Metode Penelitian Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes. Alasan digunakannya metode ini karena dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Barthes adalah salah satu tokoh semiotika komunikasi yang menganut aliran semiotika komunikasi strukturalisme Ferdinand de Saussures. Semiotika strukturalis saussures lebih menekankan pada linguistik. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui penggambaran tokoh perempuan yang berjuang untuk mempertahankan wilayahnya dalam novel “Perempuan Keumala” karya Endang Moerdopo. Barthes bersama dengan Levi-Strauss adalah tokoh awal yang mencetuskan paham struktural dan yang meneliti sistem tanda dalam budaya Purwanto, 2005:117. Sastra adalah salah satu bentuk budaya yang ada dalam masyarakat yang dapat diteliti. Analisis teks berarti menganalisis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem simbolik dan semantik dari peradaban manusia seluruhnya Purwanto, 2003:239. Sedangkan Barthes berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu Sobur, 2004:63. Bahasa ini merupakan suatu sistem tanda yang memuat penanda. Sistem tanda kedua 39 terbangun dengan menjadikan penanda dan petanda tingkat pertama sebagai petanda baru yang kemudian memiliki penanda baru sendiri dalam suatu sistem tanda baru pada taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda pertama kadang disebutnya dengan istilah denotasi atau sistem retoris atau mitologi. Kurniawan, 2001:115. Untuk memberikan ruang atensi yang lebih lapang bagi diseminasi makna dan pluralitas teks, Roland Barthes mencoba memilah-milah penanda- penanda pada wacana naratif kedalam serangkaian fragmen ringkas dan beruntun yang disebutnya sebagai leksi-leksia lexias yaitu unit pembacaan units of reading dengan panjang pendek yang bervariasi. 3.2 Kerangka Konseptual 3.2.1 Corpus Penelitian Penelitian ini adalah keseluruhan teks dari awal cerita hingga akhir cerita dalam novel “Perempuan Keumala” karya Endang Moerdopo. Corpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas atau berbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisa kesemenaan. Menurut Barthes corpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur- unsurnya akan memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap Kurniawan, 2001:70. Sebuah analisis corpus lebih bersifat terbuka terhadap konteks yang beraneka ragam, sehingga mungkin untuk memahami banyak aspek dari sebuah teks yang tidak dapat ditangkap atas dasar suatu analisa yang bertolak dari unsur tertentu yang tidak terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan. Corpus pada penelitian ini berupa leksia-leksia yang berhubungan dengan feminisme. Di dalam novel “Perempuan Keumala” tersebut terdapat 14 leksia yaitu : 1. Keumalahayati, selain istri panglima Armada Selat Malaka, ia sendiri menjabat sebagai Komandan Protokol Kerajaan Darud Donya Aceh Darussalam. Tugasnya adalah mengatur seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh Yang Mulia Baginda Sultan dan petinggi-petingginya. Tugas lain yang tidak tentu mudah adalah menerima tamu-tamu dari lingkungan keluarga, orang kaya, maupun tamu-tamu dari negeri seberang yang kebanyakan ingin melakukan hubungan perdagangan dengan kerajaan. hal 64 2. Sebelum itu, Keumala menjabat sebagai kepala pengamanan samudra. Jabatan itu diraihnya setelah Keumala berhasil menumpas perompak- perompak laut negeri sendiri yang mengganggu nelayan-nelayan yang sedang mencari ikan. Perompak-perompak itu melakukan perampasan hasil tangkapan ikan mulai dari perairan Selat Malaka hingga Samudra Hindia. Sangat luas wilayah tugas pengamanannya. Sejak itulah seluruh rakyat mulai membuktikan keberanian perwira perempuan yang menyelesaikan pendidikan di Ma’had Baitul Maqdis dengan julukan terhormat karena nilai tertingginya. hal 65 3. Begitu keris dihunuskan, dengan cekatan Keumala malah menangkis dan beringsut ke sisi sebelah kanan. Laki-laki itu memutar badan dan kembali menyerang. Lahan sempit didalam kapal sangat tidak nyaman untuk gerak pertahanan. Namun Keumala tetaplah siaga, keris kembali menghunus namun dengan sigap ia menangkisnya. hal 129 4. Keumala semakin kalut, segera ia mendorong Mughal kuat-kuat yang membuatnya kembali terhuyung dan terjebur ke laut lepas. Diatas kapal yang semakin lama semakin tergenang, Keumala melangkahkan kakinya lebar- lebar dan dengan kekuatan yang tersisa, ia menarik tangan Cut Dek dalam gerombolan berkedok itu. hal 131 5. Sementara di belakangnya. Mughal terus berusaha menggapai kakinya. Pertempuran keras terjadi di dalam air, ditengah samudra luas. Keumala berusaha menjejak-jejakkan kakinya menghindari gapaian tangan laki-laki yang berusaha menahannya. hal 132 6. “Bedebah kau, pengecut, bersembunyi dibalik kedok hitam tak berguna itu. Tak lah berlaku untukku. Aku tetap tengarai siapa dirimu hardik Keumala. “ hal 130 7. Tidak terlalu keras, namun diri Keumala menengarai adanya seseorang yang sedang mendengarkan percakapannya dengan Baginda. Dahinya mengernyit, telinganya dipasang tajam-tajam. Tanpa menoleh, Keumala mencabut keris dan melemparkannya dengan tenaga penuh kearah datangnya suara. Keris tertancap pada sasaran. hal 187 8. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Para inong balee yang tadinya tampak begitu keras ketika berlatih perang di tanah lapang, kini berubah menjadi makhluk-makhluk lembut yang siap mencurahkan kasih sayang. Mengalirkan air kehidupan dari puting susunya, demi benih-benih manusia baru, tanda mata suami tercinta. hal 202 9. Menyelam, merangkak dan merayap tanpa menimbulkan suara. Itulah yang harus dilakukan Zaidah bersama Khanza dan Yumna, dua orang inong balee muda yang didik khusus sebagai mata-mata armada, untuk menjalankan tugas yang telah diamanatkan. hal 240 10. Sebelum ia sempat menyerang Iglesias, secepat kilat Keumala pun mencabut keris, memutar badannya dan segera menghunuskannya di bagian perut sebelah kiri laki-laki berkulit bersih yang berdiri disampingnya. hal 259 11. Belum sempat Tuanku Ibrahim Jaffar menyelesaikan kata-katanya, Keumala mencabut pisau kecil yang tersemat disanggul dengan tangan kirinya, kemudian dengan gerakan cepat ia mengayunkannya tepat mengenai leher laki-laki yang sibuk mengatur kata-kata. Terpecik darah terkena sayatan pisau hiasan kepala, yang memotong nadi di lehernya. hal 261 12. Hari hampir gelap ketika Keumala bersama Nurhayati menghela kudanya kuat-kuat. Pintu gerbang benteng Portugis sudah tampak dari kejauhan. Keumala mengangkat tangannya segera Nurhayati mengambil anak panah dan melesatkannya ke udara sambil tetap menghelai kuda. Begitu melihat desingan panah dengan asap putih, segeralah pribumi penjaga benteng Portugis membuka pintu lebar-lebar. Keumala segera menyeruak masuk, tanpa permisi. Ketika tiba didalam benteng, ia turun dari punggung kuda dengan tergesa-gesa. hal 315 13. Cornelis segera berlari ke arah haluan, ketika Keumala sudah menarik pedang yang tergantung di pinggangnya. Cornelis pun segera mencabut pedangnya. Keduanya beradu senjata di geladak, naik ke haluan dan melompat turun kembali ke geladak. Melangkah maju, kemudian mundur kembali. Suara pedang terus berdentingan tak kunjung henti. Pasukan Belanda melawan Armada Inong Balee dan pasukan darat Panglima Nausa yang tanpa gentar menyerang hal 338 14. Dihilangkan segala rasa sakit yang semakin menjalar, dengan gerakan yang sangat halus Keumala mencabut keris dengan tangan kanannya. Dengan sekuat tenaga yang masih tersisa, Keumala tiba-tiba meronta,membalikkan tubuhnya, segera merunduk dan langsung menghunuskan kerisnya tepat di perut laki-laki itu. hal 341

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Data Primer Yaitu teks-teks dalam novel “Perempuan Keumala” yang mempunyai makna feminisme perempuan. Data primer ini membantu peneliti menjawab permasalahan penelitian ini. 2. Data Sekunder Yaitu dari penelitian–penelitian sebelumnya, buku-buku penunjang dan website internet yang berkaitan dengan penggambaran semiotika perempuan dalam berperan feminisme.

3.3. Teknik Analisis Data

Seluruh temuan data yang terdapat dalam teks novel “Perempuan Keumala” telah dibagi oleh peneliti dalam beberapa langkah teknis. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan penganalisaan secara semiotik dan merupakan pengembangan dari Barthes dalam membaca semiotika teks tertulis. Berikut ini penjelasan-penjelasan mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti, antara lain: 1. Peneliti menggunakan semiologi Roland Barthes dengan mengumpulkan seluruh unit analisis yang berupa leksia-leksia, yaitu satuan bacaan tertentu berdasarkan pemilihan atas teks novel “Perempuan Keumala” yang sesuai untuk dijadikan subyek penelitian. 2. Peneliti kemudian membagi semua leksia yang terkumpul tersebut dalam aspek semiologi yang dianjurkan oleh Saussures dan juga dianut dalam semiologi Roland Barthes, yaitu aspek material dan aspek konseptual. Aspek material tersebut adalah teks yang tertulis dalam novel “” yang terdapat pada leksia, sedangkan aspek konseptual adalah gambaran yang muncul pada peneliti ketika membaca aspek material pada leksia tersebut. Leksia-leksia tersebut dalam semiotika Barthes dianggap sebagai tanda sign. 3. Peneliti lalu mengklarifikasikan leksia yang berhubungan dengan perempuan yang mempunyai jiwa feminisme ditampilkan dari berbagai sumber. 4. Peneliti selanjutnya menghubungkan fenomena feminisme perempuan yang ada dalam novel dengan realitas yang terjadi dalam masyarakat. 5. Setelah itu, peneliti akan menganalisa secara semiologi teks Roland Barthes dengan menemukan kode-kode pokok kode Hermeneutik, semik, simbolik, proaretik dan cultural di dalam leksia tersebut. Melalui kode- kode pembacaan ini kita akan menemukan tanda-tanda dan kode-kode yang menghasilkan makna.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran obyek penelitian

Dokumen yang terkait

Representasi Perempuan dalam Film Hollywood Analisis Semiotika Representasi Karakter Perempuan dalam Film Colombiana

10 58 117

REPRESENTASI PEREMPUAN SEBAGAI OBJEK SEKSUALITAS ( Studi Semiotika Representasi Perempuan Sebagai Objek Seksualitas Representasi Perempuan Sebagai Objek Seksualitas (Studi Semiotika Representasi Perempuan Sebagai Objek Seksualitas pada Video Klip Bir

1 8 11

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

2 7 121

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

0 0 121

Perlawanan Tokoh Utama Perempuan terhadap Konstruksi Gender dalam Novel Perempuan Keumala Karya Endang Moerdopo: Kajian Feminisme.

0 0 2

REPRESENTASI MONSTROSITAS PEREMPUAN DALAM NOVEL MANTRA LILITH KARYA HENDRI YULIUS

1 4 15

REPRESENTASI PEREMPUAN SEBAGAI POLITISI DALAM NOVEL: Analisis Semiotika Tentang Perempuan Sebagai Politisi Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Qudus Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 117

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “PEREMPUAN KEUMALA” (Studi Semiotika Tentang Representasi Perempuan Dalam Novel “Perempuan Keumala” Karya Endang Moerdopo)

1 0 18

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari)

0 0 25

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari)

0 0 25