Perumusan Masalah Tujuan Penelitian SPM harus mendorong motivasi para karyawan SPM harus memperkaya tugas Kerangka Pikir

Hal ini menimbulkan keingintahuan bagi penulis tentang bagaimana fenomena turunannya produksi industri elektronik di Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 25 pada tahun ini, berbanding terbalik dengan data kenaikan laba bersih perusahaan dalam periode lima tahun terakhir PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan apakah hal ini dipengaruhi oleh keefektivitasan sistem pengendalian manajemen di perusahaan tersebut serta sejauh mana peran seorang pemimpin terhadap keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya untuk memenangkan pasar global. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan dari keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia maka hal tersebut menarik peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran, Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Pada Keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia“

a. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : “ Apakah sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada Keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia?” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Tujuan Penelitian

“Untuk membuktikan secara empiris sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen.”

c. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan perusahaan tentang pentingnya sistem pengendalian manajemen. b. Bagi universitas Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas sebagai tambahan referensi dan dapat memberikan ide-ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang akan mengadakan penelitian di masa mendatang. c. Bagi peneliti Merupakan aplikasi teori yang selama ini didapat diperkuliahan, serta diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi dan mungkin dapat memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan- rekan yang mungkin mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan tulisan peneliti di masa datang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENERAPAN MODEL 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Dodyk Ardyansah Rachman 2003

Dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga Inti Selera Di Pasuruan”. Perumusan masalah yang dibahas adalah : a. Apakah ada pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen. b. Diantara struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran, serta pelaporan dan analisis, apakah struktur organisasi yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen. Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian tersebut adalah hipotesis yang pertama menyatakan bahwa diduga struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis secara simultan mempunyai 8 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengaruh yang nyata terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen telah teruji kebenarannya. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis pengaruh secara nyata terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang paling dominan antara struktur organisasi, sistem informasi, pendelegasian wewenang, pusat pertanggungjawaban, penganggaran serta pelaporan dan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen, dimana stuktur organisasi mempunyai faktor paling dominan. Jadi dengan ketiga hipotesis yang ada menyatakan bahwa dengan dengan pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang, penganggaran serta pelaporan dan analisis telah teruji dan terbukti nyata maka sistem pengendalian manajemen yang diterapkan dapat berjalan efektif. Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: a. PT. Sentraboga Inti Selera dituntut untuk lebih memahami perilaku dan keinginan dan karyawannya agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat, motivasi, kegairahan dan pemahaman kerja mereka daripada sebelumnya. b. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menghindari terjadinya penyimpangan maka dalam menyusun pedoman kerja Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diharapkan pihak PT. Sentraboga Inti Selera Pasuruan hendaknya melibatkan semua bagian yang terkait manajemen bawah sapai manajemen atas. c. Dalam masalah pengendalian manajemen maka perusahaan hendaknya melakukan pembagian secara tegas dan tanggungjawab yang jelas diantara para personil serta menyusun standar atau tolak ukur tertentu yang harus dicapai sesuai dengan struktur organisasi yang ada untuk mencapai dasar pedoman kerja yang disusun nantinya. d. Jika terjadi penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja, perusahaan hendaknya mampu menganalisis penyebabnya dan menentukan kebijaksanaan lebih lanjut terhadap penyimpangan tersebut. Jika merupakan penyimpangan yang tidak sengaja maka dicarikan pemecahannya, agar tidak terulang diwaktu mendatang dan jika penyimpangan itu kesengajaan maka perusahaan harus menindak dengan tegas personil yang melakukan penyimpangan tersebut sesuai dengan peraturan yang ada, tanpa ada pengecualian.

2. Ni Made Ida Pratiwi 2001

Dengan judul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Pengandalian Manajemen Pada Bank Umum Nasional Di Surabaya”. Perumusan masalah yang dibahas adalah : a. Sejauhmana faktor struktur organisasi,aliran informasi, pusat pertanggung jawaban dan pelimpahan wewenang , tolok ukur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap keberhasilan pengendalian manajemen pada Bank Umum Di Surabaya? b. Kesepuluh faktor tersebut, faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan sistem pengendalian manajemen pada Bank Umum Di Surabaya? Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah hipotesis yang pertama menyatakan bahwa secara serentak simultan faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, tolok ukur prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategi, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen sekitar 88. Hipotesis yang kedua menyatakan bahwa secara partial telah diketahui bahwa diantara kesepuluh faktor-faktor yang dianalisis ternyata penyusunan program mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen, dengan kontribusi yang diberikan sebesar 54,27. Kelemahan penelitian ini adalah adanya perbedaan yaitu mengenai variabel-variabel yang secara partial mempengaruhi sistem Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengendalian manajemen pada Bank Umum Di Surabaya. Hal ini terjadi karena penelitian ini mengambil objekjenis perusahaan yang berbeda, dengan demikian maka lingkungan yang mempengaruhi juga berbeda, disamping itu kondisi perekonomian saat ini mendorong industri perbankan untuk bersikap hati-hati dan peka terhadap perubahan lingkungan,baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dengan demikian maka seringkali kebijakan dan strategi yang ditetapkan berubah dan memerlukan tindakan yang serba cepat dalam mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut. Namun demikian,faktor-faktor pengendalian manajemen tetap menjadi perhatian mereka karena bagaimanapun juga faktor-faktor tersebut mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut : a. Setelah mengetahui bahwa faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, tolok ukur prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen maka Bank Umum yang ada Di Surabaya diharapkan memberikan perhatian terhadap kesepuluh faktor tersebut secara utuh, karena faktor-faktor tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. merupakan suatu sistem dari sistem pengendalian maajemen sehingga berkaitan dan tidak dapat diabaikan satu sama lainnya. b. Karena penyusunan program mempunyai pengaruh yang sangat dominan, maka diharapkan bank-bank umum yang ada Di Surabaya lebih meningkatkan kualitas penyusunan programnya sehingga lebih memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan. c. Penyusunan program dan penyusunan anggaran dalam perbankan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis perusahaan yang lain, dan ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam untuk penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian lebih lanjut, untuk meneliti faktor penyusunan program dan anggaran khusus untuk perbankan.

3. Bonnie Soeherman 2004

Dengan judul “ Memahami Motivasi Sebagai Dasar Efektifitas dan Efisisensi Perancangan Sistem Pengendalian Manajemen Di Dalam Pencapaian Strategi Badan Usaha”. Perumusan masalah yang dibahas adalah : a. Apakah motivasi merupakan fator pengaruh utama di dalam mendesign sistem pengendalian manajemen? Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik didalam ekuitas internal badan usaha maupun didalam persaingan dengan pihak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha. Kelemahan dari penelitian ini adalah di dalam penerapannya, sebagai konsekuensi dari ketaatan dan ketidaktaatan karyawan terhadap sistem pengendalian manajemen, sering kali pihak manajemen menawarkan bentuk kompensasi baik yang bersifat positif maupun negatif punishment dengan berbagai variasi. Namun tidak jarang bahwa hal ini tidak dapat berjalan efektif seperti yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak tawaran sistem kompensasi yang diterapkan oleh pihak manajemen mampu memberikan dampak yang bersifat positif atau justru sebaliknya. Disamping hal itu, bahwa tiap individu memilki dorongan motivasi dari dalam dirinya atau secara intrinsik. Hal inilah yang cukup sulit diprediksi dan dikendalikan dan membutuhkan perhatian khusus dari manajemen. Dari kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut : a. Pengetahuan mengenai teori motivasi harus ditindaklanjuti dengan pemahaman lebih lanjut mengenai ,motivasi pada area kerja badan usaha. Untuk menumbuhkan motivasi intrinsik yang positiv bagi badan usaha, seorang manajer harus dapat memahami bawahannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen 2.2.1.1.Pengertian Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel misalnya mesin-mesin,manusia,equipment menuju arah atau mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri atas struktur dan proses Supriyono,2000:4-5. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen, sebagai berikut Anthony,dkk, 1993:13-14 : 1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada program-program dan pusat pertanggungjawaban. 2. Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian manajemen terbagi dalam dua jenis : a data terencana dalam bentuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. program,anggaran dasar dan standar; b data aktual, yaitu yang benar- benar terjadi baik didalam maupun dilingkungan organisasi. 3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem organisasi total yang merangkum semua aspek dalam operasi organisasi. 4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berhubungan erat dengan struktur keuangan financial structure, dimana kegiatan-kegiatan dan sumber daya organisasi dinyatakan dalam satuan uang misalnya : rupiah,dolar 5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu. 6. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang terkoordinasi dan terpadu, dimana data yang terkumpul digabungkan untuk saling dibandingkan setiap saat pada setiap unit organisasi.

2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen

a. Struktur Pengendalian Manajemen Dalam struktur pengendalian manajemen terdapat struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang Anthony, dkk, 1993 : 11. b. Proses Pengendalian Manajemen Banyak dari proses penegendalian manajemen melibatkan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan, bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak terima sebagai deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal. Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis Anthony, dkk, 1993 : 27.

2.2.1.3. Efektifitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen

Menurut Anthony dkk 1993 : 12 pengendalian manajemen menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi menggambarkan berapa masukan input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran output. Unit organisasi yang paling efisien adalah unit angdapat memproduksi sejumlah keluaran dan penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dari masukan yang tersedia. Para manajer senior menggunakan sistem pengendalian manajemen untuk mendeteksi situasi-situasi yang tak terkendali dan untuk meyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer,mereka tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Fungsi manajer adalah memastikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain, dan bila mereka dapat mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa pekerjaan tersebut memang sedang dilaksanakan. Anthony, dkk, 1993 : 13.

2.2.2. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi

Teori yang diungkapkan oleh Jerry FitzGerald, Andra F. FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr., 1981, mengungkapkan bahwa suatu sistem informasi adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi Husein, 1993 : 8. Menurut Supriyono 2000 : 273 didalam sistem pengendalian manajemen mempunyai dua aspek informasi yaitu : 1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang penting manfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian manajemen. 2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem informasi sistem pengendalian manajemen sangat penting. Sistem pengendalian manajemen dapat diidentifikasikan sebagai satu rangkaian struktur komunikasi yang saling berhubungan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan bagian- bagian organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Supriyono 2000 : 317, sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem informasi mengumpulkan data terinci mengenai setiap transaksi, informasi formal lainnya, observasi informal, peristiwa-peristiwa eksternal yang relevan untuk diolah menjadi informasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang mengarahkan pengendalian tugas. 2.2.2.1.Karakteristik Sistem Informasi Karakteristik sistem informasi meliputi Wilkinson, 1993: 4-5 : 1. Jaringan informasi Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang telah jauh lebih banyak. 2. Tahapan dan fungsi konversi data Sstem informasi mengkonversikan masukan-masukan menjadi keluaran. Ada tiga tahap yang diakui dalam pengubahan atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. transformasi ini: tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan, dan tahap keluaran. 3. Masukan data dan keluaran informasi Berbagai data dimasukkan untuk diproses selama tahap masukan, sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran. 4. Penggunaan informasi Pengguna-pengguna informasi meliputi: pengguna intern terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan pemerintah dan serikat pekerja.

2.2.2.2. Penggolongan Informasi

Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima golongan, Swastha, 1997:162-163 yaitu : 1. Informasi internal dan eksternal Penggolongan informasi kedalam : informasi internal informasi yang berasal dari dalam dan eksternal informasi yang berasal dari luar ini didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas produksi dan sebagainya. Sedangkan contoh informasi yang berasal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan perpajakan dan sebagainya. 2. Informasi yang diulang dan yang tidak diulang Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak interval waktunya. Informasi yang mempnyai interval waktu kurang dari satu tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan lainnya dikategorikan sebagai informasi yang tidak diulang. 3. Informasi keharusan dan operasional Informasi keharusan merupakan informasi yang diminta sebagai prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi tersebut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain. Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta operasi perusahaan. 4. Informasi aktif dan pasif Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada seseorang bahwa ia si penerima harus melakukan sesuatu. Sedangkan informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak mengikat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Informasi yang sudah terjadi dan yang akan terjadi Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting penggunaannya dalam menyusun suatu perencanaan. 2.2.3.Pengertian Penganggaran Teori yang dikemukakan oleh Argyris 1952 dalam Bachtiar dan Susislowat 1998:29 yang menyebutkan bahwa proses penganggaran akan dapat menghindari sikap perlawanan kepada atasan dan menghindari rasa tertekan dari manajer. Menurut Mulyadi 2001: 488, konsep anggaran dapat dipahami dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program programming. Tanpa didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan kearah manapun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Munandar2001: 1, budget anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputu seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang. 2.2.3.1.Karakteristik Anggaran Suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikutMulyadi, 2001: 490 : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencpai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Penganggaran penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran manajer pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau bagian program Supriyono, 2000: 5. 2.2.3.2.Kegunaan Pokok Anggaran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu Munandar, 2001: 10 : 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan- kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai evaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana anggaran selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.3.3.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi Menurut Munandar 2001: 14-15 secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan, melakukan penggolongan-penggolongan, melakukan peringkasan, melakukan penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap peristiwa- peristiwa finansial yang terjadi dan yang dilakukan oleh perusahaan. Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Bilamana dihubungkan maka antara anggaran dengan akuntansi mempunyai kaitan yang sangat erat, yaitu : 1. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan taksiran-taksiran forecasting yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat didalam penyusunan anggaran fungsi pedoman kerja 2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penelitian evaluasi kerja perusahaan. 2.2.3.4.Tahap Implementasi Anggaran Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting Mulyadi, 2001: 509 yaitu : 1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah. 2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil, memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat. 2.2.4.Pengertian Pelaporan Pelaporan adalah proses untuk menyusun dan menyajikan laporan pada pihak-pihak yang berkepentingan Supriyono, 2000: 14. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengolahan informasi biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan meringkas biaya dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna pengendalian biaya Mulyadi 2001: 201. Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi dua Mulyadi, 2001: 190, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional focus : biaya. Sistem ini memilki empat karakteristik : a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban b. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggungjawab tertentu. c. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran. d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi. Jenis laporan pertanggungjawaban biaya digolongkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenjang organisasi Mulyadi, 2001: 195, yaitu : 1. Laporan pertanggungjawaban biaya manajer bagian. Laporan ini disajikan untuk para manajer bagian. 2. Laporan pertanggungjawaban biaya manajer departemen. Laporan ini disajikan untuk para manajer departemen. 3. Laporan pertanggungjawaban biaya redaksi. Laporan ini disajikan kepada direktur utama,direktur produksi,dan direktur pemasaran. 2. Activity based responsibility accounting system focus : pengendalian terhadap aktivitas. Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas, sistem ini harus memisahkan biaya penambah dan biaya pengurang. Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajemen Mulyadi,2001: 213. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan akhirnya penghilangan biaya bukan penambahan nilai. b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi. c. Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya bukan penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode. 2.2.4.1.Manfaat Pelaporan Menurut Swastha Basu, Ibnu Sukotjo 1997, 328, laporan keuangan sengaja disusun untuk disajikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak itu digolongkan dua kelompok besar yaitu pihak intern dan ekstern. Pihak intern dalam hal ini manajemen ingin melihat efisien kerja yang dilakukan pada satu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan dapat dicapai dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Sedangkan pihak ekstern, misalnya pemerintah berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Pihak kreditur dan calon kreditur ingin melihat perusahaan mempunyai kemampuan membayar kembali utang yang diberikan. 2.2.4.2.Laporan Yang Efektif Laporan yang efektif para manajer harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut Wilkinson, 1993: 416 :

1. Relevansi.Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer dalam

memenuhi tanggung jawab utamanya dalam hal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengarahan,perencanaan, atau pengendalian operasi serta penggunaan sumber daya yang berkaitan dengan hal itu. 2. Kepadatan. Laporan harus menghilangkan semua rincian yang tidak perlu dan tidak relevan.

3. Diskriminasi yang memadai. Meskipun laporan harus ada, dia tidak

boleh menyembunyikan rincian yang tidak diperlukan. 4. Lingkup yang tepat. Laporan harus mencakp lingkup yang berkaitan dengan tanggung jawab yang akan menerima laporan itu para manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih luas membutuhkan laporan dari lingkup yang lebih luas ketimbang para manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih sempit. 5. Dapat dipahami. Suatu laporan harus menyajikan informasi dalam format yang jelas dan siap dipakai.

6. Ketepatan waktu. Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat waktu,

untuk memungkinkan manajer melakukan tindakan yang efektif. 7. Keterandalan. Suatu laporan harus memenuhi standar kecermatan ketepatan yang tinggi.

8. Konsistensi dengan laporan-laporan lain. Jika suatu laporan ingin

dicocokkan dengan sistem laporan, informasinya harus konsisten dengan informasi yang disajikan dalam seluruh laporan yang berkaitan dengannya. 2.2.4.3.Pengertian Analisis Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut joe 2000: 44, analisis adalah mengevaluasi kondisi akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak sesuai. Terdapat dua metode laporan keuangan yaitu Swastha, 1997: 328- 330 : 1. Metode vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan pada suatu periode tertentu. Analisis dengan metode ini menggunakan rasio atau perbandingan antara pos-pos yang terdapat didalam neraca dan laporan laba rugi. Dua analisis yang banyak digunakan didalam perbandingan antara pos-pos di neraca adalah : a. Analisis likuiditas, menggunakan dua macam ratio, yaitu : 1. Current ratio, menggunakan pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya setiap saat ditagih. Likuiditas yang diukur dengan current ratio disebut likuiditas badan usaha dengan membandingkan aktiva lancar, Current rationya sebagai berikut : Current ratio Aktiva lancar Utang lancar 2. Acid test ratio quick ratio adalah suatu ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancarnya dalam jangka pendek. Ratio ini tidak memasukkan persediaan maupun persekot, tetap hanya aktiva likuid. Rumus acid test ratio : Acid test ratio = Aktiva cepat Utang lancar Current Ratio = Acid Test Ratio = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis pada laporan rugi-laba dengan menggunakan presentase. Analisis presentase pada laporan rugi-laba dapat dibuat dengan menghitung ratio dari semua pos terhadap penjualan dalam persen. Analisis tersebut digunakan sebab dapat secara tepat menunjukkan bagaimana setiap rupiah penjualan digunakan. b. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban pada saat dibubarkan. Solvabilitas diukur dengan membandingkan total aktiva dengan total utang utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Total Aktiva Total utang 2. Metode Horizontal Analisis ini bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan neraca dari dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dan rugi laba dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dari dua periode yang berbeda yang dikombinasikan dengan data dari laporan laba rugi. 2.2.5.Tinjauan Teori X dan Y Menurut supriyono 2000: 2: 241 teori X dan Y pertama kali dikemukakan oleh Gregor 1960 dan 1967. Gregor mengemukakan bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar Solvabilitas = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan teori Y. Teori ini berpendapat bahwa dengan mengambangkan filsofi manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat dapat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer perusahaan harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi para karyawan dengan cara mengedintifikasi lebih dahulu apakah karyawannya cenderung memenuhi kriteria teori X dan teori Y, atau kombinasi dari kedua macam teori tersebut. Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi karyawan pada teori X adalah balas jasa dari perusahaan berupa gaji atau upah dan penghasilan lainnya. Motivasi bekerja adalah karena takut hukuman atau karena menginginkan hadiah. Manajer yang mendasarkan tindakannya pada teori X atau beranggapan bahwa karyawannya mempunyai sikap teori X akan melakukan pengawasan terhadap karyawan dengan ketat, membuat tugas-tugas para karyawan lebih jelas dan berstruktur, dan banyak memberikan hukuman atau hadiah. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Motivasi karyawan terutama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ditimbulkan karena adanya pengakuan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Manajer yang mendasarkan pada teori Y atau beranggapan bahwa karyawannya mempunyai sikap seperti teori Y akan mengelolan perusahaan dengan lebih terbuka, mendorong para karyawan, khususnya staf, berinisiatif dan berkembang. Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaan atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin. Pendekatan yang terlalu keras selalu menghasilkan permusuhan antagonis, sabotase, dan hasil yang rendah. Sebaliknya pendekatan yang terlalu lunak dapat mengakibatkan karyawan malas dan permintaannya berlebihan sehingga dapat menurunkan hasil produksi serta kegagalan pertanggungjawaban manajerial. Jika memungkinkan, manajer hendaknya dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung jawab timbal balik serta saling menghormati, sehingga para manajer dapat memadukan kebutuhan- kebutuhan individual karyawan dengan tujuan-tujuan perusahaan atau dengan kata lain tercapai keselarasan tujuan. 2.2.5.1.Tinjauan Teori Dua Faktor Menurut Supriyono 2000: 2: 247 teori dua faktor dikemukakan oleh Herzberg 1950. Teori dua faktor merupakan salah satu teori motivasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang cukup terkenal dan mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Teori dua faktor atau teori motivasi-higiene memisahkan dua perangkat yang menerangkan sikap terhadap tugas karyawan, yaitu: 1 faktor kepuasan, dan 2 faktor ketidakpuasan. Dari penelitian Herzberg diketahui bahwa kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan atau terhadap isi pekerjaan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi. Faktor ketidakpuasan juga disebut faktor lingkungan atau faktor higiene. Sesuai dengan pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan. Begitu pula sebaliknya, faktor ketidakpuasan juga hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor kepuasan. Sebagai contoh, jika manajer memperbaiki kondisi kerja sesuai dengan harapan para anggota organisasi, tindakan ini tidak berarti akan meningkatkan kepuasan para anggota, karena berkurangnya ketidakpuasan tidak berarti meningkatkan kepuasan. Motivasi kerja diciptakan oleh kepuasan kebutuhan individu dan bukan dari mengeliminasi ketidakpuasan. Teori dua faktor ini mempunyai dua implikasi penting pada sistem pengendalian manajemen, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. SPM harus mendorong motivasi para karyawan

Teknik-teknik yang digunakan SPM harus memusatkan pada pengukuran dan pelaporan yang baik tentang kinerja, pengakuan, kerja, pertanggungjawaban, kemajuan, dan perkembangan.

b. SPM harus memperkaya tugas

Agar dapat memotivasi karyawan, maka teknik-teknik SPM harus memusatkan pada usaha memperkaya tugas job enrichment. Memperkaya tugas adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh para manajer untuk merancang tugas sedemikian rupa sehingga mempengaruhi secara positif terhadap perasaan para karyawan terhadap tugasnya dan membentuk kesempatan untuk peningkatan prestasi, pengakuan, tantangan, dan pengembangan personal.

2.3. Kerangka Pikir

2.3.1.Sistem Informasi Terhadap Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono 2000: 2: 241, sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X berangapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggungjawab, pengendalian diri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. adalah penting didalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Sistem informasi merupakan alat pengendalian untuk menunjang efektifitas sistem pengendalian manajemen. Menurut Supriyono 2000: 7 perancang sistem harus mempelajari dan mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal. Sistem Informasi mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendaian manajemen Dodyk : 2003. H1 : Sistem informasi berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen 2.3.2.Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono 200: 2: 47, kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggungjawab, pengendalian diri adalah penting dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Menurut Supriyono 200: 2: 40 penganggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui penganggaran. Penganggaran mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen Dodyk : 2003. H2 :Penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen 2.3.3.Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono 2000: 2: 247, kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggungjawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Menurut Supriyono 2000: 2: 140 Laporan pengendalian menyajikan perbandingan antara kinerja sesungguhnya dengan kinerja yang diharapkan, laporan ini dapat digunakan untuk memotivasi manajer tersebut agar melakukan tindakan koreksi atas kinerjanya dimasa yang akan datang. Menurut Anthony, dkk, 1993: 29 Pelaporan juga digunakan sebagai alat pengendalian. Beberapa diturunkan dari analisis yang mengembangkan rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan, dengan penjelasan mengenai penyimpangan yang ada, manajer memutuskan apa yang harus dilakukan. Pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen Dodyk : 2003. H3 : Pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektivitas sistem Pengendalian manajemen.. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan pada kerangka pikir yang ada, dapat disusun suatu diagram pikir yang digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut: Gambar 2.1. : Diagram Pikir Uji Analisis Regresi Linier Berganda Sistem Informasi X1 Penganggaran X2 Pelaporan dan Analisis X3 Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional