Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tentang masalah yang dihadapi”. Adapun menurut Sprandley 2007, hlm.68 ada lima persyaratan minimal untuk memilih informan yang baik, yakni:
aEnkulturasi penuh, artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik, bKeterlibatan langsung, artinya ketika informan terlibat dalam suasana
budaya, informan mengguanakan pengetahannya untuk membimbing tindakannya, informan meninjau hal-hal yang diketahuinya dan informan
menerapkannya setiap hari cSuasana budaya yang tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak budaya sebagaimana adanya, dia
tidak akan basa basi, dMemiliki waktu yang cukup, eNon-analitis, dimana informan menggunakan bahasa mereka untuk menggambarkan
berbagai kejadian dan tindakan dengan cara yang hampir tanpa analisis.
Untuk subjek penelitian ini yaitu masyarakat Panji, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Peneliti mendatangi subjek secara langsung dan mewawancara subjek penelitian. Peneliti melaukan wawancara dengan mereka melalui pendektan-pendekatan
secara khusus agar mereka dapat memberikan data yang akurat. Adapun subjek penelitian difokuskan pada masyarakat Desa Riding Panjang yang masih menjaga
warisan budayanya yakni berkaitan dengan sistem religi atau kepercayaan masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat Panji di desa-desa lain.
Diantaranya, tetua adat atau orang yang dituakan, masyarakat Panji yang masih melakukan atau melaksanakan budayanya, pemuka agama desa Riding Panjang,
Budayawan Bangka, wakil dari Pemerintah Kabupaten Bangka, dalam hal ini Dinas pariwisata dan kebudayaan Bangka, masyarakat Bangka serta guru di SMP
Negeri 5 Belinyu serta beberapa masyarakat Panji lainnya yang ikut terlibat dalam perayaan budaya lokalnya sebagai data pembanding. Adapun, peneliti dengan
sengaja memilih informan tersebut sebagai subjek penelitian karena peneliti menganggap jika mereka cukup banyak memiliki pengetahuan dan informasi yang
dapat peneliti gunakan untuk menggali informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada.
3.2 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga bagian yaitu dimulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan peneltian dan tahapan penyusunan
laporan penelitian. Tahap persiapan dimulai dari penentuan masalah, penentuan
Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
objek penelitian dan penyusunan proposal. Tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan penelitian terdiri dari proses pengumpulan data sampai dengan pengolahan data.
Sedangkan tahapan terakhir ialah penyusunan laporan penelitian dari hasil pengolahan data.
Arikunto 2010, hm.13 mengemukakan alur penelitian apapun jenis penelitiannya selalu dimulai dari adanya permasalahan atau ganjalan yang
merupakan suatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Kesenjangan tersebut terjadi karena terdapat perbedaan antara kondisi nyata dengan kondisi harapan.
Dengan adanya kesenjangan maka peneliti berupaya untuk memecahkan permasalahan yang ada melalui penelitian dengan mencari teori dan penyebab
yang berhubungan dengan keadaan tersebut. Hasil yang didapatkan dari proses penelitian tersebut dapat digunakan
untuk mengatasi persoalan yang ada sehingga kesenjangan yang ada dapat teratasi dengan baik dan terdapat kesesuaian antara kondisi nyata dengan kondisi yang
diharapkan.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi seperti diungkapkan oleh Sukmadinata 2007, hlm.60 bahwa
“penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok
”. Selain itu, menurut Nasution 2003, hlm.
5 “penelitian kualitatif pada hakekatnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sek itarnya”. Adapun Moleong 2003,
hlm. 3 mengatakan jika “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan perilaku orang-
orang yang diamati”. Berikutnya, Craswell 2012, hlm.4 mengatakan pendekatan kualitatif merupakan
“metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang diangap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”. Oleh sebab itu, peneliti harus turun langsung dan mencari sendiri data-data yang diperlukan. Jadi dalam melakukan
penelitian, peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar,
Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Bogdan dan Biklen 1982, hlm.27 mengemukakan bahwa:
Pengumpulan data kualitatif hendaknya dilakukan sendiri oleh peneliti dan mendatangi sumbernya secara langsung. Dengan begitu data yang didapat
oleh peneliti merupakan fakta dari fenomena yang terjadi, sehingga dapat benar-benar menjawab pertanyaan penelitian yang ada.
Berikutnya, Creswell 1998, hlm.15 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or
human problem, the researcher build a compex, holistic picture, analysis words, report detailed views of informants and conducts the study in a
natural setting.
Dapat diambil kesimpulan bahwa penelitain kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial yang bersifat naturalistik,
selain itu dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen dengan menganalisis kata-kata serta melihat secara mendalam hal-hal yang terjadi. Dapat
dipahami bahwa penelitian kualitatif berusaha mengeksplore masalah sosial ataupun manusianya itu sendiri dengan menganalisis kata-kata serta melihat
secara rinci hal-hal yang terjadi. Adapun dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena pendekatan kualitatif cocok digunakan untuk
mengamati manusia dan lingkungannya. Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengeksplore fenomena sosial terkait transformasi nilai-nilai religi sebagai
kearifan lokal masyarakat Panji. Selain itu, peneliti mengamati masyarakat Panji dalam lingkungan hidupnya, peneliti berinteraksi dengan mereka, dan peneliti
berusaha memahami bahasa dan tafsiran serta makna simbol sistem religi mereka. Peneliti bertindak sebagai instrumen dengan menganalisis kata-kata serta melihat
secara mendalam hal-hal yang terjadi terkait dengan sistem religi masyarakat Panji.
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode etnografi, sebagaimana yang diungkapakan Kuntjara 2006, hlm.7 “berbicara
penelitian naturalistik kualitatif sering dikaitkan dengan penelitian etnografi”.
Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Adapun yang dikemukakan Le Compte, Preissle, Tesch, 1993, hal. 5 dalam Creswell, 2012, hlm.462 yakni:
Ethnographic designs are qualitative research procedures for describing, analyzing, and interpreting a culture-
sharing group’s shared patterns of behavior, beliefs, and language that develop over time. Central to this
defi nition is culture. A culture is “everything having to do with human
behavior and belief” Selain itu, menurut Spradley 2006, hlm. 8 ciri-ciri metode etnografi yaitu
sifatnya yang holistik-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan
native’s point of view. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan dan juga wawancara mendalam. Lebih lanjut Spradley
2006, hlm.15 mengemukakan bahwa metode etnografi disebut The Developmental Research Sequence atau alur penelitian maju bertahap. Metode
etnografi didasarkan atas lima prinsip yaitu tunggal, identifikasi tugas, maju bertahap, penelitian orisinal dan problem solving.
Dapat disimpulkan bahwa etnografi berusaha menguraikan suatu kebudayaan bangsakelompok dalam hal penafsiran terhadap keyakinan, tingkah
laku, bahasa, norma, dan sistem nilai yang dianut. Selain itu, etnografi merupakan penelitian untuk mendeskripsikan kebudayaan dengan mempelajari dan
memahami pandangan hidup dan pola budaya yang secara rinci melalui cara berpikir, berbicara, dan bertingkah laku penduduk asli dalam kurun ruang dan
waktu. Adapun etnografi ini lebih terkhusus pada transformasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji di desa Riding Panjang. Peneliti
melibatkan diri sendiri yang berperan dalam fokus penelitian agar dapat memahami situasi dan permasalahan akan keberadaan, peran dan makna budaya
dalam sebuah masyarakat. Penelitian melihat nilai religi yang terdapat pada budaya lokal Panji, dimana peneliti mencari makna di balik budaya lokal yang
berunsur religi pada masyarakat Panji sehingga, diharapkan bisa memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan untuk dijadikan kajian etnopedagogi,
karena sebagaimana menurut Alwasilah 2009, hlm.50: Etnopedagogi adalah praktek pendidikan berbasis kearifan lokal dalam
berbagai aspek kehidupan. Etnopedagogi memandang pengetahuan atau kearifan lokal indigenous knowledge, local wisdom sebagai sumber
inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan untuk kesejahteraan
Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
masyarakat. Kearifan lokal adalah koleksi fakta, konsep, keyakinan, dan persepsi masyarakat terhadap lingkungan mereka.
3.4 Penjelasan Istilah