Variabel Penelitian Pengembangan Bahan Ajar

Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu berdasarkan nilai rata-rata harian semester. Pemilihan sampel juga berdasarkan informasi dari guru yang bersangkutan. Adapun kelas yang terpilih adalah kelas VII-E sebagai kelas kontrol Pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 45 orang siswa dan kelas VII-F sebagai kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Metacognitive Instruction dengan jumlah siswa 46 orang siswa.

C. Variabel Penelitian

Data yang akan dikumpulkan berupa data mengenai skor tes kemampuan matematika yang meliputi aspek pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis, data mengenai kegiatan belajar matematika, dan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Instruction. Oleh karena itu, variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebasnya adalah model pendekatan pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Instruction, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan siswa dalam aspek pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes. Instrumen tes berupa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa. Instrumen dalam bentuk non-tes terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran, dan Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu angket respon siswa. Untuk instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis sebelum digunakan dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif, sedangkan lembar observasi aktivitas, angket respon siswa dilakukan analisis kualitatif saja. Analisis kualitatif adalah teknik menganalisis memvalidasi butir soal melalui cara moderasi dengan orang yang lebih ahli. Analisis kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan, yaitu dengan cara mencari validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

1. Validitas Isi content validity

Sebagaimana yang dikatakan Arikunto 2002, bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Dalam hal ini tujuan khusus tertentu merupakan indikator-indikator yang ingin dicapai. Untuk mengukur validitas ini, dapat dikonsultasikan kepada ahli dalam bidang yang bersangkutan. Berkaitan dengan instrumen yang dibuat, validasi telah diberikan oleh pembimbing tesis yang juga merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan matematika.

2. Validitas Muka

Validitas muka atau sering juga disebut validitas tampilan adalah suatu alat evaluasi untuk melihat kejelasan soal tes dari segi bahasa, redaksi, sajian, dan akurasi gambar atau ilustrasi dalam soal. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Validitas

Suatu alat evaluasi dikatakan valid absah atau sah apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Untuk menentukan digunakan rumus korelasi Produk-Momen dari Karl-Person sebagai berikut: r xy = ..............Suherman, 1990: 147 Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y n = banyaknya subjek x = nilai hasil tes yang dicari validitasnya y = nilai pembanding Setelah didapat harga koefisien validitas maka harga tersebut diinterpretasikan terhadap kriteria tertentu dengan menggunakan tolok ukur yang dibuat Guilford sebagaimana yang terdapat dalam Suherman, 1990 seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas Validitas Interpretasi 0,90 r xy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,70 r xy ≤ 0,90 Validitas tinggi 0,40 r xy ≤ 0,70 Validitas sedang 0,20 r xy ≤ 0,40 Validitas rendah 0,00 r xy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah r xy ≤ 0,00 Tidak Valid              2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4. Reliabititas

Reliabilitas atau keajegan suatu tes merupakan ukuran yang menyatakan tingkat kekonsistenan tes itu, artinya tes itu memiliki keandalan untuk digunakan sebagai alat ukur dalam jangka waktu yang relatif lama. Karena bentuk tes dalam instrumen berupa soal uraian, maka untuk menghitung reliabilitas tes ini digunakan koefisien Alpha Cronbach dengan rumus : 11 r = 2 2 1 1 i t s n n s                …………..Suherman, 1990: 194 Keterangan: 11 r = koefisien reliabilitas n = banyaknya butir soal s i 2 = varians skor tiap butir soal s t 2 = varians skor total Untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas ini, digunakan kriteria Guilford sebagaimana terdapat dalam Suherman, 1990 pada Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas Reliabilitas Interpretasi 0,90 r 11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70 r 11 ≤ 0,90 Reliabilitas tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,70 Reliabilitas sedang 0,20 r 11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah r 11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

5. Analisis butir tes a. Daya Pembeda

Daya pembeda suatu soal menyatakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menunjukan besarnya Daya Pembeda digunakan indeks diskriminasi. Indeks ini berkisar antara 0,00 –1,00. Pada Penelitian ini, perhitungan indeks diskriminan dilakukan dengan mengambil 27 untuk masing-masing kelompok atas dan kelompok bawah. Rumus yang digunakan untuk menguji daya pembeda Arikunto, 2002. adalah : : I S S DP B A   Dimana, DP : Indeks Daya Pembeda S A : Jumlah skor kelompok atas pada item soal yang diolah S B : Jumlah skor kelompok bawah pada item soal yang diolah I : Jumlah skor ideal Interpretasi untuk Indeks Daya Pembeda menurut Suherman 1990, seperti pada Tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

b. Tingkat Kesukaran

Untuk menyatakan tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan oleh indeks kesukaran . Indeks ini berkisar antara 0 sampai 1. Rumus yang digunakan : B A B A I I S S TK    dimana, TK : Indeks tingkat kesukaran S A : Jumlah skor kelompok atas pada item soal S B : Jumlah skor kelompok bawah pada item soal I : Jumlah skor ideal pada item soal Kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah Suherman 1990, seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut : Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 IK ≤ 1,00 Mudah IK = 1,00 Terlalu mudah

6. Data Hasil Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam penelitian ini terdiri dari 5 soal berbentuk uraian, adapun pokok bahasannya mengenai Bangun Datar Segi Empat. Penilaian untuk jawaban pemecahan masalah matematis siswa disesuaikan dengan keadaan soal dan hal-hal yang ditanyakan, adapun pedoman Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu penilaian untuk kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis No Soal Indikator Reaksi Siswa terhadap soal Skor 1-5 Pemahaman konsep Salah mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan 1 Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian 2 Pemilihan Stategi pemecahan Memilih strategi yang tidak relevan 1 Memilih strategi pemecahan sesuai dengan prosedur tetapi jawaban masih salah 2 Memilih strategi pemecahan sesuai dengan prosedur dan jawaban benar 3 Keterkaitan antar konsep Tidak dapat menghubungkan antara fakta, data dan konsep yang didapat 1 Dapat menghubungkan antara fakta, data dan konsep yang didapat tetapi jawaban salah 2 Dapat menghubungkan antara fakta, data dan konsep yang didapat dan jawaban benar 3 Kemampuan dalam menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah tetapi tidak menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban 1 Menyelesaikan masalah serta dapat menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban 2 Sebelum soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis tersebut digunakan, terlebih dahulu divalidasi untuk melihat validitas isi dan validitas mukanya oleh dosen pembimbing dan beberapa teman kuliah. Validitas isi perlu dilakukan untuk mengetahui tanggapan penimbang terhadap kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan, baik menurut per butir soal maupun menurut soalnya secara menyeluruh. Validitas muka dilakukan untuk melihat kejelasan soal tes dari segi bahasa, redaksi, sajian, dan akurasi gambar atau ilustrasi. Selanjutnya, soal yang validasi isi dan validasi mukanya telah sesuai kemudian diujicobakan pada tanggal 20 Maret 2012 kepada 6 siswa kelas VIII dari sekolah di luar subjek sampel untuk dapat mengetahui apakah soal tersebut Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu dapat dipahami oleh siswa serta penentuan alokasi waktu tes yang ideal. Hasil yang diperoleh keseluruhan siswa dapat memahami maksud dari soal dan alokasi waktu tes semula 45 menit diubah menjadi 60 menit. Secara lengkap, kisi-kisi dan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan penyelesaiannya dapat dilihat pada lampiran A. Sebagai langkah analisis empiris untuk mengetahui validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, pada tanggal 23 Maret 2012 soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis diujicobakan kepada 32 orang siswa kelas VIII SMPN 1 Garut. Sekolah ini dipilih menjadi tempat uji coba, karena sekolah ini merupakan sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI sehingga siswa-siswanya dianggap dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematis. Data hasil ujicoba serta perhitungan validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal kemampuan pemecahan masalah matematis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Perhitungan perangkat instrumen soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat Microsoft Excel. Adapun hasil perhitungan hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal untuk soal kemampuan pemecahan masalah, seperti pada Tabel 3.6. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.6 Karakteristik Tes Pemecahan Masalah Matematis No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keterangan r xy Tafsiran DP Tafsiran TK Tafsiran Soal dipakai 1 0.911 Sangat tinggi Valid 0.556 Baik 0.689 Cukup Soal dipakai 2 0.901 Tinggi Valid 0.556 Baik 0.70 Cukup Soal dipakai 3 0.906 Tinggi Valid 0.556 Baik 0.70 Cukup Soal dipakai 4 0.899 Tinggi Valid 0.422 Baik 0.689 Cukup Soal dipakai 5 0.877 Tinggi Valid 0.489 Baik 0.689 Cukup Soal dipakai Realibilitas 0.934 Sangat Tinggi Signifikan Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kelima soal untuk tes kemampuan pemecahan masalah valid, mempunyai nilai realibilitas yang sangat tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran soal cukup. Dengan demikian, melihat hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal, maka instrumen tes pemecahan masalah matematis dianggap memenuhi semua kriteria dan dapat digunakan dalam penelitian.

7. Data Hasil Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam penelitian ini terdiri dari 5 soal berbentuk uraian, adapun pokok bahasannya mengenai Bangun Datar Segi Empat. Penilaian untuk jawaban berpikir kritis matematis siswa disesuaikan dengan keadaan soal dan hal-hal yang ditanyakan, adapun pedoman penilaian untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini: Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.7 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek yang Diukur Respon Siswa terhadap Soal Skor Mengevaluasi Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting dari soal yang diberikan. 1 Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting, tetapi membuat kesimpulan yang salah. 2 Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting serta membuat kesimpulan yang benar, tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan. 3 Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting, serta membuat kesimpulan yang benar, serta melakukan perhitungan yang benar. 4 Mengidentifikasi Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah Bisa menentukan fakta, data, dan konsep, tetapi belum bisa menghubungkannya. 1 Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan menyimpulkannya antara fakta, data, konsep yang didapat tetapi salah dalam melakukan perhitungan. 2 Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan menyimpulkan antara fakta, data, konsep yang didapat dan benar dalam melakukan perhitungan 3 Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan menyimpulkan antara fakta, data, konsep yang didapat dan benar dalam melakukan perhitungan serta menguji kebenaran dari jawaban 4 Menghubungkan Tidak menjawab; atau memberikan jawaban yang salah Bisa menemukan fakta, data, dan konsep tetapi belum bisa menghubungkan antara fakta, data, konsep yang didapat. 1 Bisa menemukan fakta, data, dan konsep serta bisa menghubungkan antara fakta, data, dan konsep, tetapi salah dalam perhitungannya 2 Bisa menemukan fakta, data, konsep dan bisa bisa menghubungkannya, serta benar dalam melakukan perhitungannya. 3 Bisa menemukan fakta, data, konsep dan bisa bisa menghubungkannya, serta benar dalam melakukan perhitungannya, dan mengecek kebenaran hubungan yang terjadi 4 Menganalisis Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah. Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, tetapi belum bisa memilih informasi yang penting 1 Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, dan bisa memilih informasi yang penting 2 Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, bisa memilih informasi yang penting, dan memilih strategi yang benar dalam menyelesaikannya, tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan. 3 Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, bisa memilih informasi yang penting, serta memilih strategi yang benar dalam menyelesaikannya, dan benar dalam melakukan perhitungan. 4 Sebelum soal tes kemampuan berpikir kritis matematis tersebut digunakan, terlebih dahulu divalidasi untuk melihat validitas isi dan validitas mukanya oleh dosen pembimbing dan beberapa teman kuliah. Validitas isi perlu dilakukan untuk mengetahui tanggapan penimbang terhadap kesahihan instrumen dengan materi Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu yang akan ditanyakan, baik menurut per butir soal maupun menurut soalnya secara menyeluruh. Sedangkan validitas muka dilakukan untuk melihat kejelasan soal tes dari segi bahasa, redaksi, sajian, dan akurasi gambar atau ilustrasi. Selanjutnya, soal yang validasi isi dan validasi mukanya telah sesuai kemudian diujicobakan pada tanggal 20 Maret 2012 kepada 6 siswa kelas VIII dari sekolah di luar subjek sampel untuk dapat mengetahui apakah soal tersebut dapat dipahami oleh siswa serta penentuan alokasi waktu tes yang ideal. Hasil yang diperoleh keseluruhan siswa dapat memahami maksud dari soal dan alokasi waktu tes semula 45 menit diubah menjadi 60 menit. Secara lengkap, kisi-kisi dan soal tes kemampuan berpikir kritis matematis dan penyelesaiannya dapat dilihat pada lampiran A. Sebagai langkah analisis empiris untuk mengetahui validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran butir soal tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa, pada tanggal 23 Maret 2012 soal tes kemampuan berpikir kritis matematis diujicobakan kepada 32 orang siswa kelas VIII SMPN 1 Garut. Sekolah ini dipilih menjadi tempat uji coba, karena sekolah ini merupakan sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI sehingga siswa-siswanya dianggap dapat menyelesaikan soal-soal berpikir kritis matematis. Data hasil ujicoba serta perhitungan validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kritis matematis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Perhitungan perangkat instrumen soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat Microsoft excel. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Adapun hasil perhitungan hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal untuk soal kemampuan berpikir kritis, seperti pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Karakteristik Tes Berpikir Kritis Matematis No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keterangan r xy Tafsiran DP Tafsiran TK Tafsiran Soal dipakai 1 0.912 Sangat tinggi Valid 0.611 Baik 0.694 Cukup Soal dipakai 2 0.864 Tinggi Valid 0.611 Baik 0.694 Cukup Soal dipakai 3 0.893 Tinggi Valid 0.611 Baik 0.667 Cukup Soal dipakai 4 0.934 Tinggi Valid 0.583 Baik 0.708 Cukup Soal dipakai 5 0.954 Tinggi Valid 0.556 Baik 0.722 Mudah Soal dipakai Realibilitas 0.948 Sangat Tinggi Signifikan Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kelima soal untuk tes kemampuan berpikir kritis matematis valid, mempunyai nilai realibilitas yang sangat tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran 4 soal cukup dan 1 soal mudah. Dengan demikian, melihat hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal, maka instrumen tes berpikir kritis matematis dianggap memenuhi semua kriteria dan dapat digunakan dalam penelitian.

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi ini diberikan kepada observer untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari awal hingga ahir pembelajaran. Yang bertindak sebagai observer adalah peneliti, dan satu guru matematika SMPN 2 Tarogong Kidul Garut. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

9. Skala Sikap

Analisis skala sikap digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi, sikap dan pemahaman siswa yang dijawab secara tertulis oleh siswa. Dengan menngunakan skala sikap inilah akan diketahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Metacognitif Instruction. Analisis skala sikap meliputi analisis terhadap validitas isi dan validitas butir untuk menyeleksi butir skala sikap. Menurut Sumarmo 2010, estimasi validitas isi skala sikap dilakukan dengan cara menyusun terlebih dahulu kisi-kisi skala sikap yang memuat aspek sikap yang diukur, menyusun butir pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dirumuskan, kemudian keseluruhan butir skala sikap ditimbang oleh pakar. Berkaitan dengan validitas isi skala sikap yang akan digunakan, validasi telah diberikan oleh dosen pembimbing yang dalam hal ini juga merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan matematika. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat pada Lampiran A. Sebelum melakukan penyeleksian butir skala sikap, terlebih dahulu dilakukan pemberian skor terhadap butir skala sikap. Model skala yang digunakan adalah skala Likert. Dalam skala ini akan digunakan empat skala sikap yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala Netral N tidak digunakan dalam skala sikap ini untuk menghindari jawaban dengan respon netral. Instrumen skala sikap ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen setelah semua pokok bahasan selesai diberikan. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

E. Pengembangan Bahan Ajar

Untuk menunjang penerapan pendekatan Metacognitive Instruction pada kelas eksperimen maka dikembangkan bahan ajar yang disusun dalam LKS Lembar Kerja Siswa, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan buku pelajaran matematika yang biasa digunakan di SMPN 2 Tarogong Garut. Untuk soal latihan diberikan soal yang sama kepada kedua kelas tersebut. LKS Lembar Kerja Siswa pada kelas eksperimen digunakan sebagai penyaji materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa membangun kesadaran metakognitif dan mengkonstruksi konsep matematika sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam LKS lembar Kerja Siswa adalah pertanyaan-pertanyan metakognitif yaitu pertanyaan pemahaman masalah the comprehension question yang dirancang agar siswa dapat membayangkan dan memikirkan masalah sehingga siswa dapat memahami materimasalah yang diberikan, pertanyaan koneksi the connection question dirancang agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menghubungkan antara pengetahuan yang lalu dan pengetahuan yang didapat sekarang, pertanyaan strategi the strategy question adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa agar dapat mencari strategi pemecahan masalah yang tepat dalam menyelesaikan masalah dan pertanyaan refleksi the reflection question untuk mengetahui proses, solusi dan pemahaman selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu siswa diberikan soal-soal latihan untuk dapat mengembangkan kemampuam Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis dan melihat sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Materi pokok dalam LKS ini adalah Segi Empat yang merujuk pada KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 untuk SMPMTs dan dikembangkan menjadi 7 LKS. Berikut Standar Isi 2006 yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.9. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.9 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya  Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang  menyebutkan bangun dilingkungan sekitar yang termasuk dalam persegi panjang  Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang berdasarkan karakteristiknya  Menuliskan sifat-sifat persegi panjang berdasarkan karakteristiknya  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat persegi panjang Sifat-sifat persegi panjang  Menyebutkan bangun dilingkungan sekitar yang termasuk dalam persegi  Menjelaskan ciri-ciri persegi berdasarkan karakteristiknya  Menuliskan sifat-sifat persegi  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat persegi Sifat-sifat persegi  Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah  Menyebutkan definisi keliling dan luas dari bangun datar persegi dan persegi panjnag  Dapat menemukan rumus keliling dan luas persegi dan persegi panjnag dari unsur-unsur yang diketahui  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang Keliling dan luas persegi dan persegi panjang  Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang  Menghitung keliling dan luas bangun segi empat  Menjelaskan keterkaitan bangun segitiga sembarang dalam mendefinisikan pengertian jajargenjang  Menjelaskan sifat-sifat jajargenjang berdasarkan karakteristiknya  Menjelaskan keterkaitan persegi panjang dengan jajargenjang dalam Sifat dan Luas Jajargenjang Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu dan menggunakannya dalam pemecahan masalah mencarirumus luas jajargenjang  Menemukan rumus jajargenjang berdasarkan unsur-unsur yang diketahui  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jajargenjang  Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang  Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah  Mendefinisikan pengertian belah ketupat  Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat  Menemukan rumus luas belah ketupat dari unsur-unsur yang diketahui  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan belah ketupat Sifat dan Luas Belah Ketupat  Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang  Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah  Menjelaskan keterkaitan bangun segitiga sama kali dalam mencari sifat-sifat layang-layang  Menjelaskan sifat-sifat layang-layang  Menemukan rumus layang-layang ketupat dari unsur-unsur yang diketahui  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan layang-layang. Sifat dan Luas Layang- layang  Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang  Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah  Mengelompokan bangun trapesium berdasarkan bentuknya  Menjelaskan definisi trapesium  menjelaskan sifat-sifat trapesium  mencari rumus luas trapesium Sifat dan Luas Trapesium 62 Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kkg Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Penyajian masalah pada bahan ajar diharapkan dapat memicu terjadinya konflik kognitif melalui pertanyaan-pertanyaan metakognitif sehingga siswa dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, menghubungkan, menganalisis dan memecahkan masalah matematika dengan baik. Selanjutnya, siswa diharapkan aktif dalam membangun dan menemukan pengetahuannya dengan cara berdiskusi untuk memecahkan yang berpotensi untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis, Untuk mencapai tujuan itu, sebelum LKS Lembar Kerja Siswa ini digunakan dalam penelitian maka terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing agar dapat mengetahui apakah redaksi kalimat bahan ajar dan petunjuk-petunjuk dalam LKS lembar Kerja Siswa dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Secara lengkap LKS lembar Kerja Siswa dapat dilihat pada Lampiran D.

F. Prosedur Penelitian