Konsep Supply Chain Supply Chain rantai pengadaan adalah suatu sistem tempat organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Supply Chain Supply Chain rantai pengadaan adalah suatu sistem tempat organisasi

menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Konsep Supply Chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing- masing perusahaan, dan pemecahannya di titikberatkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Oleh karena itu, Supply Chain manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut : Supply Chain Manajemen adalah sebuah rangkaian dari pendekatan untuk mengefisiensi integrasi supplier, manufaktur, gudang dan pasar. Jadi semua diproduksi dan didistribusikan pada jumlah dan waktu yang tepat agar meminimalkan biaya dan kebutuhan kepuasan pelayanan David Sinchi Levi, 2000. Melihat dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa Supply Chain adalah Logistics Network. Dalam hubungan ini, ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu : 1. Suppliers; 2. Manufacturer; 3. Ditribution; 4. Retail Outlets; 5. Customers. Adapun definisi dari supply chain itu sendiri menurut para ahli, antara lain sebagai berikut : 1. Schroeder “Supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada konsumen.” 2. Beamon “Supply chain adalah proses manufaktur yang terintegrasi mulai dari bahan baku yang diproses menjadi produk jadi kemudian didistribusikan ke konsumen.” 3. Indrajit dan Djokopranoto “Supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyalur barang tersebut.’ 4. Dewan Supply Chain Management Professionals Supply Chain Management meliputi perencanaan dan pengelolaan semua aktivitas yang terlibat dalam sumber dan pengadaan, konversi, dan semua kegiatan pengelolaan logistik.” 5. Schroeder “Supply Chain Management SCM adalah perancangan, desain, dan kontrol arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan di masa depan.” 6. Simchi-Levi et al “SCM adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin.” Dalam penelitian terdahulu Setiawan, Dwi, 2005 jurusan teknik industri, UPN Jatim juga disebutkan bahwa Supply Chain merupakan mata rantai perusahaan dalam menerapkan konsep pengadaan barang yaitu mulai suplier hingga retailer. Selain itu untuk menentukan tingkat kebutuhan dan kemampuan perusahaan, diperlukan suatu metode yang memuat kinerja perusahaan dalam menerapkan Supply Chain itu sendiri yaitu menggunakan kuisioner. Area cakupan Supply Chain apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi Supply Chain adalah : 1. Kegiatan merancang produk baru product development 2. Kegiatan mendapatkan bahan baku procurement 3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan planning and control 4. Kegiatan melakukan produksi production 5. Kegiatan melakukan pengirimandistribusi distribution Kelima klasifikasi tersebut biasanya tercemin dalam bentuk pembagian departemen atau divisi pada perusahaan manufaktur. Pembagian tersebut sering dinamakan functional division karena mereka dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Umunya sebuah perusahaan manufaktur akan memiliki bagian pengembangan produk, bagian pembelian atau bagian pengadaan dalam bahasa Inggrisnya bisa disebut purchasing, procurement, atau supply function, bagian produksi, bagian perencanaan produksi sering dinamakan bagian production planning and inventory control, PPIC, dan bagian-bagian pengiriman atau distribusi barang jadi. Tabel 2.1 menguraikan lebih lanjut beberapa contoh kegiatan yang biasanya dilakukan oleh masing-masing bagian. Tabel 2.1 Area Cakupan Supply Chain Bagian Cakupan Kegiatan Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier, dalam perancangan produk baru Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier. Perencanaan dan Pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan Operasi atau Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kuaitas Pengiriman atau Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi Sumber : “ Supply Chain Management, Pujawan,I Nyoman 2005, Penerbit Guna Widya, Jakarta

2.2. Fleksibilitas