Relevansi.Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer dalam Diskriminasi yang memadai. Meskipun laporan harus ada, dia tidak Ketepatan waktu. Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat waktu, Konsistensi dengan laporan-laporan lain. Jika suatu la

a. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan akhirnya penghilangan biaya bukan penambahan nilai. b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi. c. Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya bukan penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode. 2.2.4.1.Manfaat Pelaporan Menurut Swastha Basu, Ibnu Sukotjo 1997, 328, laporan keuangan sengaja disusun untuk disajikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak itu digolongkan dua kelompok besar yaitu pihak intern dan ekstern. Pihak intern dalam hal ini manajemen ingin melihat efisien kerja yang dilakukan pada satu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan dapat dicapai dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Sedangkan pihak ekstern, misalnya pemerintah berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Pihak kreditur dan calon kreditur ingin melihat perusahaan mempunyai kemampuan membayar kembali utang yang diberikan. 2.2.4.2.Laporan Yang Efektif Laporan yang efektif para manajer harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut Wilkinson, 1993: 416 :

1. Relevansi.Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer dalam

memenuhi tanggung jawab utamanya dalam hal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengarahan,perencanaan, atau pengendalian operasi serta penggunaan sumber daya yang berkaitan dengan hal itu. 2. Kepadatan. Laporan harus menghilangkan semua rincian yang tidak perlu dan tidak relevan.

3. Diskriminasi yang memadai. Meskipun laporan harus ada, dia tidak

boleh menyembunyikan rincian yang tidak diperlukan. 4. Lingkup yang tepat. Laporan harus mencakp lingkup yang berkaitan dengan tanggung jawab yang akan menerima laporan itu para manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih luas membutuhkan laporan dari lingkup yang lebih luas ketimbang para manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih sempit. 5. Dapat dipahami. Suatu laporan harus menyajikan informasi dalam format yang jelas dan siap dipakai.

6. Ketepatan waktu. Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat waktu,

untuk memungkinkan manajer melakukan tindakan yang efektif. 7. Keterandalan. Suatu laporan harus memenuhi standar kecermatan ketepatan yang tinggi.

8. Konsistensi dengan laporan-laporan lain. Jika suatu laporan ingin

dicocokkan dengan sistem laporan, informasinya harus konsisten dengan informasi yang disajikan dalam seluruh laporan yang berkaitan dengannya. 2.2.4.3.Pengertian Analisis Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut joe 2000: 44, analisis adalah mengevaluasi kondisi akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak sesuai. Terdapat dua metode laporan keuangan yaitu Swastha, 1997: 328- 330 : 1. Metode vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan pada suatu periode tertentu. Analisis dengan metode ini menggunakan rasio atau perbandingan antara pos-pos yang terdapat didalam neraca dan laporan laba rugi. Dua analisis yang banyak digunakan didalam perbandingan antara pos-pos di neraca adalah : a. Analisis likuiditas, menggunakan dua macam ratio, yaitu : 1. Current ratio, menggunakan pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya setiap saat ditagih. Likuiditas yang diukur dengan current ratio disebut likuiditas badan usaha dengan membandingkan aktiva lancar, Current rationya sebagai berikut : Current ratio Aktiva lancar Utang lancar 2. Acid test ratio quick ratio adalah suatu ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancarnya dalam jangka pendek. Ratio ini tidak memasukkan persediaan maupun persekot, tetap hanya aktiva likuid. Rumus acid test ratio : Acid test ratio = Aktiva cepat Utang lancar Current Ratio = Acid Test Ratio = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis pada laporan rugi-laba dengan menggunakan presentase. Analisis presentase pada laporan rugi-laba dapat dibuat dengan menghitung ratio dari semua pos terhadap penjualan dalam persen. Analisis tersebut digunakan sebab dapat secara tepat menunjukkan bagaimana setiap rupiah penjualan digunakan. b. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban pada saat dibubarkan. Solvabilitas diukur dengan membandingkan total aktiva dengan total utang utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Total Aktiva Total utang 2. Metode Horizontal Analisis ini bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan neraca dari dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dan rugi laba dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dari dua periode yang berbeda yang dikombinasikan dengan data dari laporan laba rugi. 2.2.5.Tinjauan Teori X dan Y Menurut supriyono 2000: 2: 241 teori X dan Y pertama kali dikemukakan oleh Gregor 1960 dan 1967. Gregor mengemukakan bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar Solvabilitas = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan teori Y. Teori ini berpendapat bahwa dengan mengambangkan filsofi manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat dapat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer perusahaan harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi para karyawan dengan cara mengedintifikasi lebih dahulu apakah karyawannya cenderung memenuhi kriteria teori X dan teori Y, atau kombinasi dari kedua macam teori tersebut. Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi karyawan pada teori X adalah balas jasa dari perusahaan berupa gaji atau upah dan penghasilan lainnya. Motivasi bekerja adalah karena takut hukuman atau karena menginginkan hadiah. Manajer yang mendasarkan tindakannya pada teori X atau beranggapan bahwa karyawannya mempunyai sikap teori X akan melakukan pengawasan terhadap karyawan dengan ketat, membuat tugas-tugas para karyawan lebih jelas dan berstruktur, dan banyak memberikan hukuman atau hadiah. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Motivasi karyawan terutama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ditimbulkan karena adanya pengakuan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Manajer yang mendasarkan pada teori Y atau beranggapan bahwa karyawannya mempunyai sikap seperti teori Y akan mengelolan perusahaan dengan lebih terbuka, mendorong para karyawan, khususnya staf, berinisiatif dan berkembang. Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaan atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin. Pendekatan yang terlalu keras selalu menghasilkan permusuhan antagonis, sabotase, dan hasil yang rendah. Sebaliknya pendekatan yang terlalu lunak dapat mengakibatkan karyawan malas dan permintaannya berlebihan sehingga dapat menurunkan hasil produksi serta kegagalan pertanggungjawaban manajerial. Jika memungkinkan, manajer hendaknya dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung jawab timbal balik serta saling menghormati, sehingga para manajer dapat memadukan kebutuhan- kebutuhan individual karyawan dengan tujuan-tujuan perusahaan atau dengan kata lain tercapai keselarasan tujuan. 2.2.5.1.Tinjauan Teori Dua Faktor Menurut Supriyono 2000: 2: 247 teori dua faktor dikemukakan oleh Herzberg 1950. Teori dua faktor merupakan salah satu teori motivasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang cukup terkenal dan mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Teori dua faktor atau teori motivasi-higiene memisahkan dua perangkat yang menerangkan sikap terhadap tugas karyawan, yaitu: 1 faktor kepuasan, dan 2 faktor ketidakpuasan. Dari penelitian Herzberg diketahui bahwa kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan atau terhadap isi pekerjaan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi. Faktor ketidakpuasan juga disebut faktor lingkungan atau faktor higiene. Sesuai dengan pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan. Begitu pula sebaliknya, faktor ketidakpuasan juga hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor kepuasan. Sebagai contoh, jika manajer memperbaiki kondisi kerja sesuai dengan harapan para anggota organisasi, tindakan ini tidak berarti akan meningkatkan kepuasan para anggota, karena berkurangnya ketidakpuasan tidak berarti meningkatkan kepuasan. Motivasi kerja diciptakan oleh kepuasan kebutuhan individu dan bukan dari mengeliminasi ketidakpuasan. Teori dua faktor ini mempunyai dua implikasi penting pada sistem pengendalian manajemen, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. SPM harus mendorong motivasi para karyawan