Definisi dan Batasan Operasional Proses Pembuatan Nata De Coco

4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Rangkuti, 1997.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat Defenisi dan Batasan Operasional sebagai berikut: Defenisi: 1. Agroindustri, adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian berupa limbah tanaman kelapa, yaitu air kelapa. 2. Nata de coco, adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi. 3. Strategi pemasaran, adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran yang berdasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan. Batasan Operasional: 1. Tempat penelitian adalah perusahaan agroindustri nata de coco di Kota Medan, yaitu di Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Amplas. 2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK AGROINDUSTRI NATA DE COCO

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Kota Medan terletak antara 3°.27 − 3°.47ʹ Lintang Utara dan 98°.35ʹ − 98°.44ʹ Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 22,49° C – 23,97° C dan suhu maksimum berkisar antara 32,15° C – 34,21° C. Kelembaban udara di wilayah Medan rata-rata 76 – 81 . Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada sebelah utara, selatan, barat, dan timur. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Berikut adalah deskripsi kecamatan di Kota Medan yang merupakan lokasi penelitian pada agroindustri nata de coco, yaitu Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Amplas.

4.1.1 Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 7,78 km². Kecamatan Medan Tembung berbatasan dengan: Universitas Sumatera Utara - Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Selatan berbatas dengan : Kecamatan Medan Denai - Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Medan Perjuangan - Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Deli Serdang Dari tujuh kelurahan di Kecamatan Medan Tembung, Kelurahan Bantan memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 1,51 km² sedangkan Kelurahan Tembung mempunyai luas terkecil yakni 0,64 km². Kecamatan Medan Tembung dihuni oleh 133.784 orang dimana penduduk terbanyak di Kelurahan Bantan yakni sebanyak 29.693 orang dan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Tembung yakni sebanyak 9.821 orang. Perusahaan industri di Medan Tembung sudah mulai ramai, terutama industri rumah tangga. Tercatat pada tahun 2012 terdapat sebanyak 48 industri kecil dan industri rumah tangga di Kecamatan Medan Tembung.

4.1.2 Medan Johor

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 16,96 km². Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Medan Polonia - Sebelah Selatan berbatas dengan : Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Medan Selayang - Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Medan Amplas Universitas Sumatera Utara Dari enam kelurahan di Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala memiliki luas wilayah terluas yaitu sebesar 5,50 km² sedangkan Kelurahan Kedai Durian memiliki luas wilayah terkecil yaitu 0,98 km². Kecamatan Medan Johor dihuni oleh 123.851 orang dimana penduduk paling banyak berada di Kelurahan Kwala Bekala yakni sebanyak 32.599 orang, jumlah penduduk paling kecil berada di Kelurahan Kedai Durian yakni sebanyak 6.572 orang. Perusahaan industri di Medan Johor sudah mulai banyak bermunculan, terutama industri rumah tangga. Perusahaan industri besar banyak terdapat di Kelurahan Kedai Durian, pada tahun 2012 tercatat sebanyak 23 industri besar dan sedang, dan 247 industri kecil dan industri rumah tangga di Kecamatan Medan Johor.

4.1.2 Medan Amplas

Kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 13,764 km². Kecamatan Medan Amplas berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Medan Denai - Sebelah Selatan berbatas dengan : Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Medan Johor - Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Deli Serdang Dari tujuh kelurahan di Kecamatan Medan Amplas, Kelurahan Harjosari II memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 4,59 km², sedangkan Kelurahan Siti Rejo II mempunyai luas wilayah terkecil yakni 0,40 km². Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Amplas dihuni oleh 115.543 orang dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Harjosari I yakni sebanyak 31.979 orang dan jumlah penduduk terkecil ada di Kelurahan Bangun Mulia yakni sebanyak 2.259 orang. Perusahaan industri di Medan Amplas sudah mulai banyak yang bermunculan, terutama industri kecil. Tercatat pada tahun 2012 terdapat sebanyak 17 industri besar dan sedang, 23 industri kecil, dan 21 industri rumah tangga di Kecamatan Medan Amplas.

4.2 Karakteristik Agroindustri Nata De Coco

4.2.1 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusaha, serta luas lahan dan bangunan usaha. Secara rinci, karakteristik sampel pengusaha agroindustri nata de coco dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Nata De Coco Karakteristik Sampel Satuan Rataan Range Umur Tahun 32 22 – 38 Tingkat Pendidikan Tahun 13 12 – 16 Lama Usaha Tahun 2,75 2 – 3 Luas Lahan Usaha m² 887,5 150 – 2000 Luas Bangunan Usaha m² 167,5 70 – 400 Sumber: Analisis data primer, Lampiran 1. Dari tabel tersebut diketahui bahwa rata-rata umur pengusaha agroindustri nata de coco adalah 32 tahun dengan rentang antara 22 − 38 tahun. Dilihat dari tingkat pendidikan yang dijalani oleh pengusaha tersebut rata-rata adalah 13 tahun, ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa pendidikan pengusaha nata de coco adalah tingkat SMAsederajat. Sedangkan pengalaman berusaha di bidang agroindustri nata de coco tersebut rata-rata adalah 2,75 tahun dengan rentang antara 2 − 3 tahun. Rata - rata luas lahan usaha nata de coco adalah 887,5 m² dengan rentang antara 150 − 2000 m², sedangkan luas bangunan untuk memproduksi nata de coco rata-rata adalah 167,5 m² dengan rentang antara 70 − 400 m².

4.2.2 Permodalan

Modal usaha bagi pengusaha skala besar ataupun kecil merupakan unsur yang utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung peningkatan pendapatan profit yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pengusaha itu sendiri. Modal usaha berasal dari modal sendiri, modal keluarga, ataupun pinjaman dari lembaga keuangan bank. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha nata de coco di daerah penelitian, rata-rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal pinjaman pada bank.

4.2.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu kegiatan produksi. Tenaga kerja dalam usaha agroindustri nata de coco di daerah penelitian diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan produksi seperti pembelian bahan baku, penyaringan bahan baku, pemasakan air kelapa, pencetakan, pencucian wadah, pengemasan hasil, pengangkutan hasil, dll. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha nata de coco di daerah penelitian, rata-rata jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah 6 orang dengan rentang antara 3 − 7 orang. Jam kerja untuk memproduksi nata de coco rata-rata dari jam 8 pagi sampai 4 sore. Upah tenaga kerja pada industri ini adalah sebesar Rp 30.000hari atau sekitar Rp 900.000bulan.

4.2.4 Bahan Baku

Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari produk yang dihasilkannya. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi nata de coco harus berkualitas, yaitu tidak kotor, tidak bau, dan tidak basi. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kualitas nata de coco yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha nata de coco di daerah penelitian, penyediaan bahan baku berupa air kelapa cukup tersedia untuk kebutuhan produksi yaitu rata-rata sekitar 1875 literhari dengan rentang antara 1000 − 3000 literhari. Umumnya pengusaha memperoleh bahan baku dari pasar- pasar yang berada di Kota Medan. Tabel 7. Kebutuhan bahan baku pada agroindustri nata de coco di daerah penelitian tahun 2013. Sampel Kebutuhan Air Kelapa per Hari 1 3000 liter 2 1500 liter 3 2000 liter 4 1000 liter Sumber: Analisis data primer. Universitas Sumatera Utara

4.2.5 Fasilitas Perusahaan

Fasilitas perusahaan agroindustri nata de coco pada lokasi penelitian meliputi seluruh peralatan dan perlengkapan yang terdapat dalam perusahaan untuk memperlancar kegiatan produksi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada agroindustri nata de coco di lokasi penelitian, fasilitas-fasilitas tersebut adalah: 1. Fasilitas Produksi Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi nata de coco adalah: - Jerigen air sebagai media penyimpanan air kelapa bahan baku. - Saringan untuk menyaring air kelapa yang masih kotor karena tercampur material lain seperti serabut, pecahan tempurung, dll. - Tangki air sebagai media penyimpanan air kelapa yang telah disaring dan siap untuk dimasak. - Panci ukuran besar dengan kapasitas 150 dan 300 liter serta kompor untuk memasak air kelapa. - Botol sirup sebagai media penyimpanan bibit nata. - Gayung plastik untuk menuangkan air kelapa yang sudah dimasak ke dalam loyang plastik. - Loyang plastik untuk mencetak air kelapa yang akan difermentasi. - Koran sebagai penutup air kelapa pada loyang plastik selama proses fermentasi. Universitas Sumatera Utara 2. Fasilitas Penyimpanan Bibit nata yang difermentasi serta nata de coco yang sudah dicetak disusun di rak dan disimpan di dalam gudang penyimpanan yang terdapat di dalam pabrik. Sedangkan untuk nata de coco yang sudah jadi dimasukkan ke dalam tong berukuran besar dan disimpan di dalam gudang penyimpanan hingga nata de coco tersebut dijemput oleh agen. 3. Fasilitas Transportasi Masing-masing industri nata de coco memiliki 1 mobil pick-up dengan kapasitas 50 jerigen untuk mengangkut bahan baku berupa air kelapa ke pasar.

4.3 Proses Pembuatan Nata De Coco

Proses pengolahan air kelapa menjadi nata de coco terdiri dari dua tahapan, yaitu pembuatan bibit nata starter dan pembuatan nata de coco. Bahan baku yang digunakan adalah air kelapa, air cuka, gula, dan pupuk ureaZA. 1. Pembuatan bibit nata starter - Penyaringan Air kelapa yang akan dimasak terlebih dahulu disaring dengan menggunakan kain saring. Hal ini dilakukan untuk memisahkan air kelapa yang kotor karena masih tercampur dengan material lain seperti serabut, pecahan tempurung, dll. - Proses memasak Air kelapa yang telah disaring dimasukkan ke dalam panci besar yang sebelumnya sudah disterilkan, lalu dipanaskan dan dicampur dengan air Universitas Sumatera Utara cuka, gula, dan pupuk ureaZA. Proses perebusan dilakukan ± 2,5 jam hingga air kelapa mendidih. Proses perebusan bertujuan untuk menghancurkan mikroba-mikroba yang terdapat dalam air kelapa. - Fermentasi Dalam keadaan panas, air kelapa yang telah dimasak dimasukkan ke dalam botol bekas sirup yang sebelumnya telah disterilkan lalu ditutup dengan plastik. Selanjutnya bibit nata dibiarkan sampai dingin. Setelah dingin, berikan cairan Acetobacter Xylinum dan disimpan di dalam ruangan sampai 4 – 5 hari hingga bakteri tumbuh pada bibit nata tersebut. 2. Pembuatan nata de coco - Penyaringan Air kelapa yang akan dimasak terlebih dahulu disaring dengan menggunakan kain saring. Hal ini dilakukan untuk memisahkan air kelapa yang masih kotor. - Proses memasak Air kelapa yang telah disaring dimasukkan ke dalam panci besar lalu dipanaskan dan dicampur dengan air cuka, gula, dan pupuk ureaZA. Proses perebusan dilakukan ± 2,5 jam hingga air kelapa mendidih. - Fermentasi Dalam keadaan panas, air kelapa yang telah dimasak dituang ke dalam loyang yang sebelumnya telah disterilkan lalu ditutup dengan kertas koran. Selanjutnya nata de coco didiamkan selama satu hari. Setelah dingin, berikan cairan bibit nata starter dan diamkan selama 6 – 7 hari agar terbentuk lembaran nata de coco. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Agroindustri dalam Pemasaran