Teknik Observasi Teknik Wawancara

Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen penelitiannya dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang akan terjun ke lapangan, sebab peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperolah data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan agar hasil penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan maka diperlukan pengumpulan data secara sistematis. Dan dalam penelitian kualitatif, pengum pulan data dilakukan di dalam “natural setting” kondisi yang alamiah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data triangulasi, yaitu usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti. Sugiyono 2011, hlm.241 menyatakan bahwa “Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda- beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama”. Selain itu, Kuntjara 2006, hlm. 96 mengungkapkan “pengumpulan dan perekaman data kualitatif sering dicurigai mengandung banyak bias. Untuk itu perlu dilakukan triangulasi yaitu pengumpulan informasi dari berbagai tempat dan individu de ngan berbagai cara”. Dapat disimpulakan, triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.6.1 Teknik Observasi

Teknik observasi yaitu suatu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek penelitian. Creswell 2012, hlm.267 menyatakan “observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif merupakan observasi yang didalamnya peneliti lngsung turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu- individu di lokasi penelitian”. Selanjutnya, menurut Kuntjara 2006, hlm. 60 “pengamatan kulitatif peneliti terlibat, memusatkan pengamatannya pada detail masalah yang berpengaruh pada subjek Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan perolehan data. Dapat disimpulkan bahwa observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Maka proses observasi merupakan proses yang dilakukan sendiri oleh peneliti untuk melihat fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Observasi ini meliputi semua pengamatan dan pengalaman peneliti ketika di lapangan. Teknik ini digunakan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap budaya lokal yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Panji yakni melihat bagaimana mereka melaksanakan sistem religinya terutama budaya lokal mereka seperti upacara adat dengan cara memperhatikan pola tingkah laku dan tata cara dalam melakukan dan melaksanakan budaya lokal tersebut. Selain itu, peneliti berusaha melihat nilai-nilai apa saja yang terkandung dari sistem religi masyarakat setempat.

3.6.2 Teknik Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono 2011, hlm.137: “Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil”. Selanjutnya menurut Moleong 2004, hlm. 186 “wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee y ang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan tetua adat masyarakat Panji Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat Panji yang masih melakuakan budayanya terutama yang berkaitan dengan sistem religi seperti upacara-upacara adat, pemuka agama Riding Panjang, budayawan bangka dan peneliti juga mewawancarai pemerintah setempat, dalam hal ini pemerintah kabupaten Bangka tepatnya pemerintah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka serta Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu budayawan Bangka. Lalu peneliti juga mewawancarai sebagian masyarakat Bangka. Adapun alasan peneliti melakukan wawancara kepada mereka atas dasar mereka cukup banyak memiliki pengetahuan yang dapat peneliti gunakan sebagai sumber dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Melalui wawancara ini, peneliti ingin lebih mendalami hal-hal mengenai bagaimana transformasi yang terjadi pada budaya lokal yang merupakan kearifan lokal masyarakat Panji terutama dalam sistem religi masyarakat Panji dan bagaimana masyarakat Panji memaknai sistem religi mereka berkaitan dengan nilai-nilai Ketuhanan pada sistem religi mereka serta bagaimana persepsi masyarakat tentang budaya lokal masyarakat Panji saat ini.

3.6.3 Teknik Dokumentasi