Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menyerap dan mengolah pengaruh kebudayaan yang mendatanginya dari luar wilayah sendiri sesuai dengan watak dan kebuthan pribadinya.
Moendardjito dalam Ayatrohaedi, 1986, hlm.40 mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya
untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-cirinya adalah: 1.
Mampu bertahan terhadap budaya luar 2.
Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar 3.
Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
4. Mempunyai kemampuan mengendalikan
5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2011, hlm.7 mengatakan mengenai kearifan lokal bahwa:
Nilai yang hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan dan materi yang dibuat manusia yang diturunkan melalui suatu aktivitas
ritual atau pendidikan. Karena itu, fungsi langsung nilai adalah untuk mengarahkan tingkah laku individu dalam situasi sehari-hari, sedangkan
fungsi tidak langsungnya adalah untuk mengekspresikan kebutuhan dasar yang berupa motivasional.
Berdasarkan beberapa konsep mengenai kearifan lokal, maka penulis mengidentifikasi beberapa indikator kearifan lokal sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Kemampuan
3. Ucapan
4. Perbuatan
5. Pemanfaatan ruang dan waktu
6. Perpaduan antara nilai budaya dan kepercayaan
7. Pengalaman sudah teruji secara turun temurun
3.4.3 Sistem Religi
Pengunaan istilah religi dan agama pada prinsipnya sama yakni mengandung arti adanya hubungan antara manusia dengan kekuasan gaib dimana
agama juga berkaitan dengan kepercayaan manusia terhadap yang gaib, yang super natural dan lain-lain. Sebagaimana menurut Kahmad 2006:13 bahwa:
Pengertian agama itu, mengikuti inti maknanya yang khusus, dapat disamakan dengan kata religion dalam Bahasa Inggris; religie dalam
Suzana Paranita, 2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Bahasa Belanda; dan keduanya berasal dari Bahasa Latin, religio, dari akar kata religare,
yang berarti ”mengikat”. Lebih lanjut, dikemukakan Madjid 1995:124, dalam arti teknis dan
terminologis, ketiga istilah tersebut mempunyai arti yang sama, walaupun masing- masing mempunyai etimologis dan sejarahnya sendiri. Berdasarkan pemaparan
tersebut, pemaknaan religi lebih luas yang mencakup semua keyakinan masyarakat dan hubungan masyarakat dengan Tuhan, tidak saja menggambarkan
agama samawi saja tetapi juga agama ardhi.
3.4.4 Nilai Religi
Notonagoro dalam Hakam, 2007, hlm.199 nilai religiusnilai Ketuhanan merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber
kepada kepercayaan
atas keyakinan
manusia. Selanjutnya
menurut DaryantoDarmiatun 2013, hlm.70 mengatakan nilai religius merupakan sikap
dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Lathief 2008, hlm.175 memberikan pengertian religiusitas lebih melihat aspek yang di dalam lubuk hati, moving in the deep hart, riak getaran hati
nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak merupakan misteri bagi orang lain. Dengan demikian sikap religius ini lebih mengajuk pada pribadi seseorang
dengan Khaliqnya, bertata laku sesuai dengan karsa Tuhan.
3.4.5 Transformasi Budaya