F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data
kualitatif dan analisis data kuantitatif. 1.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang karakteristiknya berupa kata-kata Riduwan, 2002: 5. Data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara oleh
guru kelas III dan validasi produk oleh validator berupa saran dan klasifikasi kelayakan prototipe. Hasil validasi produk oleh validator
berupa saran atau kritik yang telah diberikan oleh validator. Jumlah pernyataan pada lembar validasi produk tersebut ada 20 item. Saran atau
kritik oleh validator akan dijadikan sebagai perbaikan prototipe dan mengetahui kelayakan penggunaan prototipe pada subjek penelitian yaitu
peserta didik Sekolah Dasar kelas III.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka dan menggunakan perhitungan dalam mengelolanya Riduwan, 2002: 5. Data kuantitatif
didapatkan dari hasil kuesioner pra penelitian, hasil validasi oleh validator berupa skor atau nilai, hasil lembar kerja peserta didik berupa hasil nilai
Lembar Kerja Peserta Didik dan hasil refleksi peserta didik berupa persentase perkembangan pemahaman.
Skala nilai yang digunakan sebagai skor pada setiap pernyataan pada lembar validasi menunjukkan tingkatan. Skala penilaian terhadap prototipe
rancangan pembelajaran tematik Matematika ini menggunakan skala
likert.
Skala
likert
adalah prinsip menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai
dengan sangat positif Widoyoko, 2015: 104. Skala
likert
yang digunakan yaitu respon skala empat, yaitu sangat baik = 4, baik = 3, tidak baik = 2,
sangat tidak baik = 1. Penggunaan respon skala empat mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap setiap responden. Hal itu akan membuat
responden terhindar dari sikap netral, sehingga memaksa responden untuk menilai fenomena sosial yang dinyatakan dalam instrumen Widoyoko, 2012:
106. Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menggunakan data kualitatif menggunakan tabel konversi skala empat berdasar skala
likert
Widoyoko, 2012: 112. Tabel klasifikasi disusun berdasarkan aturan yang sama dengan dasar jumlah responden, yaitu mencari skor tertinggi nilai skor
paling tinggi dan skor terendah nilai skor paling kecil, jumlah kelas jumlah skor dan jarak interval selisih rentang skor.
Skor tertinggi = 4 Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4
Jarak interval =
a a −
a u a e a
=
4−1 4
= 0,75
Tabel 3.6 Tabel Klasifikasi Kelayakan Skor Skala Empat
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan
3.25 sd 4 Sangat Baik
2.5 sd 3.25 Baik
1.75 sd 2.5 Cukup
1.0 sd 1.75 Kurang
Hasil dari perhitungan skor validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif menjadi
data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang telah tertera pada tabel 3.6 klasifikasi kelayakan skor skala empat di atas.
Tabel 3.6 di atas, merupakan tabel yang digunakan untuk mengetahui klasifikasi kelayakan berupa nilai. Terdapat empat baris kelas yang masing-
masing kelas mempunyai selisih 0.75 sebagai jarak interval antar kelas. Kriteria layak dapat dilihat dari jumlah skor hasil penilaian dari validator. Jika
penilaian produk mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi kelayakan sangat baik yaitu dengan nilai mulai dari 3.25 sd 4 maka produk
tersebut dapat dikatakan layak untuk diuji coba karena telah memenuhi syarat penilaian yang ada. Jika produk mendapat skor yang berada pada rentang skor
klasifikasi kelayakan baik yaitu 2.5 sd 3.25 maka produk tersebut dapat dikatakan layak untuk diujicobakan karena masih memenuhi syarat penilaian.
Jika produk mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi kelayakan cukup yaitu 1.75 sd 2.5 maka produk tersebut masih dapat
dikatakan layak untuk diujicobakan karena masih memenuhi syarat penilaian namun perlu direvisi dan diperbaiki kekurangannya. Terakhir, jika produk
mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi kelayakan kurang yaitu 1.0 sd 1.75 maka produk tersebut tidak dapat dikatakan layak untuk
diujicobakan karena tidak memenuhi syarat penilaian dan harus direvisi dan diperbaiki kekurangannya agar layak diujicobakan. Jika produk telah dinilai
layak oleh validator, maka langkah selanjutnya produk dapat diujicobakan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilihat kualitas dari produk tersebut berdasar refleksi atau nilai belajar peserta didik.
103
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai hasil penelitian tentang: 1 langkah-langkah pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik
untuk kelas III SD, 2 deskripsi kualitas pengembangan pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III SD, dan pembahasan serta kelebihan dan kekurangan. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai
berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD
Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika melalui media komik disusun berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan oleh Borg
dan Gall. Dari 10 langkah penelitian dan pengembangan, peneliti memodifikasi menjadi 6 langkah. Langkah-langkah yang peneliti gunakan
adalah sebagai berikut: a.
Potensi dan Masalah Potensi yang peneliti soroti adalah berdasar pada tiga alasan berikut.
Pertama, peneliti menemukan bahwa pelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat diajarkan di kelas III SD dan menjadi salah satu