42 3.Routing Overhead
packet_recieve packet_send
2.557779024 2.556838879 = 1.000368 bps Untuk mengetahui bahwa data yang diterima tersebut merupakan data yang
dikirim adalah dengan melihat pada file trace dengan ketentuan apakah 19=”AGT”,
35=”cbr”, 39=”0” dan 41=”1” pada 1=”r” sama dengan 19=”AGT”, 35=”cbr”, 39=”0” dan 41=”1” pada 1=”s”. Seperti ditunjukkan pada potongan file trace
berikut ini.
s -t 3.057178456 -Hs 1 -Hd -2 -Ni 1 -Nx 456.93 -Ny 746.80 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl
AGT -Nw --- -Ma 0 -Md 0 -Ms 0 -Mt 0 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 512 -If 0 -Ii 1 -Iv 32
-Pn cbr -Pi 1 -Pf 0 -Po 5
r -t 3.086723552 -Hs 2 -Hd 2 -Ni 2 -Nx 657.07 -Ny 12.23 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl AGT
-Nw --- -Ma 13a -Md 2 -Ms 1d -Mt 800 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 510 -If 0 -Ii 1 -Iv
26 -Pn cbr -Pi 1 -Pf 5 -Po 5
4.3 Hasil Dan Analisis
Penghitungan dilakukan untuk mengukur throughput, delay, jitter, packet data ratio, packet loss, dan routing overhead dalam jaringan menggunakan routing
protocol TORA dan DSR. Selanjutnya analisis dilakukan dari hasil penghitungan tersebut.
4.3.1 Throughput
Throughput adalah jumlah data digital per waktu unit yang dikirimkan dari satu node ke node yang lain dalam suatu jaringan. Throughput akan semakin baik jika
nilainya semakin besar. Besarnya throughput akan memperlihatkan kualitas dari kinerja routing protocol tersebut. Karena itu throughput dijadikan sebagai indikator
untuk mengukur performansi dari sebuah routing protokol. Rata-rata throughput pada routing protocol TORA dan DSR ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.2.
43 Tabel 4.3 Hasil penghitungan rata-rata throughput
routing TORA dan DSR.
Gambar 4.2 Grafik pengaruh penambahan jumlah node dan jumlah koneksi terhadap rata- rata throughput pada routing TORA dan DSR.
Dari grafik hasil simulasi pada Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai throughput DSR lebih besar nilainya dibanding dengan TORA, dikarenakan banyaknya proses routing
yang terjadi, sehingga ukuran atau jumlah data yang dikirimkan ikut besar juga.
4
.3.2 Delay Waktu Tunda
Delay adalah waktu yang dibutuhkan paket dalam jaringan dari saat paket dikirim sampai ack diterima oleh node yang mengirimkan paket tersebut. Delay
merupakan suatu indikator yang cukup penting untuk diuji dalam protokol TORA dan DSR, karena besarnya sebuah delay dapat memperlambat kinerja dari routing
10 node 25 node
50 node
1 koneksi 5 koneksi
10 koneksi
1 koneksi 5
koneksi 10
koneksi 1
koneksi 5
koneksi 10
koneksi
TORA 0,1273507
0,09137 131147,1
385766,7 203847,2
173637,88 402532,6
213639,9 273710,43
DSR 250527,2
2,33894 217497,5
393405,02 295819,1
274476,9 347602
280475,7 172747,99
44
protocol tersebut. Delay yang diuji adalah seluruh koneksi yang terjadi selama pengujian berlangsung. Rata-rata delay pada routing protocol TORA dan DSR
ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.4 Hasil penghitungan rata-rata delay routing TORA dan DSR.
Gambar 4.3 Grafik pengaruh penambahan jumlah node dan jumlah koneksi terhadap rata- rata delay pada routing TORA dan DSR.
Dari grafik hasil simulasi pada Gambar 4.3 terlihat bahwa pada routing TORA mengalami proses pencarian jalur lebih lama dan lebih panjang dibandingkan dengan
DSR. Hal ini terlihat dari rata-rata delay pada routing TORA lebih lama karena banyaknya hop yang ditempuh dari node sumber ke node tujuan, yang mengakibatkan
delay lebih lama.
10 node 25 node
50 node 1k
5k 10k
1k 5k
10k 1k
5k 10k
TORA
19450.513 0.00609
8899.10 10203.26
0.00626 14509.17
0.01975 0.00606
0.01405
DSR
0.0041755 0.00238
0.00336 0.008739
0.00670 0.006550
0.00593 0.00811
0.00876