Tujuan Experiential Learning Tahapan Pembelajaran Experiential Learning

33 b. Belajar adalah pengalaman membentuk kembali pengetahuan. Pembelajaran difasilitasi oleh proses yang mampu membuat siswa membangun gambaran mengenai keyakianan-keyakinan dan ide-ide terhdap suatu topik sehingga dapat dijelaskan, diujikan, dan diintegrasikan dengan ide-ide baru. c. Belajar membutuhkan resolusi dari konflik antara cara dialektikal yang bertentangan dengan adaptasi dunia. Konflik, perbedaan dan ketidak setujuan yang menuntun proses belajar. Pergerakan ke belakang dan empat cara berlawanan antar refleksi, tindakan, perasaan dan pikiran. d. Belajar adalah proses menyeluruh dari adaptasi. Belajar bukan hanya hasil dari kognisi tetapi keterlibatan yang terintegrasi pada keseluruhan fungsi individu: berpikir, merasakan, penerimaan dan bertindak. e. Hasil belajar berasal dari sinergi transaksi antara manusia dengan lingkungan. Pembelajaran terjadi melalui keseimbangan proses dialektikal asimilasi pengalaman baru ke dalam konsep yang sudah ada dan mengakomodasikan konsep yang sudah ada pada pengalaman baru.

3. Tujuan Experiential Learning

Tujuan model experiential learning adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara yaitu mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa dan memperluas ketrampilan yang telah ada pada siswa. Ketiga hal ini kemudian menjadi fokus metode experiential learning Baharuddin dan Wahyuni, 2010. 34

4. Tahapan Pembelajaran Experiential Learning

David Kolb menyampaikan pendekatan experiential learning adalah sebuah poses yang melingkar dan terdiri dari empat fase sebagai berikut. a. Concrete Experience Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk pembelajar yang lebih lanjut. b. Reflective Obsevation Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih lanjut. c. Abstract Conceptualization Merupakan fase dimana proses menemukan tren yang umum dan keebnaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau konsep baru. d. Active Experimentation Merupakan fase modifikasi perilaku lama dan mempraktikan pada situasi keseharian para peserta. Efektivitas proses pembelajaran experiential learning akan terdukung apabila peserta didik memiliki kemampuan mengikuti proses dari masing- masing fase tersebut. Keempat fase tersebut divisualisasikan pada gambar berikut. 35 Gambar 2.2 Fase Pendekatan Experiential Learning Menurut Kolb Sejalan dengan pendapat Kolb, Pfeiffer Supratiknya, 2011 menjelaskan bahwa dalam belajar experiential learning peserta didik memiliki pengalaman yang bertahap yakni: a. Mengalami Peserta didik terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan tertentu, seperti melakukan tugas tertentu atau mengamati objek atau rekaman kejadian tertentu, entah secara sendiri-sendiri atau bersama. b. Membagikan pengalaman Peserta didik membagikan hasil pelaksanaan tugas atau hasil pengamatannya teradap objek atau kejadian tertentu pada tahap sebelumnya termasuk reaksi pribadinya baik berupa tanggapan pemikiran maupun tanggapan perasaanya, kepada peserta lain baik dalam kelompok-kelompok kecil maupun kepada seluruh peserta. c. Memproses pengalaman Peserta mengolah data yang baru dibagikan dengan cara mendiskusikan atau memikirkannya bersama, memaknai atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 menafsirkannya, membandingkan tanggapan peserta yang satu dengan yang lain, menemukan hubungan antar makna atau tanggapan yang muncul. d. Merumuskan kesimpulan Peserta didik diajak dan dibantu untuk menyimpulkan prinsip-prinsip, merumuskan hipotesis-hipotesis, dan merumuskan manfaat untuk didiskusikan atau dipikirkan bersama. e. Menerapkan Peserta didik sungguh-sungguh menangkap relevansi atau makna manfaat dari penelitian atau bimbingan yang baru dijananinya, serta memiliki tekad untuk menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari. Gambar 2.3 Tahapan Pembelajaran Experintial Learning Menurut Pfieiffer Mengalami Membagikan Memproses Merumuskan Menerapkan 37

5. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning

Dokumen yang terkait

Implementasi Bimbingan dan Konseling melalui pendekatan Islam (Studi pada Mts. Muhammadiyah Tlogomas Malang)

0 2 33

Implementasi pendidikan karakter dalam pendidikan islam

0 6 113

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Pengembangan karakter melalui pendidikan keluarga (studi komparatif teori Al-Ghazali dan teori Komadt)

0 29 246

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

Pendidikan karakter melalui rekonstruksi pendidikan agama - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 9

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 5 37

2. Visi, Misi dan Tujuan SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya pada perilaku siswa kelas VIII R2 di SMPN 3 Mentaya Hilir Utara - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 32