Feminisme Liberal Landasan Teori

berbagai belahan dunia, ada beberapa jenis gerakan yang menjadi arus utama mainstream dan mempunyai pengaruh yang cukup luas, sehingga banyak dijadikan sebagai tokoh perempuan gerakan di berbagai tempat. Secara garis besar arus utama jenis gerakan feminisme tersebut dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yakni paradigma fungsionalisme struktural, yakni Feminisme Liberal. Dan kedua adalah yang dipengaruhi oleh paradigma konflik, yakni Feminisme Radikal, Feminisme Marxis dan Feminisme Sosialis.

2.1.6. Feminisme Liberal

Gerakan Feminisme Liberal merupakan gerakan perjuangan proyek kesetaraan gender yang usianya paling tua sejak abad ke-17. Gerakan ini diilhami oleh aliran fungsionalisme struktural sebuah mazhab besar dalam ilmu sosial, yang dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons. Aliran ini muncul sebagai kritik terhadap politik liberal yang pada umumnya menjunjung tinggi nilai otonomi, persamaan, nilai moral, serta kebebasan individu, namun pada saat yang sama dianggap mendiskriminasi kaum perempuan. Beberapa feminis awal berusaha memasukkan ide bhwa perempuan merupakan makhluk yang sama dengan pria, dan mempunyai hak yang sama dengan pria. Asumsi dasarnya adalah tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Feminisme liberal memberikan landasan teoritis akan kesamaan wanita dalam potensi rasionalitasnya dengan pria. Perspektif gerakan ini, memandang bahwa keterbelakangan kaum perempuan selain bersumber dari sikap irasional yang sumbernya karena berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional, juga karena kaum perempuan tidak berpartisipasi dalam pembangunan. Karenanya melibatkan kaum perempuan dalam industrialisasi dan program pembangunan, dianggap sebagai jalan untuk meningkatkan status kaum perempuan Kasiyan, 2008:86-87. Gerakan feminisme liberal meningkatkan status perempuan dengan menerapkan tekanan legal, sosial, dan lain-lain. Feminis liberal bekerja keras terhadap reformasinya di bidang pendidikan dan hukum yang telah memperbaiki kualitas hidup perempuan. Sangatlah diragukan bahwa tanpa usaha feminis liberal begitu banyak perempuan dapat mencapai posisi profesi untuk meningkatkan status pekerjaan dan posisi kerja yang tinggi Tong, 1998: 66. Dasar pemikiran kelompok ini adalah bahwa semua manusia laki-laki dan perempuan diciptakan seimbang dan serasi mestinya tidak terjadi penindasan antara satu dengan lainnya. Meskipun tetap menolak persamaan menyeluruh antara laki-laki dan perempuan dalam beberapa hal terutama yang berhubungan dengan fungsi reproduksi Sumiarni, 2004:62 Untuk mencapai persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dapat terjamin pelaksanaannya, perlu ditunjang oleh dasar hukum yang kuat. Ada tiga aspek yang ingin dihindari dari hukum perkawinan Amerika Serikat oleh para feminis liberal, yaitu anggapan suami sebgai kepala keluarga, anggapan bahwa suami bertanggung jawab atas nafkah isteri dan anak-anaknya, dan anggapan bahwa isteri bertanggung jawab atas pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga. Pada feminisme liberal, konsep yang digunakan dan diambil untuk meneliti antara lain seperti: 1. Perempuan sebagai feminis menginginkan adanya kesetaraan kesempatan, dalam pendidikan, hak politik dan ekonomi. 2. Perempuan sebagai feminis menjadi pembuat keputusan yang otonom. 3. Perempuan sebagai feminis mengkonstruksi ulang peran gender secara sosial. 4. Perempuan sebagai feminis tidak dapat membenarkan hukum atau tabu yang melarang semua perempuan untuk melakukan hal yang dapat dilakukan laki- laki rata-rata dan dianggap tidak dapat dilakukan perempuan rata-rata dan juga sebaliknya. 5. Menyangkal adanya perbedaan intelektual atau moral antara laki-laki dan perempuan. 6. Membebaskan perempuan dari peran gender yang opresif, yaitu peran-peran yang digunakan sebagai alas an atau pembenaran untuk memberikan tempat yang lebih rendah, atau tidak memberikan tempat sama sekali, bagi perempuan. Tong, 1998

2.1.7. Feminisme Radikal-Kultural

Dokumen yang terkait

Representasi Perempuan dalam Film Hollywood Analisis Semiotika Representasi Karakter Perempuan dalam Film Colombiana

10 58 117

REPRESENTASI PEREMPUAN SEBAGAI OBJEK SEKSUALITAS ( Studi Semiotika Representasi Perempuan Sebagai Objek Seksualitas Representasi Perempuan Sebagai Objek Seksualitas (Studi Semiotika Representasi Perempuan Sebagai Objek Seksualitas pada Video Klip Bir

1 8 11

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

2 7 121

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

0 0 121

Perlawanan Tokoh Utama Perempuan terhadap Konstruksi Gender dalam Novel Perempuan Keumala Karya Endang Moerdopo: Kajian Feminisme.

0 0 2

REPRESENTASI MONSTROSITAS PEREMPUAN DALAM NOVEL MANTRA LILITH KARYA HENDRI YULIUS

1 4 15

REPRESENTASI PEREMPUAN SEBAGAI POLITISI DALAM NOVEL: Analisis Semiotika Tentang Perempuan Sebagai Politisi Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Qudus Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 117

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “PEREMPUAN KEUMALA” (Studi Semiotika Tentang Representasi Perempuan Dalam Novel “Perempuan Keumala” Karya Endang Moerdopo)

1 0 18

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari)

0 0 25

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari)

0 0 25