1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang didapat antara lain:
1. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
agroindustri dalam pemasaran nata de coco di daerah penelitian? 2.
Bagaimana strategi pemasaran agroindustri nata de coco di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
agroindustri dalam pemasaran nata de coco di daerah penelitian. 2.
Untuk menentukan strategi pemasaran agroindustri nata de coco di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1.
Sebagai bahan informasi bagi para pengusaha agroindustri nata de coco dalam memasarkan produknya secara efisien.
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan pihak yang
membutuhkannya. 3.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Kelapa
Tanaman kelapa ditemukan tumbuh pada daerah 27° LU dan 27 ° LS. Di daerah tropis tanaman kelapa dapat tumbuh mulai 0 – 900 meter di atas permukaan laut.
Tanaman kelapa akan tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai curah hujan antara 1.300 – 2.300 mm per tahun, bahkan masih dapat tumbuh dengan
baik pada daerah yang mempunyai curah hujan 3.800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik.
Tanaman kelapa menyukai sinar matahari, bila tumbuhnya dinaungi, tanaman mudanya akan tumbuh lambat dan berbuahnya juga agak terlambat. Panjangnya
penyinaran pada siang hari dapat mempengaruhi perkembangan tanaman. Penyinaran selama 2.000 jam per tahun atau 120 jam per bulan dapat dipandang
sebagai batas penyinaran minimum yang dapat mengganggu produksi Suhardikono, 1995.
Menurut Palungkung 2001, tanaman kelapa Cocos nucifera. L merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia
karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berikut komposisi buah dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Komposisi buah kelapa Komponen
Jumlah Berat Sabut
25 – 32 Tempurung
12 – 13,1 Daging buah
28 – 34,9 Air buah
19,2 – 25
Sumber: Palungkung, 2001.
Pada dasarnya seluruh bagian buah kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk untuk berbagai keperluan. Teknologi pengolahan, standar mutu, dan sistem
sertifikasinya juga sudah dikuasai oleh tenaga ahli Indonesia. Namun berbagai kelemahan masih melekat di industri pengolahan kelapa seperti suplai bahan baku,
karena industri tidak memiliki kebun kelapa dan investasi yang relatif besar sehingga kurang menarik investor.
Allorerung dan Lay 1998 menyatakan bahwa kelapa sebagian besar diolah menjadi kopra yang selanjutnya diolah menjadi minyak goreng. Namun usaha ini
semakin lemah, baik dalam perdagangan domestik maupun luar negeri karena tersaingi oleh minyak kelapa sawit. Selain diolah menjadi minyak, kini telah
berkembang diversifikasi produk kelapa seperti dessicated coconut tepung kelapa, gula kelapa, nata de coco, berbagai produk daging kelapa, kelapa parut
kering, arang tempurung, serat sabut kelapa, mebel kayu kelapa, dan akhir-akhir ini berkembang santan siap saji dengan berbagai kemasan.
2.1.2 Nata De Coco
Nata de coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa dietary fiber, yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang
melibatkan jasad renik mikrobia, yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.
Universitas Sumatera Utara
Bibit nata sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Dari jutaan jasad renik yang tumbuh dalam air kelapa tersebut, akan
dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Nata yang
dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan nata, dan
prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas A. xylinum yang digunakan.
Nata dapat diusahakan bukan hanya dari air kelapa, tetapi juga dari berbagai jenis bahan yang mengandung gula, protein, dan mineral, seperti misalnya sari buah-
buahan, sari kedelai, dan bahkan air gula. Oleh sebab itu, nama nata dapat bermacam-macam sesuai dengan bahan yang digunakan, seperti misalnya nata de
soya dari sari kedelai, nata de mango dari sari buah mangga, nata de pina dari sari buah nenas, nata de coco dari air kelapa, dan lain sebagainya. Namun, di
antara beberapa jenis bahan yang dapat digunakan tersebut, air kelapa merupakan bahan yang paling ekonomis, mengingat air kelapa hanyalah bersifat sebagai
limbah dari buah kelapa Pambayun, 2002.
2.1.3 Agroindustri
Agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks
ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang berbahan baku utamanya adalah produk
pertanian. Suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan
Universitas Sumatera Utara
jumlah minimal 20 dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah disebut agroindustri. Arti yang kedua adalah agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan
pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri
Soekartawi, 2000. Agroindustri dalam sistem pertanian merupakan penyempurnaan yang merangkai
semua komponen menjadi satu kesatuan yang kuat. Ini berarti bahwa pengembangan agroindustri mempunyai keterkaitan ke depan memenuhi
permintaan pasar melalui penguatan industri hilir dan ke belakang yang memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian. Keterpaduan yang dibangun
melalui pengembangan agroindustri mempunyai dimensi yang amat luas mulai dari penguatan pasar hasil pertanian sampai dengan pembentukan nilai tambah
dan daya saing komoditas pertanian Tadjudin, 2007 Pembangunan agroindustri dihadapkan pada berbagai tantangan, baik tantangan
atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri. Beberapa permasalahan agroindustri khususnya permasalahan di dalam negeri antara lain:
1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam
usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu.
2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih
berkonsentrasi pada agroindustri di perkotaan. 3.
Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri.
Universitas Sumatera Utara
4. Kurangnya fasilitas permodalan perkreditan dan kalau pun ada
prosedurnya ketat Soekartawi, 2000. Menurut Syahza 2003, faktor yang mendukung prospek pengembangan
agribisnis dan agroindustri di daerah adalah penduduk yang makin bertambah sehingga kebutuhan pangan juga bertambah serta meningkatnya pendapatan
masyarakat akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan beragam diversifikasi. Keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil
agroindustri. Di samping itu perkembangan agribisnis dan agroindustri juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu meningkatkan
pendapatan petani yang pada akhirnya diharapkan akan mengurangi ketimpangan pendapatan masyarakat.
Peranan sektor industri dalam kegiatan pembangunan semakin penting. Pemerintah terus berusaha menyeimbangkan peranan sektor industri terhadap
sektor pertanian, untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dimana terdapat kemampuan industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka industri yang mengolah hasil-hasil pertanian di Indonesia memegang peranan yang strategis Soekartawi, 2000.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pemasaran
Pemasaran merupakan rantai terpenting yang menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Peranan pemasaran adalah mengidentifikasi konsumen,
mengetahui kebutuhan mereka dan cara yang mereka kehendaki untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui analisa permintaan demand analysis kebutuhan-
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan konsumen dapat dikaji, diukur, dan dipahami. Analisa permintaan itu adalah fungsi dari kegiatan riset pemasaran.
Perencanaan pemasaran adalah sebuah sub-fungsi dari perencanaan perusahaan. Perencanaan kegiatan pemasaran haruslah sesuai dengan sasaran yang
menyeluruh dari perusahaan. Untuk mencapai orientasi perusahaan dalam meraih pasarnya, maka pemasaran haruslah mempelajari dan menafsirkan kebutuhan
konsumen dan kemudian menuntun perusahaan-perusahaan untuk melayani kebutuhan tersebut. Secara kasar, rencana pemasaran dapat dianggap sebagai
rencana pertempuran suatu perusahaan Rewoldt, 1991. Sistem pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembaga-lembaga
pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu
pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik dari
tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas Gumbira, 2001.
Menurut Sarma 1994, pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk, dan
harga yang tepat dengan cara: 1.
Menggunakan kegunaan tempat place utility, yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen.
2. Menaikkan kegunaan waktu time utility, yaitu mengusahakan barang dan
jasa dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
3. Menaikkan kegunaan bentuk form utility, yaitu mengusahakan barang
dan jasa dari bentuk semula ke bentuk yang lebih diinginkan. Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran dalam
perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja, padahal dalam kenyataannya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi berbagai
aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba.
Proses pemasaran yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan
program promosi, dan kebijakan harga, serta menerapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan. Dengan demikian, setiap
program pemasaran harus diawali dengan identifikasi atas kebutuhan pelanggan. Pemasaran harus berorientasi pada pelanggan, bukan pada produk, dan perusahaan
yang mengabaikan perspektif ini biasanya menghadapi kesulitan besar. Keberhasilan secara dini dalam agribisnis biasanya dapat dicapai karena agribisnis
tersebut mampu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Tetapi seringkali organisasi menjadi begitu terpaku untuk menghasilkan produk dan jasa
sehingga tidak tanggap lagi terhadap kebutuhan penguasaha tani dan pelanggan. Organisasi semacam itu akan menganggap pelanggan hanya sebagai garis
penghubung dalam rantai produksi-distribusi-konsumsi, bukan sebagai tujuan utama organisasi. Akibatnya, mereka akan dapat disingkirkan dengan cepat oleh
para pesaing yang lebih peka terhadap perubahan pasar. Karena kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
pelanggan terus berubah, maka program pemasaran juga harus selalu diubah disesuaikan Downey, 1987.
2.2.2 Teori Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan
perusahaan yang merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan mengenai pemakaian
faktor-faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Disini keputusan-keputusan diambil mengenai cara dan
besarnya pemakaian masing-masing faktor strategi pemasaran yang dapat dikendalikan, dan bagaimana faktor-faktor ini digabungkan bersama ke dalam
suatu total strategi. Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil
keputusan mengenai bagaimana ia akan menggunakan alat-alat pemasaran yang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada dua tipe faktor
yang dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaan pemasaran yaitu, faktor yang dapat dikendalikan controllable dan faktor yang tidak dapat
dikendalikan uncontrollable Rewoldt, 1991. 1. Faktor Lingkungan Tidak Dapat Dikendalikan
Banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan yang mempengaruhi strategi pemasaran, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
- Permintaan
Permintaan adalah hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Permintaan dibatasi oleh kekuatan-kekuatan pokok seperti penghasilan income.
Permintaan juga bisa terpendam latent dan eksistensinya tidak diketahui. Strategi pemasaran dapat digunakan untuk mengubah permintaan yang
terpendam itu menjadi permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa-jasa dengan cara yang sesuai dengan kekuatan
permintaan yang terpendam itu. -
Persaingan Keadaan persaingan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan, dan
antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingan, tentu akan mempengaruhi perencanaan strategi pemasaran. Perencanaan strategi
pemasaran itu haruslah memperhitungkan sifat dan luasnya saingan, baik sekarang maupun di masa depan, dalam menetukan rangkaian tindakan
optimal yang akan diambil. -
Struktur Distribusi Untuk mendistribusikan sesuatu produk, suatu perusahaan mungkin
mendirikan jaringan penjualannya sendiri, tetapi cara ini sangat mahal, dan seringkali tidak sesuai untuk perusahaan-perusahaan yang lain. Strategi
pemasaran haruslah memperhitungkan hal-hal seperti ada atau tidak adanya saluran distribusi yang sesuai, kesanggupan perusahaan untuk
memasuki saluran tersebut, kesanggupan permintaan akan produk tersebut, persaingan yang akan dihadapi produk tersebut, serta kebutuhan saluran
tersebut terhadap fungsi-fungsi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
- Hukum Pemasaran
Hambatan constraints terhadap kebebasan bertindak dari penjual akan memaksanya untuk mendapatkan jalan lain untuk memaksimumkan
labanya. Salah satu kemungkinan adalah menawarkan model yang berbeda-beda dari produknya, yang masing-masingn dengan ciri-ciri yang
ditujukan untuk menarik segmen pasar yang berbeda-beda pula, dan untuk kebijaksanaan harga yang berbeda untuk masing-masing model.
- Biaya Non Pemasaran
Dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya-biaya non-pemasaran seperti biaya produksi dan umum overhead, juga menimbulkan
keterbatasan pada strategi yang direncanakan. Kenaikan biaya produksi atau biaya overhead untuk suatu produk, mungkin akan memaksa
diadakannya perubahan dalam strategi pemasaran, barangkali ke arah pengurangan penekanan pada harga, dan lebih banyak penekanan pada
faktor-faktor lain dalam pemasaran marketing mix. 2. Faktor – Faktor Strategi Pemasaran Dapat Dikendalikan
Dalam merumuskan strategi pemasaran, penjual mengatur faktor-faktor yang dikuasainya sedemikian rupa sehingga mencapai pendekatan strategis yang
optimum untuk sasaran pemasarannya. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan adalah sebagai berikut:
- Produk
Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang paling
Universitas Sumatera Utara
efektif baginya. Produk dapat diubah dengan berbagai cara untuk meningkatkan tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah
kualitasnya, ukurannya, bentuknya, warnanya, variasinya, dan lain-lain. -
Distribusi Para perencana strategi pemasaran mempunyai banyak pilihan bagi
kebijaksanaan distribusinya. Misalnya seperti memilih daerah dimana akan memasarkan produk, memutuskan berapa jumlah penyalur yang
dibutuhkandi masing-masing pasar, dan banyak masalah lain yang harus diputuskan dalam hal faktor distribusi.
- Harga
Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalah faktor yang dapat dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Diskonto dapat digunakan untuk
membedakan harga berdasarkan kualitas yang dibeli atau untuk mencapai harga yang berbeda untuk kelas perdagangan yang berbeda pula. Pilihan
harga yang tersedia dalam perencanaan strategi pemasaran dibatasi oleh faktor biaya.
- Promosi
Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan
sebagai metode utama untuk komunikasi dengan konsumen, atau hanya sebagai pelengkap untuk bentuk komunikasi yang lain. Prromosi penjualan
pun merupakan suatu faktor bagi strategi promosi yang bentuknya beraneka ragam, dan dapat digunakan dalam berbagai jumlah.
Universitas Sumatera Utara
Sudrajat 2001 telah melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pemasaran Nata De Coco pada CV Awal Lestari Jaya di Bogor. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengkaji gambaran umum perusahaan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta menyusun alternatif strategi perusahaan dalam
mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan. Faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah SDM, bahan baku, dan, sistem penjualan
produk sedangkan yang menjadi kelemahan perusahaan adalah modal dan kapasitas produksi. Strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan ini adalah
strategi SO Strengths-Opportunities yaitu dengan cara menghasilkan produk yang berkualitas, jalur distribusi yang efisien, meningkatkan kualitas SDM,
kerjasama dengan pemasok bahan baku, dan penetapan harga yang kompetitif dengan pesaing.
Miliyoso 2003 telah melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pemasaran Produk Nata De Coco pada CV Graha Agri Industri di Bogor. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk nata de coco serta merumuskan alternatif
strategi pemasarannya. Perusahaan memiliki kekuatan seperti produk dikembangkan sesuai permintaan pasar, upah buruh murah, dan adanya hubungan
baik dengan distributor. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah kurangnya permodalan untuk mengembangkan modal usaha, kualitas SDM
rendah, dan kualitas produk sama dengan pesaing. Strategi yang tepat untuk perusahaan ini adalah strategi SO Strengths-Opportunities yaitu menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan cara diversifikasi dengan produk baru, meningkatkan mutu produk, dan melakukan promosi yang lebih efektif.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
weakness dan ancaman threats Rangkuti, 1997. Dalam analisis SWOT, umumnya masalah kekuatan atau keunggulan dan
kelemahan adalah masalah internal, sementara masalah kesempatan dan ancaman adalah masalah eksternal. Masalah eksternal umumnya sulit dikuasai dan bahkan
masuk ke dalam kategori variabel yang tidak terkontrol Soekartawi, 2000.
Tabel 2. Klasifikasi SWOT Internal Environment
External Environment 1. Strength kekuatan
1. Opportunity peluang 2. Weakness kelemahan
2. Threat ancaman
Sumber: Soekartawi, 2000.
Membuat keputusan untuk memilih alternatif strategi sebaiknya dilakukan setelah perusahaan mengetahui dahulu posisi perusahaan untuk kondisi sekarang berada
pada kuadran sebelah mana sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan ekternal Posisi
perusahaan dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Pada kuadran I strategi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran II
strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around, dan kuadran IV strategi defensif.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi.
Gambar di atas menunjukkan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan dan tipe strategi yang sesuai. Dengan mengetahui posisi perusahaan pada kuadran
yang tepat maka perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat, yaitu:
1. Jika posisi perusahaan berada pada kuadran I maka menandakan bahwa
situasi ini sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan untuk perusahaan yang berada pada posisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
2. Perusahaan yang berada pada kuadran II berarti perusahaan menghadapi
berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang harus dilakukan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Berbagai Peluang
Kuadran III
mendukung strategi turn around
Kuadran I
mendukung strategi agresif
Kuadran IV
mendukung strategi defensif
Kuadran II
mendukung strategi diversifikasi
Berbagai Ancaman Faktor
Internal Faktor
Eksternal
Universitas Sumatera Utara
3. Perusahaan yang berada pada kuadran III menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan memiliki kelemahan internal. Fokus yang harus diambil oleh perusahaan
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Posisi perusahaan pada kuadran IV menunjukkan bahwa perusahaan
menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana selain perusahaan menghadapi berbagai ancaman juga menghadapi kelemahan
internal.
2.3 Kerangka Pemikiran
Perusahaan agroindustri yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
kecenderungan-kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya. Setiap perusahaan agroindustri disarankan agar melakukan analisis SWOT
strengths, weaknesses, opportunities, dan threats yaitu analisis tentang strength atau kekuatan keunggulan perusahaan agroindustri nata de coco, weakness
kelemahan, opportunity kesempatan, dan threat ancaman yang dimiliki perusahaan agroindustri nata de coco tersebut.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Adapun faktor-faktor internal pada agroindustri nata de coco adalah modal, produksi, produk, tenaga kerja,
harga, serta promosi pemasaran produk yang dihasilkan agroindustri tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan faktor eksternal agroindustri nata de coco adalah bahan baku, pasar, perusahaan pesaing, daya beli masyarakat, serta musim yang mendukung
agroindustri tersebut. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Keterangan: : Menyatakan Pengaruh
: Menyatakan Hubungan AGROINDUSTRI
NATA DE COCO
FAKTOR INTERNAL • Modal
• Produksi • Produk
• Tenaga Kerja • Harga
• Promosi FAKTOR EKSTERNAL
• Bahan Baku • Pasar
• Perusahaan Pesaing • Musim
STRENGTH KEKUATAN
WEAKNESS KELEMAHAN
OPPORTUNITY PELUANG
THREATS ANCAMAN
STRATEGI PEMASARAN
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian