71
E. Analisa Finansial
1. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi direncanakan tiap hari memerlukan bahan baku tepung terigu 26.520 kgtahun; sukun 4.425,99 kgtahun; telur 8.580 kgtahun;
garam 405,6 kgtahun; kunyit 7.800 kgtahun; minyak goreng 936 kgtahun. Kapasitas produksi dalam satu tahun menghasilkan mie kering sebesar
282.267,2 kg atau 282.672 bungkus 100 grbungkus. Data kapasitas produksi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha, terdiri dari biaya tidak tetap dan biaya tetap. Biaya tidak tetap
adalah biaya yang besarnya berubah sejalan dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam jangka waktu tertentu
tidak berubah mengikuti perubahan tingkat produksi. Biaya tetap bersifat konstan pada relevan range tertentu.
Secara singkat total biaya per tahun dari industri bubuk sari buah
markisa adalah sebagai berikut :
Total Biaya Produksi =
Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp 38.338.622 + Rp 331.825.870 = Rp 370.206.243,-
72
Perincian total biaya produksi tiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 10.
3. Harga Pokok Produksi
Berdasarkan kapasitas produksi tiap tahun dan biaya produksi tiap tahun, maka dapat diketahui harga pokok tiap bungkus.
Total biaya produksi Kapasitas produksi per tahun
Harga Pokok =
= 370.206.243 282.672
=
Rp. 1.309,67
≈ Rp 1.300,-
4. Harga Jual Produksi
Harga jual diperoleh berdasarkan dari harga pokok, harga produk lain dipasarkan dan juga keuntungan yang ingin dicapai ditambah pajak.
Keuntungan yang ingin dicapai 30 dari harga pokok. Pajak 10 dari harga jual.
Harga Jual = harga pokok + keuntungan 30 + pajak 10 = Rp. 1.300 + Rp. 390 + Rp. 130
= Rp. 1.850,- bungkus
5.
Break Event Point BEP
Analisa Break Event adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Volume
73
penjualan dimana penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian
dinamakan “Break Event Point”. Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung, dan komisi penjualan.
Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada umumnya depresiasi aktiva tetap, sewa bangunan, bunga pinjaman, gaji pegawai, gaji pimpinan,
gaji staff research, biaya kantor Pujawa, 2002 Berdasarkan Lampiran 15 diperoleh BEP sebagai berikut:
- BEP biaya titik impas = Rp 105.017.975,69 ,-
- BEP titik impas
= 20,8
- Kapasitas titik impas = 56.760,5 unittahun
Kapasitas tiitik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas tersebut. Jadi produksi mie kering mencapai
keadaan impas jika produksinya sebesar 56.760,5 unittahun, dengan
kapasitas normal sebanyak 282.672 bungkustahun, hal ini berarti mie kering memperoleh keuntungan karena produksinya diatas kapasitas titik impas juga
dapat dinyatakan kapasitas produksi mencapai 20,8 dari total produksi
yang direncanakan.
2. Net Present Value NPV