service QoS adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang
berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data [11]. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan,
delay, jitter, probabilitas packet dropping danatau bit error rate BER dapat dijamin
. Jaminan QoS penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk
aplikasi streaming multimedia secara real-time seperti voice over IP, game online dan IP-TV. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan. Sebuah jaringan
atau protokol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak traffic dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan.
Sebuah layanan atau jaringan best effort tidak mendukung kualitas layanan. Sebuah alternatif untuk mekanisme kontrol QoS adalah untuk menyediakan
komunikasi berkualitas tinggi melalui jaringan best effort oleh pengadaan kapasitas yang lebih sehingga cukup untuk puncak beban trafic yang diharapkan.
2.5.1 Parameter Kinerja Jaringan
Pada jaringan paket yang berpindah-pindah, kualitas layanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat dibagi menjadi faktor manusia dan faktor teknis[11].
Faktor-faktor manusia meliputi: stabilitas layanan, ketersediaan layanan, delay, dan informasi pengguna. Faktor-faktor teknis meliputi: realibility, scalability,
effectiveness, maintainability, Grade of Service GOS, dan lain-lain. Terdapat banyak hal bisa terjadi pada paket ketika paket melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang
mengakibatkan masalah-masalah berikut dilihat dari sudut pandang pengirim dan penerima, atau yang sering disebut sebagai parameter-parameter QoS:
Throughput
Throughput diartikan sebagai laju data aktual per satuan waktu. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena throughput memang bisa
disebut sebagai bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat tetap, sementara throughput sifatnya dinamis tergantung trafik yang
22 sedang terjadi. Throughput mempunyai satuan Bps Bits per second. Rumus
untuk menghitung throughput adalah :
Throughput = 2.1
Packet Delivery Ratio
Packet delivery ratio adalah rasio antara banyaknya paket yang diterima oleh tujuan dengan banyaknya paket yang dikirim oleh sumber. Rumus untuk menghitung
packet delivery ratio :
PDR= x 100 2.2
Delay
Delay adalah jeda waktu antara paket pertama dikirim dengan paket tersebut diterima [11]. Mungkin dibutuhkan waktu yang lama bagi sebuah paket untuk
mencapai tujuan, karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil rute yang lain untuk menghindari kemacetan. Dalam beberapa kasus, penundaan yang berlebihan
dapat membuat aplikasi seperti VoIP atau online game tidak dapat digunakan. Ada dua jenis delay, yaitu :
a. End-to-end delay
Selisih waktu pengiriman sebuah paket saat dikirimkan dengan saat paket tersebut diterima pada node tujuan.
b. Average delay jaringan
Rata – rata delay jaringan dari keseluruhan waktu pengiriman.
Jitter
Paket dari sumber akan mencapai tujuan dengan berbagai penundaan [11]. Sebuah paket delay bervariasi dengan posisinya dalam antrian dari router sepanjang
jalur antara sumber dan tujuan dan posisi ini dapat bervariasi secara tak terduga. Variasi dalam penundaan ini di kenal sebagai jitter dan dapat
ukuran data yang diterima waktu pengiriman data
paket yang diterima paket yang dikirim
23 mempengaruhi kualitas streaming audio dan atau video. Ada dua jenis jitter,
yaitu : a.
One way jitter = end to end delay
n
– end to end delay
n-1
b. Inter arrival jitter = t
terima
– t
terima –1
Routing Overhead
Routing overhead adalah rasio antara jumlah paket routing dengan paket data yang berhasil diterima.
2.6 Network Simulator
Network simulator NS adalah suatu object-oriented interpreter dan discrete event-driven yang dikembangkan oleh University of California Berkeley dan USC ISI
sebagai bagian dari proyek Virtual Internet Testbed VINT. NS merupakan eventdriven simulation tool yang terbukti berguna dalam pembelajaran perilaku
jaringan internet. NS bersifat open source di bawah Gnu Public License GPL. Sifat open source juga mengakibatkan pengembangan NS menjadi lebih dinamis [12].
Selain itu dengan sifat yang open source tersebut, sehingga NS dapat diunduh dan digunakan secara gratis. NS juga dapat dijalankan dengan menggunakan sistem
operasi windows dengan menambahlan cygwin sebagai linux environment. Ada beberapa keuntungan menggunakan NS sebagai perangkat lunak simulasi
pembantu analisis dalam riset, antara lain adalah NS dilengkapi dengan tool validasi. Tool ini digunakan untuk menguji kebenaran pemodelan yang ada pada NS. Secara
default, semua pemodelan NS akan dapat melewati proses validasi ini. Pemodelan media, protocol, dan komponen jaringan yang lengkap dengan perilaku trafiknya
sudah disediakan pada library NS.
2.6.1 Struktur NS
NS dibangun menggunakan metode object oriented dengan bahasa C++ dan OTcl variant object oriented dari Tcl seperti terlihat pada Gambar 2.9
24
Gambar 2.10 Skema NS [12]
NS 3 menginterpretasikan script simulasi yang ditulis dengan OTcl. Seorang user harus mengatur komponen-komponen seperti objek penjadwalan event, library
komponen jaringan, dan library modul setup pada lingkungan simulasi [9]. User menuliskan simulasinya dengan script OTcl, dan menggunakan komponen
jaringan untuk melengkapi simulasinya. Jika user memerlukan komponen jaringan baru, maka user dengan bebas untuk menambahkan dan mengintegrasikan pada
simulasinya atau pada NS 2. Sebagian dari NS 3 ditulis dalam Bahasa C++ dengan alasan bahasa
pemrograman tersebut lebih efisien karena sudah banyak di kenal. Jalur data data path, ditulis dalam bahasa C++, dipisahkan dari jalur kontrol control path, ditulis
dalam bahasa OTcl. Objek jalur data dikompilasi, kemudian diterjemahkan menjadi objek dan variabel pada OTcl melalui OTcl linkage tclcl yang memetakan metode
dan variabel pada C++. Objek C++ dikontrol oleh objek OTcl. Hal ini memungkinkan penambahan metode dan variabel pada C++ yang dihubungkan dengan objek OTcl.
Hirarki linked class pada C++ memiliki korespondansi dengan OTcl,
OTcl Script Simulation
Program NS Simulator Library
- Event Scheduler
- Network Components
- Network Setup
Analysis
NAM Network
Animator
Results Trace files
OTcl Interpreter with object-oriented extensiens
25 Hasil yang dikeluarkan oleh NS 3 berupa file trace yang harus diproses dengan
menggunakan tool lain, seperti Network Animator NAM, perl, awk, atau gnuplot
2.6.2 Fungsi NS
Beberapa fungsi yang tersedia pada NS 3 adalah untuk jaringan kabel atau tanpa kabel, tracing, dan visualisasi, yaitu [12] :
1. Mendukung jaringan kabel, seperti routing protocol, protokol transport, trafik,
antrian dan Quality of Service QoS. 2.
Mendukung jaringan tanpa kabel wireless, seperti routing protocol ad hoc: AODV, DSR, DSDV, TORA; Jaringan hybrid; Mobile IP; Satelit; Senso-MAC;
Model propagasi: two-ray ground, free space, shadowing 3.
Tracing 4.
Visualisasi.
2.7 User Datagram Protocol
Sebagian besar aplikasi multicast menggunakan protokol UDP dibandingkan dengan protokol TCP, dimana protokol TCP umum digunakan pada transmisi unicast.
UDP menawarkan “best effort delivery” dan tidak menawarkan fungsi-fungsi yang dimiliki TCP, seperti kehandalan reliability, flow control, dan fungsi error
recorvery [13]. UDP melakukan pengiriman informasi yang tidak membutuhkan kehandalan.
Walaupun pengiriman dengan UDP kurang handal dibandingkan dengan protokol TCP, pengiriman data dengan UDP mengurangi overhead jaringan. Hal ini
disebabkan karena ukuran header paket UDP yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan header TCP. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan ukuran header UDP
dengan TCP, dimana header UDP memiliki ukuran 8 byte, sedangkan header TCP memiliki ukuran 20 byte.
26
Gambar 2.11 UDP Datagram [13]
Pada protokol UDP, masalah kehandalan diserahkan pada protokol di layer application. Protokol ini sangat bergantung pada protokol layer yang lebih tinggi
untuk menangani error dan melakukan pengiriman ulang data. UDP tidak menggunakan ack, tidak mengurutkan segmen dan dirancang untuk aplikasi yang
tidak memerlukan urutan segmen. Protokol ini juga tidak menjamin bahwa segmen akan sampai disisi penerima dengan baik sehingga protokol disebut sebagai protokol
yang tidak handal. UDP tidak membuat virtual circuit dan juga tidak menghubungi tujuan sebelum mengirimkan informasi, sehingga disebut dengan connection-less.
Protokol UDP beranggapan bahwa aplikasi akan menggunakan metode kehandalannya sendiri, sehingga pada UDP tidak terdapat fungsi kehandalan. Hal ini
memberikan pilihan kepada pengembang aplikasi apakah akan menggunakan TCP untuk kehandalan UDP untuk kecepatan transfer.
2.8 Bit Rate
Bit rate adalah jumlah bit yang diproses per satu satuan waktu. Bit rate dapat disamakan dengan transfer speed, kecepatan koneksi, bandwidth, throughput
maksimum. Bit rate juga bisa diartikan sebagai jumlah bit yang diproses dalam satu satuan waktu untuk mewakili media yang kontinu seperti video dan audio setelah
dilakukannya kompresi. Satuannya adalah bit per second bps [13]. Terdapat 2 jenis bit rate, yaitu Constant Bit Rate CBR dan Variable Bit Rate VBR.
27
2.8.1 Constant Bit Rate
Constant Bit rate CBR adalah istilah yang digunakan di telekomunikasi berkaitan dengan mutu pelayanan. CBR merupakan video bit rate yang selalu konstan
sesuai kompleksitas konten yang sedang berlangsung pada suatu waktu [13]. Pada CBR konten kompleks encode pada kualitas encode rendah sedangkan konten
sederhana encode pada kualitas encode tinggi untuk mempertahankan bit rate agar tetap dapat berjalan konstan.
CBR tidak akan menjadi pilihan yang optimal untuk sebuah penyimpanan yang mengalokasikan cukup data untuk bagian yang kompleks menghasilkan kualitas yang
terdegradasi sementara data terbuang pada bagian sederhana. Masalah tidak mengalokasikan cukup data untuk bagian yang kompleks dapat dipecahkan dengan
memilih bit rate tinggi misal 256 kbits atau 320 kbits untuk memastikan bahwa tidak akan ada cukup bit untuk seluruh proses encoding, meskipun ukuran file pada
akhirnya akan proporsional yang lebih besar. Dalam kasus video streaming sebagai CBR, sumber bisa berada dibawah target
data rate CBR. Jadi dalam rangka untuk menyelesaikan aliran itu, perlu untuk menambahkan paket isian untuk mencapai data rate yang diinginkan. Paket ini benar-
benar netral dan tidak mempengaruhi aliran. Untuk menjaga CBR seluruh file, bagian yang sulit misal, bagian yang mengandung pemisahan relatif lebar stereo, dapat
dikodekan dengan lebih sedikit dari jumlah bit yang optimal. Ketika encoding bagian- bagian yang mudah misal, pemisahan stereo yang relatif sempit, CBR menggunakan
potongan-potongan yang lebih dari yang diperlukan untuk mempertahankan kecepatan bit konstan. Akibatnya, bagian-bagian sulit mungkin mengalami penurunan
kualitas, sementara bagian-bagian yang mudah mungkin termasuk potongan-potongan yang tidak terpakai.[13]
Menggunakan CBR ketika perlu untuk membatasi audio file atau menghasilkan ukuran file yang konsisten dan dapat diprediksi. CBR menghasilkan ukuran file yang
diprediksikan mudah dengan mengalikan kecepatan bit dengan
28 durasi. Sebagi contoh, 128 k 16lksec bit rate file audio yang adalah 30 detik
dalam durasi menghasilkan file 480k.