Analisis Statistik METODE PENELITIAN

33 Pada hari ke-11 dilakukan pengambilan sampel darah dari ekor mencit. Kemudian dilakukan pemeriksaan hitung trombosit dengan menggunakan alat hemositometer. 3.10 Pemeriksaan Trombosit Pengamatan sel trombosit digunakan alat hemositometer. Hisap larutan pengencer Larutan Rees Ecker sampai angka 1, lalu buang cairan tersebut. Ekor mencit dilukai dengan pisau steril sehingga mengeluarkan darah. Tetes darah pertama dibuang, tetes darah berikutnya dihisap dengan hemositometer sampai batas 0,5. Hisap larutan Rees Ecker sampai angka 101, kemudian suspensi dikocok selama 2 – 3 menit. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan, kemudian gelas penutup dipasang di atas kamar hitung. Tetes pertama dibuang terlebih dahulu, lalu campuran diteteskan pada kamar hitung dan dibiarkan selama 2 menit. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop. Perhitungan trombosit dilakukan bidang berukuran 1 x 1 mm 3 . Jumlah trombosit dihitung dengan persamaan: Jumlah trombositmm 3 = jumlah trombosit x 2000 Gandasoebrata, 1985.

3.11 Analisis Statistik

Data yang dikumpulkan adalah data primer dari pemeriksaan jumlah trombosit darah mencit. Variabel bebas dan variabel terikat masing-masing adalah ekstrak etanol daun kelor dan jumlah trombosit. Kemudian data diolah dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 15.0 for windows dengan tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 0,05. Data uji perubahan jumlah trombosit, masing-masing dilakukan analisis dengan ANAVA Universitas sumatera utara Universitas sumatera utara 34 Analisis Variansi satu arah untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc Tukey HSD Honestly Significant Different untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Universitas sumatera utara Universitas sumatera utara 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan oleh Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor, Indonesia, menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah Kelor Moringa oleifera Lam., suku Moringaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 50.

4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak

Pemeriksaan karakteristik daun kelor secara makroskopik dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri fisik simplisia suatu tumbuhan, seperti bentuk, bau dan rasa. Hasil pemeriksaan makroskopik daun kelor segar memiliki bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 – 2 cm, lebar 1 – 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata, susunan pertulangan menyirip, pemukaan atas dan bawah halus, daun majemuk, helai daun berwarna hijau muda hingga hijau tua, bertangkai panjang; daun beraroma khas; rasanya agak sedikit pahit. Gambar hasil pemeriksaan makroskopik daun kelor dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 51. Pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia secara mikroskopik dilakukan untuk mengetahui struktur anatomi suatu simplisia. Hasil pemeriksaan mikroskopik penampang melintang daun kelor, yaitu adanya kutikula, epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang spons, epidermis bawah. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun kelor terlihat adanya sel-sel epidermis, jaringan pembuluh, dan kristal oksalat berbentuk druse yang tersebar Universitas sumatera utara Universitas sumatera utara