3. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri nata de coco Dari segi sosial, usaha nata de coco menyerap tenaga kerja lokal yang besar baik
perusahaan menengah, besar, kecil maupun rumah tangga. Usaha ini hanya menggunakan teknologi yang sederhana tanpa perlu pengetahuan yang spesifik.
Tenaga kerja untuk memproduksi nata de coco tidak membutuhkan pendidikan formal atau pengetahuan khusus, tetapi lebih memerlukan ketrampilan dan
ketekunan. Hal ini merupakan kekuatan bagi perusahaan agroindustri karena apabila terjadi peningkatan permintaan, pengusaha tidak mengalami kesulitan
untuk mencari tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja juga dapat dipenuhi dari keluarga sendiri atau dari tetangga sekitar. Tenaga kerja biasanya ada yang tetap
dan tidak tetap borongan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha nata de coco di daerah
penelitian, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam industri nata de coco skala kecil-rumah tangga rata-rata adalah 6 orang dengan jam kerja kurang lebih 8
jamhari yaitu mulai dari jam 8 pagi – 4 sore.
5.1.2 Kelemahan Agroindustri dalam Pemasaran Nata De Coco
Adapun kelemahan agroindustri dalam pemasaran nata de coco di daerah penelitian adalah:
1. Variasi produk yang dihasilkan agroindustri nata de coco Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha nata de coco di
daerah penelitian, agroindustri pada sampel penelitian hanya memproduksi nata de coco dalam bentuk lembaran yang merupakan bahan baku bagi makanan dan
Universitas Sumatera Utara
minuman yang terbuat dari nata de coco. Tidak adanya variasi produk pada agroindustri ini dianggap sebagai kelemahan perusahaan karena keuntungan yang
diperoleh hanya berasal dari penjualan produk mentah. Padahal dengan memiliki kekuatan perusahaan seperti modal dan tenaga kerja, nata de coco mentah
tersebut dapat diolah menjadi berbagai minuman dan agar-agar dalam kemasan yang menarik yang tentunya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hanya menghasilkan produk mentah saja. 2. Jumlah produksi nata de coco per hari
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha nata de coco di daerah penelitian, jumlah produksi nata de coco per hari rata-rata adalah 800 Kghari
dengan rentang antara 500 – 1.000 Kghari. Dalam skala industri kecilrumah tangga, produksi harian nata de coco dengan jumlah tersebut dianggap masih
kecil karena dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan seharusnya dapat memproduksi hingga 3 – 5 tonhari. Namun, perusahaan agroindustri nata
de coco di daerah penelitian tidak dapat memproduksi dalam jumlah besar karena jumlah produksi ditentukan oleh agendistributor yang membeli hasil produk
perusahaan tersebut. Dengan dibatasinya jumlah produksi tersebut merupakan kendala bagi usaha nata de coco dalam mendapatkan profit yang lebih tinggi.
3. Promosisistem penjualan produk nata de coco Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri nata de coco,
karena saluran distribusi untuk produk nata de coco umumnya sudah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar nata de coco, sehingga para pengusaha nata de
coco skala kecil-rumah tangga mengalami kesulitan untuk melakukan distribusi
Universitas Sumatera Utara
produknya. Promosisistem penjualan produk yang dijalankan agroindustri nata de coco di daerah penelitian lebih banyak ditujukan ke agen distributor, karena
para pengusaha nata de coco tidak memiliki akses link ke industri besar. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan pemasaran
produknya.
5.1.2 Peluang Agroindustri dalam Pemasaran Nata De Coco