1
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk. Uraian dari masing- masing bab pendahuluan adalah sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan manusia. Hal ini disampaikan oleh Tatang 2010: 2 yang
mengungkapkan bahwa ”Pendidikan adalah kegiatan mengembangkan segala kemampuan dasar atau bawaan potensi pendidik yang mencakup kemampuan
dasar jas maniah dan rohaniah. ”Kemampuan jasmani dan rohani pendidik, dapat
berkembang apabila pendidik menggunakan strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi peserta didik. Peserta didik dalam hal ini adalah siswa
sedangkan pendidik adalah guru. Bidang studi Matematika merupakan salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran. Bidang studi
Matematika diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir yang sangat dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah Susanto, 2013:184.
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Menurut Susanto 2013:184
2
bidang studi Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi
dalam penyelesaian masalah sehari-hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Susanto,
2013:185. Menurut Andi Hakim Nasution dalam Masykur 2008: 42 Matematika adalah ilmu struktur, urutan dan hubungan yang meliputi dasar-dasar
perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek. Belajar Matematika lebih baik apabila dengan menggunaan benda konkret
Reys, dkk dalam Tombokan dan Kandou, 2014: 28. Siswa SD memiliki rentang usia antara 7 sampai 12 tahun. Piaget dalam Heruman 2007: 1 mengemukakan
bahwa siswa Sekolah Dasar SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12-13 tahun berada dalam tahap operasional konkret. Tahap ini merupakan
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Hariyati, Indaryanti,
Zulkardi, 2008: 3 mengatakan bahwa, “Matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia.” Pernyataan tersebut
memiliki arti bahwa matematika harus dekat dengan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa, karena matematika merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
manusia. Berdasarkan sumber yang peneliti dapat dari hasil wawancara terhadap
empat guru dan empat siswa dari empat Sekolah Dasar yang berbeda, diperoleh informasi bahwa ada 75 guru yang kesulitan mengajarkan konsep waktu kepada
anak kelas I karena mereka baru saja belajar membaca dan menulis. Proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelajaran kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari, akibatnya siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa
mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari- hari. Mengingat bahwa tahap perkembangan berfikir siswa tingkat SD belum
formal atau masih konkret, sementara salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak
siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Buku ajar yang digunakan masih terbatas jumlahnya yang spesifik membahas tentang materi tertentu. Biasanya
buku membahas materi secara umum sehingga kurang memfasilitasi guru dan siswa untuk mempelajari suatu materi secara lebih mendalam. Ada juga yang
kesulitan mengajarkan konsep jam kepada anak karena belum terlalu sering menggunakan jam. Siswa yang diwawancarai juga mengalami kesulitan dalam
materi waktu karena mereka hanya belajar melalui catatan, mereka ingin belajar dengan benda yang langsung atau buku yang memiliki gambar yang banyak.
Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan sebuah buku ajar yang memfasilitasi guru dan siswa untuk mempelajari materi khususnya materi waktu
kelas I. Buku ajar dibedakan menjadi buku guru yang menjadi pedoman guru dan buku siswa yang menjadi pegangan siswa. Pendekatan pembelajaran yang
dipandang tepat yang dapat menjembatani permasalahan tersebut yaitu pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia PMRI yakni
pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari
mathematize of everyday experience
dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran ini guru bertindak sebagai
4
fasilitator untuk siswa. Freudhental Hariyati, Indaryanti, Zulkardi, 2008: 3 mengatakan bahwa, “Matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika
merupakan aktivitas manusia”. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa matematika harus dekat dengan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa.
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali dan merekonstruksi konsep-konsep
matematika, sehingga siswa mempunyai pengertian kuat tentang konsep-konsep matematika. Suryanto, dkk 2010: 37 mengungkapakan Pendidikan matematika
realalistik Indonesia PMRI adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari
realistic mathematics education
yang telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. PMRI merupakan salah
satu alternatif pendekatan pembelajaran yang diupayakan di Indonesia untuk meningkatkan kemapuan memecahkan persoalan matematika yang sedang
dihadapi. Dari uraian di atas, perlu adanya upaya untuk membuat sesuatu yang
membantu siswa lebih memahami materi yang diperlukan. Salah satunya dengan mengembangkan buku guru dan buku siswa dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia PMRI yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam pembelajaran Matematika khususnya pada kelas I materi waktu. Buku guru
dan buku siswa digunakan sebagai panduan dan pedoman guru maupun siswa dalam mempelajari materi yang nantinya diharapkan dapat membantu guru untuk
mengajarkan materi waktu serta membantu siswa untuk lebih memahami materi waktu.
5
1.2 Identifikasi Masalah