Metotreksat Darah Hemopoiesis TINJAUAN PUSTAKA

11 d. Infundasi Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 – 98 o C selama waktu tertentu 15 – 20 menit. e. Dekoktasi Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.

2.3 Metotreksat

Gambar 2.1 Struktur Metotreksat Ditjen POM a , 1995. Metotreksat merupakan derivat pteridin yang menghambat reduksi asam folat menjadi asam tetrahydrofolat THFA dengan jalan pengikatan pada enzim reduktase. THFA mempunyai peranan penting bagi sintesa DNA dan pembelahan sel. Antagonis folat ini adalah sitostatikum pertama yang efektif pada leukemia akut dan kanker. Pengobatan pada kanker biasanya dikombinasi dengan asam folinat untuk menghindari efek sampingnya yang hebat Tan dan Rahardja, 2007. Efek samping utama metotreksat adalah penekanan sumsum tulang leukopenia, trombositopenia. Dosis di atas 25 – 30 mg dapat menyebabkan efek yang hebat. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan dapat berupa kerusakan mukosa mulut dan saluran pencernaan, tetapi jarang terjadi rasa lelah, rontok Universitas sumatera utara Universitas sumatera utara 12 rambut, dan demam. Dosis untuk pengobatan kanker tergantung dari jenis dan keadaan pasien, yaitu oral 5 – 30 mg sehari selama 5 hari. Setelah istirahat 2 – 3 minggu dapat diulang lagi 3 – 5 kali. Dosis untuk psoriasis dan rematik: oral, i.m. atau i.v. 15 – 25 seminggu. Pada dosis rendah ini imunosupresi bersifat ringan, namun perlu dilakukan monitoring darah secara teratur Tan dan Rahardja, 2007.

2.4 Darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai dengan manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: a pembawa oksigen oxsygen carrier; b mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi; dan c mekanisme hemostasis. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu: a. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. b. Butir-butir darah blood corpuscles, yang terdiri atas: 1 eritrosit: sel darah merah SDM – red blood cell RBC 2 leukosit: sel darah putih SDP – white blood cell WBC 3 trombosit: butir pembeku – platelet Bakta, 2003.

2.5 Hemopoiesis

Hemopoiesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat hemopoiesis pada manusia berpindah-pindah sesuai umur Bakta, 2003, yaitu: a. yolk sac : umur 0 – 3 bulan intrauterine b. hati dan lien : umur 3 – 6 bulan intrauterin Universitas sumatera utara Universitas sumatera utara 13 c. sumsum tulang : umur 4 bulan intrauterin – dewasa Hemopoiesis bermula terjadi dari suatu sel induk primitif yang disebut sebagai pluripotent stem cell yang dapat menimbulkan berbagai jalur sel yang terpisah. Sel induk yang berperan penting pada hemopoiesis adalah sel induk hemopoietik. Sel induk hemopoietik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih, keping darah, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Satu sel induk mampu menghasilkan 10 6 sel yang matang setelah 20 kali pembelahan sel. Sel induk pluripotent memiliki beberapa sifat, antara lain: a self renewal: kemampuan memperbarui diri sehingga tidak akan pernah habis meskipun terus membelah; b proliferatif: kemampuan membelah atau memperbanyak diri; dan c diferensiatif: kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi tertentu Bakta, 2003. Gambar skematik susunan sel induk hemopoietik dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Peran Faktor Pertumbuhan dan Hemopoiesis Normal Hoffrand, et al., 2005 Universitas sumatera utara Universitas sumatera utara 14 Menurut sifat kemampuan diferensiasinya, sel induk hemopoietik dapat dibagi menjadi: a. Pluripotent totipotent stem cell: sel induk yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah. b. Committed stem cell: sel induk yang mempunyai komitmen untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis keturunan sel cell line. Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk mieloid dan sel induk limfoid. c. Oligopotent stem cell: sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel, misalnya CFU-GM Colony Forming Unit- GranulocyteMonocyte yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit. d. Unipotent stem cell: sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis saja. Contoh: CFU-E Colony Forming Unit-Erythrocyte hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G Colony Forming Unit-Granulocyte hanya mampu berkembang menjadi sel-sel granulosit.

2.6 Trombosit