Pengujian Keluaran Hasil Simulasi

ress -Mt hexadecimal Ethernet Type -P string Packet Type arp, dsr, imep, tora, etc. -Pn string Packet Type cbr, tcp Tabel 4.2 IP, CBR dan DSR trace format Event Flag Type Value IP Trace -Is int.int Source Address And Port -Id int.int Destination Address And Port -It string Packet Type -Il int Packet Size -If int Flow ID -Ii int Unique ID -Iv int TTL Value CBR Trace -Pi int Sequence Number -Pf int Number Of Times Packet Was Forwarded -Po int Optimal Number Of Forwards DSR Trace -Ph Int Number Of Nodes Traversed -Pq int Routing Request Flag -Ps int Route Request Sequence Number -Pp int Routing Reply Flag -Pn int Route Request Sequence Number -Pl int Reply Length 37 -Pe int-int Source-Destination Of Source Routing -Pw int Error Report Flag ? -Pm Int Number Of Errors -Pc Int Report To Whom -Pb int-int Link Error From Link A to Link B Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing field tersebut : 1. Trace Wireless a. Event Type Merupakan field yang berisi tentang kejadian yang berlangsung, terdapat empat tipe kejadian yaitu:  r : Suatu paket diterima oleh node  s : Suatu paket dikirim oleh node  d : Suatu paket di buang dari antrian  f : Suatu paket diteruskan menuju node berikutnya b. Time -t Merupakan detik saat suatu kejadian berlangsung c. Next hop information Berisi informasi tentang node berikutnya next hop, flag diawali oleh -H, terdapat dua jenis yaitu:  -Hs : Merupakan hop pengirim  -Hd : Merupakan hop berikutnya, -1, dan -2 38 39 broadcast = -1 dan jalur ke tujuan belum tersedia = -2 d. Node property Merupakan informasi tentang node, flag diawali dengan -N. Terdapat beberapa informasi tentang node yaitu:  -Ni : Nama node  -Nx : Koordinat absis dari node tersebut  -Ny : Koordinat subordinat dari node tersebut  -Nz : Koordinat Z dari node tersebut  -Ne : Energi dari node tersebut  -Nl : Network trace level, seperti AGT, RTR, dan MAC  -Nw : Alasan suatu paket di drop e. MAC level property Merupakan informasi mengenai MAC dan flag diawali dengan -M. Terdapat beberapa informasi, yaitu:  -Ma : Durasi  -Md : Ethernet address dari node yang dituju  -Ms : Ethernet address dari node pengirim  -Mt : Tipe Ethernet f. Informasi paket Merupakan informasi mengenai paket, flag diawali dengan -P. Terdapat beberapa informasi, yaitu:  -P : Tipe paket, dengan contoh aodv, imep, dsr  -Pn : Sama seperti –P, tetapi flag ini hanya ada jika flag yang dikirim adalah paket dari transport layer seperti CBR dan TCP. 40 2. Trace IP Terdapat IP level Information, flag diawali dengan -I. terdapat beberapa informasi, yaitu: a. -Is : Source address dan port yang digunakan b. -Id : Destination address dan port yang digunakan c. -It : Tipe paket, dengan contoh TORA, tcp d. -Il : Ukuran paket e. -If : Flow Id f. -Ii : Unique Id g. -Iv : Nilai TTL 3. Trace CBR Pada trace CBR hanya terdapat informasi paket yang berawalan –P. Beberapa informasi dalam trace CBR adalah : a. –Pi : sequence number dari paket CBR tersebut b. –Pf : Jumlah forward yang dialami oleh paket c. –Po : Jumlah forward yang optimal

4.2 Penghitungan Dan Analisis

Program yang digunakkan dalam penelitian ini yaitu progam .awk yang berfungsi untuk mengambil nilai-nilai dari trace file yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja routing protocol yang diuji. Contoh potongan program .awk adalah sebagai berikut : mencatat kejadian pada node pengirim if event==s app==AGT pkt_type==cbr{ mencatat kejadian pada node penerima if event==r app==AGT pkt_type==cbr{ count1=0; 41 for i=0; i=NR; i++ { if receive_time1[i]0 send_time1[i]0 { delay1 +=receive_time1[i]-send_time1[i]; del_jitter[count1]=receive_time1[i]-send_time1[i]; count1++; } Contoh pengambilan nilai dari trace file: s -t 3.057178456 -Hs 1 -Hd -2 -Ni 1 -Nx 456.93 -Ny 746.80 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl AGT -Nw --- -Ma 0 -Md 0 -Ms 0 -Mt 0 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 512 -If 0 -Ii 1 -Iv 32 -Pn cbr -Pi 1 -Pf 0 -Po 5 r -t 3.086723552 -Hs 2 -Hd 2 -Ni 2 -Nx 657.07 -Ny 12.23 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl AGT -Nw --- -Ma 13a -Md 2 -Ms 1d -Mt 800 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 510 -If 0 -Ii 1 -Iv 26 -Pn cbr -Pi 1 -Pf 5 -Po 5 s -t 2.556838879 -Hs 1 -Hd -2 -Ni 1 -Nx 456.71 -Ny 747.23 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl RTR -Nw --- -Ma 0 -Md 0 -Ms 0 -Mt 0 -Is 1.255 -Id -1.255 -It TORA -Il 48 -If 0 -Ii 0 - Iv 30 -P aodv -Pt 0x2 -Ph 1 -Pb 1 -Pd 2 -Pds 0 -Ps 1 -Pss 4 -Pc REQUEST r -t 2.557779024 -Hs 46 -Hd -2 -Ni 46 -Nx 423.01 -Ny 775.08 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl RTR -Nw --- -Ma 0 -Md ffffffff -Ms 1 -Mt 800 -Is 1.255 -Id -1.255 -It TORA -Il 48 -If 0 -Ii 0 -Iv 30 -P aodv -Pt 0x2 -Ph 1 -Pb 1 -Pd 2 -Pds 0 -Ps 1 -Pss 4 -Pc REQUEST Dari contoh potongan trace file diatas dapat dihitung : 1. Delay Potongan program untuk perhitungan delay adalah delay1 +=receive_time1[i]-send_time1[i]; 3.086723552 - 3.057178456 = 0.029545 s 2.Throughput Potongan program untuk perhitungan throughput adalah if stop_time1-start_time10 { receive_size1stop_time1-start_time181000; } 510 3.086723552 - 3.057178456 x 81000 = 138.094 bps 42 3.Routing Overhead packet_recieve packet_send 2.557779024 2.556838879 = 1.000368 bps Untuk mengetahui bahwa data yang diterima tersebut merupakan data yang dikirim adalah dengan melihat pada file trace dengan ketentuan apakah 19=”AGT”, 35=”cbr”, 39=”0” dan 41=”1” pada 1=”r” sama dengan 19=”AGT”, 35=”cbr”, 39=”0” dan 41=”1” pada 1=”s”. Seperti ditunjukkan pada potongan file trace berikut ini. s -t 3.057178456 -Hs 1 -Hd -2 -Ni 1 -Nx 456.93 -Ny 746.80 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl AGT -Nw --- -Ma 0 -Md 0 -Ms 0 -Mt 0 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 512 -If 0 -Ii 1 -Iv 32 -Pn cbr -Pi 1 -Pf 0 -Po 5 r -t 3.086723552 -Hs 2 -Hd 2 -Ni 2 -Nx 657.07 -Ny 12.23 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl AGT -Nw --- -Ma 13a -Md 2 -Ms 1d -Mt 800 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 510 -If 0 -Ii 1 -Iv 26 -Pn cbr -Pi 1 -Pf 5 -Po 5

4.3 Hasil Dan Analisis

Penghitungan dilakukan untuk mengukur throughput, delay, jitter, packet data ratio, packet loss, dan routing overhead dalam jaringan menggunakan routing protocol TORA dan DSR. Selanjutnya analisis dilakukan dari hasil penghitungan tersebut.

4.3.1 Throughput

Throughput adalah jumlah data digital per waktu unit yang dikirimkan dari satu node ke node yang lain dalam suatu jaringan. Throughput akan semakin baik jika nilainya semakin besar. Besarnya throughput akan memperlihatkan kualitas dari kinerja routing protocol tersebut. Karena itu throughput dijadikan sebagai indikator untuk mengukur performansi dari sebuah routing protokol. Rata-rata throughput pada routing protocol TORA dan DSR ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.2.