Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang didapat antara lain: 1. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agroindustri dalam pemasaran nata de coco di daerah penelitian? 2. Bagaimana strategi pemasaran agroindustri nata de coco di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agroindustri dalam pemasaran nata de coco di daerah penelitian. 2. Untuk menentukan strategi pemasaran agroindustri nata de coco di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi para pengusaha agroindustri nata de coco dalam memasarkan produknya secara efisien. 2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan pihak yang membutuhkannya. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Kelapa Tanaman kelapa ditemukan tumbuh pada daerah 27° LU dan 27 ° LS. Di daerah tropis tanaman kelapa dapat tumbuh mulai 0 – 900 meter di atas permukaan laut. Tanaman kelapa akan tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai curah hujan antara 1.300 – 2.300 mm per tahun, bahkan masih dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai curah hujan 3.800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Tanaman kelapa menyukai sinar matahari, bila tumbuhnya dinaungi, tanaman mudanya akan tumbuh lambat dan berbuahnya juga agak terlambat. Panjangnya penyinaran pada siang hari dapat mempengaruhi perkembangan tanaman. Penyinaran selama 2.000 jam per tahun atau 120 jam per bulan dapat dipandang sebagai batas penyinaran minimum yang dapat mengganggu produksi Suhardikono, 1995. Menurut Palungkung 2001, tanaman kelapa Cocos nucifera. L merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berikut komposisi buah dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Komposisi buah kelapa Komponen Jumlah Berat Sabut 25 – 32 Tempurung 12 – 13,1 Daging buah 28 – 34,9 Air buah 19,2 – 25 Sumber: Palungkung, 2001. Pada dasarnya seluruh bagian buah kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk untuk berbagai keperluan. Teknologi pengolahan, standar mutu, dan sistem sertifikasinya juga sudah dikuasai oleh tenaga ahli Indonesia. Namun berbagai kelemahan masih melekat di industri pengolahan kelapa seperti suplai bahan baku, karena industri tidak memiliki kebun kelapa dan investasi yang relatif besar sehingga kurang menarik investor. Allorerung dan Lay 1998 menyatakan bahwa kelapa sebagian besar diolah menjadi kopra yang selanjutnya diolah menjadi minyak goreng. Namun usaha ini semakin lemah, baik dalam perdagangan domestik maupun luar negeri karena tersaingi oleh minyak kelapa sawit. Selain diolah menjadi minyak, kini telah berkembang diversifikasi produk kelapa seperti dessicated coconut tepung kelapa, gula kelapa, nata de coco, berbagai produk daging kelapa, kelapa parut kering, arang tempurung, serat sabut kelapa, mebel kayu kelapa, dan akhir-akhir ini berkembang santan siap saji dengan berbagai kemasan.

2.1.2 Nata De Coco

Nata de coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa dietary fiber, yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik mikrobia, yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Universitas Sumatera Utara Bibit nata sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Dari jutaan jasad renik yang tumbuh dalam air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas A. xylinum yang digunakan. Nata dapat diusahakan bukan hanya dari air kelapa, tetapi juga dari berbagai jenis bahan yang mengandung gula, protein, dan mineral, seperti misalnya sari buah- buahan, sari kedelai, dan bahkan air gula. Oleh sebab itu, nama nata dapat bermacam-macam sesuai dengan bahan yang digunakan, seperti misalnya nata de soya dari sari kedelai, nata de mango dari sari buah mangga, nata de pina dari sari buah nenas, nata de coco dari air kelapa, dan lain sebagainya. Namun, di antara beberapa jenis bahan yang dapat digunakan tersebut, air kelapa merupakan bahan yang paling ekonomis, mengingat air kelapa hanyalah bersifat sebagai limbah dari buah kelapa Pambayun, 2002.

2.1.3 Agroindustri

Agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang berbahan baku utamanya adalah produk pertanian. Suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan Universitas Sumatera Utara jumlah minimal 20 dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah disebut agroindustri. Arti yang kedua adalah agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri Soekartawi, 2000. Agroindustri dalam sistem pertanian merupakan penyempurnaan yang merangkai semua komponen menjadi satu kesatuan yang kuat. Ini berarti bahwa pengembangan agroindustri mempunyai keterkaitan ke depan memenuhi permintaan pasar melalui penguatan industri hilir dan ke belakang yang memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian. Keterpaduan yang dibangun melalui pengembangan agroindustri mempunyai dimensi yang amat luas mulai dari penguatan pasar hasil pertanian sampai dengan pembentukan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian Tadjudin, 2007 Pembangunan agroindustri dihadapkan pada berbagai tantangan, baik tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri. Beberapa permasalahan agroindustri khususnya permasalahan di dalam negeri antara lain: 1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu. 2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasi pada agroindustri di perkotaan. 3. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri. Universitas Sumatera Utara 4. Kurangnya fasilitas permodalan perkreditan dan kalau pun ada prosedurnya ketat Soekartawi, 2000. Menurut Syahza 2003, faktor yang mendukung prospek pengembangan agribisnis dan agroindustri di daerah adalah penduduk yang makin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah serta meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan beragam diversifikasi. Keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil agroindustri. Di samping itu perkembangan agribisnis dan agroindustri juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu meningkatkan pendapatan petani yang pada akhirnya diharapkan akan mengurangi ketimpangan pendapatan masyarakat. Peranan sektor industri dalam kegiatan pembangunan semakin penting. Pemerintah terus berusaha menyeimbangkan peranan sektor industri terhadap sektor pertanian, untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dimana terdapat kemampuan industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh. Berdasarkan kenyataan di atas, maka industri yang mengolah hasil-hasil pertanian di Indonesia memegang peranan yang strategis Soekartawi, 2000. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan rantai terpenting yang menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Peranan pemasaran adalah mengidentifikasi konsumen, mengetahui kebutuhan mereka dan cara yang mereka kehendaki untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui analisa permintaan demand analysis kebutuhan- Universitas Sumatera Utara kebutuhan konsumen dapat dikaji, diukur, dan dipahami. Analisa permintaan itu adalah fungsi dari kegiatan riset pemasaran. Perencanaan pemasaran adalah sebuah sub-fungsi dari perencanaan perusahaan. Perencanaan kegiatan pemasaran haruslah sesuai dengan sasaran yang menyeluruh dari perusahaan. Untuk mencapai orientasi perusahaan dalam meraih pasarnya, maka pemasaran haruslah mempelajari dan menafsirkan kebutuhan konsumen dan kemudian menuntun perusahaan-perusahaan untuk melayani kebutuhan tersebut. Secara kasar, rencana pemasaran dapat dianggap sebagai rencana pertempuran suatu perusahaan Rewoldt, 1991. Sistem pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas Gumbira, 2001. Menurut Sarma 1994, pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk, dan harga yang tepat dengan cara: 1. Menggunakan kegunaan tempat place utility, yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen. 2. Menaikkan kegunaan waktu time utility, yaitu mengusahakan barang dan jasa dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara 3. Menaikkan kegunaan bentuk form utility, yaitu mengusahakan barang dan jasa dari bentuk semula ke bentuk yang lebih diinginkan. Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran dalam perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja, padahal dalam kenyataannya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba. Proses pemasaran yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi, dan kebijakan harga, serta menerapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan. Dengan demikian, setiap program pemasaran harus diawali dengan identifikasi atas kebutuhan pelanggan. Pemasaran harus berorientasi pada pelanggan, bukan pada produk, dan perusahaan yang mengabaikan perspektif ini biasanya menghadapi kesulitan besar. Keberhasilan secara dini dalam agribisnis biasanya dapat dicapai karena agribisnis tersebut mampu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Tetapi seringkali organisasi menjadi begitu terpaku untuk menghasilkan produk dan jasa sehingga tidak tanggap lagi terhadap kebutuhan penguasaha tani dan pelanggan. Organisasi semacam itu akan menganggap pelanggan hanya sebagai garis penghubung dalam rantai produksi-distribusi-konsumsi, bukan sebagai tujuan utama organisasi. Akibatnya, mereka akan dapat disingkirkan dengan cepat oleh para pesaing yang lebih peka terhadap perubahan pasar. Karena kebutuhan Universitas Sumatera Utara pelanggan terus berubah, maka program pemasaran juga harus selalu diubah disesuaikan Downey, 1987.

2.2.2 Teori Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan yang merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan mengenai pemakaian faktor-faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Disini keputusan-keputusan diambil mengenai cara dan besarnya pemakaian masing-masing faktor strategi pemasaran yang dapat dikendalikan, dan bagaimana faktor-faktor ini digabungkan bersama ke dalam suatu total strategi. Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil keputusan mengenai bagaimana ia akan menggunakan alat-alat pemasaran yang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada dua tipe faktor yang dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaan pemasaran yaitu, faktor yang dapat dikendalikan controllable dan faktor yang tidak dapat dikendalikan uncontrollable Rewoldt, 1991. 1. Faktor Lingkungan Tidak Dapat Dikendalikan Banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan yang mempengaruhi strategi pemasaran, yaitu: Universitas Sumatera Utara - Permintaan Permintaan adalah hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Permintaan dibatasi oleh kekuatan-kekuatan pokok seperti penghasilan income. Permintaan juga bisa terpendam latent dan eksistensinya tidak diketahui. Strategi pemasaran dapat digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa-jasa dengan cara yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam itu. - Persaingan Keadaan persaingan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan, dan antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingan, tentu akan mempengaruhi perencanaan strategi pemasaran. Perencanaan strategi pemasaran itu haruslah memperhitungkan sifat dan luasnya saingan, baik sekarang maupun di masa depan, dalam menetukan rangkaian tindakan optimal yang akan diambil. - Struktur Distribusi Untuk mendistribusikan sesuatu produk, suatu perusahaan mungkin mendirikan jaringan penjualannya sendiri, tetapi cara ini sangat mahal, dan seringkali tidak sesuai untuk perusahaan-perusahaan yang lain. Strategi pemasaran haruslah memperhitungkan hal-hal seperti ada atau tidak adanya saluran distribusi yang sesuai, kesanggupan perusahaan untuk memasuki saluran tersebut, kesanggupan permintaan akan produk tersebut, persaingan yang akan dihadapi produk tersebut, serta kebutuhan saluran tersebut terhadap fungsi-fungsi pemasaran. Universitas Sumatera Utara - Hukum Pemasaran Hambatan constraints terhadap kebebasan bertindak dari penjual akan memaksanya untuk mendapatkan jalan lain untuk memaksimumkan labanya. Salah satu kemungkinan adalah menawarkan model yang berbeda-beda dari produknya, yang masing-masingn dengan ciri-ciri yang ditujukan untuk menarik segmen pasar yang berbeda-beda pula, dan untuk kebijaksanaan harga yang berbeda untuk masing-masing model. - Biaya Non Pemasaran Dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya-biaya non-pemasaran seperti biaya produksi dan umum overhead, juga menimbulkan keterbatasan pada strategi yang direncanakan. Kenaikan biaya produksi atau biaya overhead untuk suatu produk, mungkin akan memaksa diadakannya perubahan dalam strategi pemasaran, barangkali ke arah pengurangan penekanan pada harga, dan lebih banyak penekanan pada faktor-faktor lain dalam pemasaran marketing mix. 2. Faktor – Faktor Strategi Pemasaran Dapat Dikendalikan Dalam merumuskan strategi pemasaran, penjual mengatur faktor-faktor yang dikuasainya sedemikian rupa sehingga mencapai pendekatan strategis yang optimum untuk sasaran pemasarannya. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan adalah sebagai berikut: - Produk Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang paling Universitas Sumatera Utara efektif baginya. Produk dapat diubah dengan berbagai cara untuk meningkatkan tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah kualitasnya, ukurannya, bentuknya, warnanya, variasinya, dan lain-lain. - Distribusi Para perencana strategi pemasaran mempunyai banyak pilihan bagi kebijaksanaan distribusinya. Misalnya seperti memilih daerah dimana akan memasarkan produk, memutuskan berapa jumlah penyalur yang dibutuhkandi masing-masing pasar, dan banyak masalah lain yang harus diputuskan dalam hal faktor distribusi. - Harga Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalah faktor yang dapat dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Diskonto dapat digunakan untuk membedakan harga berdasarkan kualitas yang dibeli atau untuk mencapai harga yang berbeda untuk kelas perdagangan yang berbeda pula. Pilihan harga yang tersedia dalam perencanaan strategi pemasaran dibatasi oleh faktor biaya. - Promosi Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan sebagai metode utama untuk komunikasi dengan konsumen, atau hanya sebagai pelengkap untuk bentuk komunikasi yang lain. Prromosi penjualan pun merupakan suatu faktor bagi strategi promosi yang bentuknya beraneka ragam, dan dapat digunakan dalam berbagai jumlah. Universitas Sumatera Utara Sudrajat 2001 telah melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pemasaran Nata De Coco pada CV Awal Lestari Jaya di Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji gambaran umum perusahaan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta menyusun alternatif strategi perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan. Faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah SDM, bahan baku, dan, sistem penjualan produk sedangkan yang menjadi kelemahan perusahaan adalah modal dan kapasitas produksi. Strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan ini adalah strategi SO Strengths-Opportunities yaitu dengan cara menghasilkan produk yang berkualitas, jalur distribusi yang efisien, meningkatkan kualitas SDM, kerjasama dengan pemasok bahan baku, dan penetapan harga yang kompetitif dengan pesaing. Miliyoso 2003 telah melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pemasaran Produk Nata De Coco pada CV Graha Agri Industri di Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk nata de coco serta merumuskan alternatif strategi pemasarannya. Perusahaan memiliki kekuatan seperti produk dikembangkan sesuai permintaan pasar, upah buruh murah, dan adanya hubungan baik dengan distributor. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah kurangnya permodalan untuk mengembangkan modal usaha, kualitas SDM rendah, dan kualitas produk sama dengan pesaing. Strategi yang tepat untuk perusahaan ini adalah strategi SO Strengths-Opportunities yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan cara diversifikasi dengan produk baru, meningkatkan mutu produk, dan melakukan promosi yang lebih efektif. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats Rangkuti, 1997. Dalam analisis SWOT, umumnya masalah kekuatan atau keunggulan dan kelemahan adalah masalah internal, sementara masalah kesempatan dan ancaman adalah masalah eksternal. Masalah eksternal umumnya sulit dikuasai dan bahkan masuk ke dalam kategori variabel yang tidak terkontrol Soekartawi, 2000. Tabel 2. Klasifikasi SWOT Internal Environment External Environment 1. Strength kekuatan 1. Opportunity peluang 2. Weakness kelemahan 2. Threat ancaman Sumber: Soekartawi, 2000. Membuat keputusan untuk memilih alternatif strategi sebaiknya dilakukan setelah perusahaan mengetahui dahulu posisi perusahaan untuk kondisi sekarang berada pada kuadran sebelah mana sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan ekternal Posisi perusahaan dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Pada kuadran I strategi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around, dan kuadran IV strategi defensif. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi. Gambar di atas menunjukkan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan dan tipe strategi yang sesuai. Dengan mengetahui posisi perusahaan pada kuadran yang tepat maka perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat, yaitu: 1. Jika posisi perusahaan berada pada kuadran I maka menandakan bahwa situasi ini sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan untuk perusahaan yang berada pada posisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. 2. Perusahaan yang berada pada kuadran II berarti perusahaan menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang harus dilakukan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Berbagai Peluang Kuadran III mendukung strategi turn around Kuadran I mendukung strategi agresif Kuadran IV mendukung strategi defensif Kuadran II mendukung strategi diversifikasi Berbagai Ancaman Faktor Internal Faktor Eksternal Universitas Sumatera Utara 3. Perusahaan yang berada pada kuadran III menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan memiliki kelemahan internal. Fokus yang harus diambil oleh perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. 4. Posisi perusahaan pada kuadran IV menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana selain perusahaan menghadapi berbagai ancaman juga menghadapi kelemahan internal.

2.3 Kerangka Pemikiran

Perusahaan agroindustri yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan-kebutuhan dan kecenderungan-kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya. Setiap perusahaan agroindustri disarankan agar melakukan analisis SWOT strengths, weaknesses, opportunities, dan threats yaitu analisis tentang strength atau kekuatan keunggulan perusahaan agroindustri nata de coco, weakness kelemahan, opportunity kesempatan, dan threat ancaman yang dimiliki perusahaan agroindustri nata de coco tersebut. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Adapun faktor-faktor internal pada agroindustri nata de coco adalah modal, produksi, produk, tenaga kerja, harga, serta promosi pemasaran produk yang dihasilkan agroindustri tersebut. Universitas Sumatera Utara Sedangkan faktor eksternal agroindustri nata de coco adalah bahan baku, pasar, perusahaan pesaing, daya beli masyarakat, serta musim yang mendukung agroindustri tersebut. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Keterangan: : Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan AGROINDUSTRI NATA DE COCO FAKTOR INTERNAL • Modal • Produksi • Produk • Tenaga Kerja • Harga • Promosi FAKTOR EKSTERNAL • Bahan Baku • Pasar • Perusahaan Pesaing • Musim STRENGTH KEKUATAN WEAKNESS KELEMAHAN OPPORTUNITY PELUANG THREATS ANCAMAN STRATEGI PEMASARAN Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran. Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Penelitian