44
protocol tersebut. Delay yang diuji adalah seluruh koneksi yang terjadi selama pengujian berlangsung. Rata-rata delay pada routing protocol TORA dan DSR
ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.4 Hasil penghitungan rata-rata delay routing TORA dan DSR.
Gambar 4.3 Grafik pengaruh penambahan jumlah node dan jumlah koneksi terhadap rata- rata delay pada routing TORA dan DSR.
Dari grafik hasil simulasi pada Gambar 4.3 terlihat bahwa pada routing TORA mengalami proses pencarian jalur lebih lama dan lebih panjang dibandingkan dengan
DSR. Hal ini terlihat dari rata-rata delay pada routing TORA lebih lama karena banyaknya hop yang ditempuh dari node sumber ke node tujuan, yang mengakibatkan
delay lebih lama.
10 node 25 node
50 node 1k
5k 10k
1k 5k
10k 1k
5k 10k
TORA
19450.513 0.00609
8899.10 10203.26
0.00626 14509.17
0.01975 0.00606
0.01405
DSR
0.0041755 0.00238
0.00336 0.008739
0.00670 0.006550
0.00593 0.00811
0.00876
45
4.3.3 Jitter
Jiter adalah variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket pada node tujuan. Rata-rata jitter pada routing protocol TORA
dan DSR ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.4
Tabel 4.5 Hasil penghitungan rata-rata packet jitter routing TORA dan DSR
Gambar 4.4 Grafik pengaruh penambahan jumlah node dan jumlah koneksi terhadap rata- rata jitter pada routing TORA dan DSR.
Dari grafik hasil simulasi pada Gambar 4.4 terlihat bahwa nilai jitter pada routing TORA lebih besar dari DSR. Hal ini dikarena waktu penerimaan paket pada
node tujuan terlalu lama sebagai akibat dari proses pencarian jalur lebih lama dan
panjang dibandingkan dengan DSR.
10 node 25 node
50 node 1k
5k 10k
1k 5k
10k 1k
5k 10k
TORA
1130041.09 641477.2
202021.7 93798.73
66979.34 791911.12
28434.65 71537.5
1291195.4
DSR
179501.77 0.371246
122448.5 10269.83
4108.878 6773.8407
0.375921 29353.7
36112.435
46
4.3.4 Packet delivery ratio PDR
Packet delivery ratio PDR adalah rasio perbandingan antara paket yang dikirimkan oleh node sumber dengan paket yang diterima oleh node tujuan. Jika nilai
packet delivery ratio tinggi, maka dapat dikatakan bahwa routing protocol TORA atau DSR memiliki kinerja yang cukup baik dalam hal pengiriman paket. Rata-rata
packet delivery ratio pada routing protocol TORA dan DSR ditunjukkan pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.5.
Tabel 4.6 Hasil penghitungan rata-rata packet delivery ratio routing TORA dan DSR.
Gambar 4.5 Grafik pengaruh penambahan jumlah node dan jumlah koneksi terhadap rata- rata PDR pada routing TORA dan DSR.
Dari grafik hasil simulasi pada Gambar 4.5 terlihat nilai paket delivery ratio pada routing TORA selalu lebih rendah dibandingkan dengan DSR. Hal ini
dikarenakan routing TORA mengalami kesulitan dalam menemukan jalur
10 node 25 node
50 node 1k
5k 10k
1k 5k
10k 1k
5k 10k
TORA
55.86 95.56
65.89 87.59
99.97 79.87
94.12 99.97
79.87
DSR
99.81 100
72.31 99.94
100 99.91
100 100
99.91
47
pengiriman paket pada kondisi jaringan yang memiliki pergerakan node yang cepat. Maksimum persentase paket yang berhasil diterima pada routing TORA adalah
sebesar 99.97 dan minimum paket yang berhasil diterima adalah 55.86. Maksimum presentase yang berhasil diterima pada routing DSR adalah sebesar 100
dan minimum paket yang berhasil diterima adalah 72.31.
4.3.5 Packet Loss Paket Hilang
Packet Loss adalah banyaknya jumlah paket yang hilang selama simulasi. Packet loss terjadi ketika satu atau lebih paket data yang melewati suatu jaringan
gagal mencapai tujuan. Rata-rata packet loss pada routing protocol TORA dan DSR ditunjukkan pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.6.
Tabel 4.7 Hasil penghitungan rata-rata packet loss routing TORA dan DSR.
10 node 25 node
50 node 1k
5k 10k
1k 5k
10k 1k
5k 10k
TORA
44.137 4.4329
34.104 12.403
0.02388 21.3080
5.8773 0.03448
20.1209
DSR
0.1829 27.683
0.0502 0.03606
0.08964
Gambar 4.6 Grafik pengaruh penambahan jumlah node dan jumlah koneksi terhadap rata- rata packet loss pada routing TORA dan DSR.