Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Adapun hasil perhitungan hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir
soal untuk soal kemampuan berpikir kritis, seperti pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Karakteristik Tes Berpikir Kritis Matematis
No Soal
Validitas Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
Keterangan r
xy
Tafsiran DP
Tafsiran TK
Tafsiran Soal dipakai
1 0.912
Sangat tinggi Valid 0.611
Baik 0.694
Cukup Soal dipakai
2 0.864
Tinggi Valid 0.611
Baik 0.694
Cukup Soal dipakai
3 0.893
Tinggi Valid 0.611
Baik 0.667
Cukup Soal dipakai
4 0.934
Tinggi Valid 0.583
Baik 0.708
Cukup Soal dipakai
5 0.954
Tinggi Valid 0.556
Baik 0.722
Mudah Soal dipakai
Realibilitas 0.948
Sangat Tinggi Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kelima soal untuk tes
kemampuan berpikir kritis matematis valid, mempunyai nilai realibilitas yang sangat tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran 4 soal cukup dan 1 soal
mudah. Dengan demikian, melihat hasil analisis secara keseluruhan dari validitas
butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal, maka instrumen tes berpikir kritis matematis dianggap memenuhi semua
kriteria dan dapat digunakan dalam penelitian.
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi ini diberikan kepada observer untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari
awal hingga ahir pembelajaran. Yang bertindak sebagai observer adalah peneliti, dan satu guru matematika SMPN 2 Tarogong Kidul Garut.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
9. Skala Sikap
Analisis skala sikap digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi, sikap dan pemahaman siswa yang dijawab secara tertulis oleh siswa. Dengan
menngunakan skala sikap inilah akan diketahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Metacognitif Instruction.
Analisis skala sikap meliputi analisis terhadap validitas isi dan validitas butir untuk menyeleksi butir skala sikap. Menurut Sumarmo 2010, estimasi
validitas isi skala sikap dilakukan dengan cara menyusun terlebih dahulu kisi-kisi skala sikap yang memuat aspek sikap yang diukur, menyusun butir pernyataan
berdasarkan kisi-kisi yang telah dirumuskan, kemudian keseluruhan butir skala sikap ditimbang oleh pakar. Berkaitan dengan validitas isi skala sikap yang akan
digunakan, validasi telah diberikan oleh dosen pembimbing yang dalam hal ini juga merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan matematika. Kisi-kisi skala
sikap dapat dilihat pada Lampiran A. Sebelum melakukan penyeleksian butir skala sikap, terlebih dahulu
dilakukan pemberian skor terhadap butir skala sikap. Model skala yang digunakan adalah skala Likert. Dalam skala ini akan digunakan empat skala sikap yaitu
Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala Netral N tidak digunakan dalam skala sikap ini untuk menghindari
jawaban dengan respon netral. Instrumen skala sikap ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen setelah semua pokok bahasan selesai diberikan.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
E. Pengembangan Bahan Ajar
Untuk menunjang penerapan pendekatan Metacognitive Instruction pada kelas eksperimen maka dikembangkan bahan ajar yang disusun dalam LKS
Lembar Kerja Siswa, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan buku pelajaran matematika yang biasa digunakan di SMPN 2 Tarogong Garut. Untuk
soal latihan diberikan soal yang sama kepada kedua kelas tersebut. LKS Lembar Kerja Siswa pada kelas eksperimen digunakan sebagai
penyaji materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa membangun kesadaran metakognitif dan mengkonstruksi konsep
matematika sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam LKS lembar Kerja Siswa adalah
pertanyaan-pertanyan metakognitif yaitu pertanyaan pemahaman masalah the comprehension question yang dirancang agar siswa dapat membayangkan dan
memikirkan masalah sehingga siswa dapat memahami materimasalah yang diberikan, pertanyaan koneksi the connection question dirancang agar siswa
dapat mengembangkan
kemampuannya dalam
menghubungkan antara
pengetahuan yang lalu dan pengetahuan yang didapat sekarang, pertanyaan strategi the strategy question adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa agar
dapat mencari strategi pemecahan masalah yang tepat dalam menyelesaikan masalah dan pertanyaan refleksi the reflection question untuk mengetahui
proses, solusi dan pemahaman selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu siswa diberikan soal-soal latihan untuk dapat mengembangkan kemampuam