dengan kompetensi dasar dan standar isi dari masing-masing mata pelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah salah satu model pembelajaran
dengan mengkolaborasikan
beberapa mata
pelajaran dengan
menghubungkan materi atau topik yang satu dengan yang lain sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif.
Pembelajaran tematik Bahasa Indonesia memilih KD 3.1 Menggali informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan
wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam
semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman. Pelajaran Matematika mengambil KD 3.5 Menyederhanakan kesamaan dua ekspresi dengan menggunakan
penambahan pengurangan bilangan sampai dua angka.
c. Pendekatan
Scientific
dalam Pembelajaran Tematik
Pendekatan
scientific
disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Pendekatan
scientific
merupakan pendekatan yang diterapkan pada pembelajaran dengan maksud untuk memberikan pemahaman kepada
para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah Majid, 2014: 70. Pendekatan ilmiah
digunakan agar dapat mengembangkan aktivitas belajar peserta didik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta. Tujuh kegiatan belajar tersebut adalah aktivitas
dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk meningkatkan rasa ingin tahu pada peserta didik.
Pendekatan belajar ilmiah dimaksudkan bahwa segala bentuk informasi bisa berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru. Pendekatan ilmiah ini, diyakini dapat menjadi titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan peserta didik Majid dan Chaerul, 2014: 196. Ranah sikap ini, menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’ atau adanya hubungan sebab akibat. Ranah keterampilan, menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu ‘bagaimana’, atau proses terjadinya sesuatu, sedangkan ranah pengetahuan, menggamit transformasi substansi
materi ajar agar peserta didik mengetahui tentang ‘apa’. Pencapaian tiga
ranah tersebut, harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai atau sikap yang non-ilmiah. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi pribadi yang baik
soft skills
dan pribadi yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
hard skills
dari seluruh peserta didik yang berdasar pada kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendekatan ilmiah
scientific approach
memiliki relevansi yang kuat dengan penilaian autentik dalam pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, termasuk dalam rangkaian
kegiatan mengobservasi,
menanya, menalar,
mencoba ataupun
membangun jejaring Kurniasih, 2014: 48. Penilaian autentik ini, mempunyai kecenderungan yang fokus pada tugas kompleks atau
kontekstual yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pernyataan tersebut menjadikan penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang memungkinkan
peserta didik untuk aktif memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi melalui kegiatan
pembelajaran seperti mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta.
2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran