Pengaruh Karbon Monoksida terhadap Lingkungan

commit to user misalnya disebabkan oleh campuran yang terlalu gemuk. Tetapi secara teori, tidak terbentuk CO bila terdapat oksigen yang melebihi campuran teori campuran menjadi kurus. Tetapi gas karbon monoksida CO juga dihasilkan pada saat campuran kurus dengan alasan : 1. Pada oksidasi selanjutnya CO berubah menjadi 2 CO + O 2 CO , akan tetapi reaksi ini lambat dan tidak dapat merubah seluruh sisa CO menjadi C O , karena itu campuran kurus sekalipun menghasilkan CO. 2. Pembakaran yang tidak merata disebabkan oleh tidak meratanya distribusi bahan bakar didalam ruang bakar. 3. Temperatur di sekeliling silinder rendah, sehingga cenderung “quenching” artinya temperatur terlalu rendah untuk terjadinya pembakaran, sehingga api tidak dapat mencapai daerah dalam silinder. Tabel di bawah ini merupakan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor yang ditetapkan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 05 Tahun 2006. Tabel 1.Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Katagori Tahun Pembuatan Parameter Metode Uji CO HCPPM Sepeda motor dua langkah 2010 4.5 1200 idle Sepeda motor empat langkah 2010 5.5 2400 idle Sepeda motor dua langkah dan empat langkah ≥2010 4.5 2000 idle Sumber : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 05 Tahun 2006

3. Pengaruh Karbon Monoksida terhadap Lingkungan

Pengaruh pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, tetapi juga merusak lingkungan seperti hewan, tanaman dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51.000 orang. commit to user Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan dengan kematian yang disebabkan penyakit, kanker, jantung, AIDS dan lain sebagainya. Wardhana, 2008: 114. Karbon monoksida di udara terdapat dalam jumlah yang sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak konsentrasi tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan juga dapat menimbulkan kematian. Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis. Wardhana, 2008: 115. Pengaruh racun CO terhadap tubuh terutama disebabakan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin Hb di dalam darah. Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transport untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihemoglobin O Hb dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa C O dalam bentuk CO Hb dari sel–sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membentuk karbonoksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang. Kestabilan CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada kestabilan oksigen terhadap hemoglobin. Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Fardiaz, 2008: 91. Faktor penting yang menentukan pengaruh CO terhadap tubuh manusia adalah kosentrasi COHb yang terdapat di dalam darah, di mana semakin tinggi persentase hemoglobin yang terikat dalam bentuk COHb, semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Hubungan antara kosentrasi COHb di dalam darah dan pengaruhnya terhadap kesehatan dapat di lihat pada Tabel 2. commit to user Tabel 2. Pengaruh Kosentrasi COHb di dalam Darah terhadap Kesehatan Manusia Kosentrasi COHb dalam darah Pengaruhnya terhadap kesehatan 1.0 Tidak ada pengaruh 1.0 – 2.0 Penampilan agak tidak normal 2.0 – 5.0 Pengaruhnya terhadap sistem syaraf sentral, reaksi panca indra tidak normal, benda terlihat agak kabur agak kabur ≥ 5.0 Perubahan fungsi jantung dan plumonari 10.0 – 80.0 Kepala pening, mual, berkunang-kunang, pingsan, kesukaran bernafas, kematian. Sumber: Fardiaz, 2008: 100 4. Bahan Bakar Bensin a. Pengertian Bensin Bensin adalah suatu bahan bakar yang dipergunakan untuk Spark iginition engine motor bensin. Bensin dapat diklasifikasikan dua golongan besar yaitu avagas aviation gasoline dan mogas motor gasoline. Bahan avagas digunakan untuk aircraft piston engine pesawat yang mesinnya memakai piston yang sekarang sudah mulai tidak digunakan sebagai alat angkut udara. Mogas digunakan pada umumya untuk bahan bakar kendaraan bermotor mulai dari ukuran kecil sampai ukuran seperti Bus dan Truk dan lain-lain. Bustani Mustofa, 1977. Bensin berasal dari kata benzana, lazim sebenarnya zat ini berasal dari gas tambang yang mempunyai sifat beracun dan merupakan persenyawaan dari hidrokarbon tak jenuh, artinya dapat bereaksi dengan mudah terhadap unsur– unsur lain. Bentuk ikatan adalah rangkap, dan senyawa molekulnya disebut alkana. Bahan bakar jenis ini biasa disebut dengan kata lain gasoline. Bensin pada dasarnya adalah persenyawaan tak jenuh dari hidrokarbon, dan merupakan komposisi isooctane dengan normal heptana, Serta senyawa molekulnya tergolong dalam kelompok senyawa hidrokarbon alkana. Kualitas bensin dinyatakan dengan angka oktan atau octane number. Adapun jenis bensin yang dipasarkan di Indonesia yaitu Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus. Supraptono, 2004. commit to user b. Karakteristik Premium Premium mengandung hidrokarbon hasil sulingan dari produksi minyak mentah. Premium mengandung gas yang mudah terbakar, umumnya bahan bakar ini digunakan untuk mesin dengan pengapian busi. Sifat yang di miliki Premium antara lain : 1 Mudah menguap pada temperatur normal. 2 Tembus pandang dan berbau. 3 Titik nyala rendah -10° sampai -15°C. 4 Berat jenis rendah 0,60 sd 0,78. 5 Dapat melarutkan oli dan karet. 6 Menghasilkan jumlah panas yang besar 9,500 sd 10,500 kcalkg 7 Setelah di bakar sedikit meninggalkan karbon. Adapun syarat–syarat bensin yang baik dan memberikan kerja mesin yang lembut, yaitu : 1 Mudah terbakar, artinya mampu tercipta pembakaran serentak di dalam ruang bakar dengan sedikit knocking atau dentuman. 2 Mudah menguap, artinya bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk memberikan campuran udara dengan bahan bakar yang tepat saat menghidupkan mesin yang masih dingin. 3 Tidak beroksidasi dan bersifat pembersih, artinya sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama di simpan. Selain itu juga bensin harus mencegah pengendapan pada sistem intake. 4 Angka oktan, adalah suatu angka untuk mengukur bahan bakar bensin terhadap daya anti knocking. Bensin dengan nilai oktan yang tinggi akan tahan terhadap timbulnya engine knocking. commit to user Tabel 3. Kandungan Unsur-Unsur Premium NO SPESIFIKASI Batasan METODE UJI Min Maks IP ASTM 1 Reasearch Octane Number RON 88 D-2699 2 Kandungan Pb grL 0.45 D-3241 3 Distilasi -Teruap sampai 10 volume °C - Teruap sampai 50 volume °C - Teruap sampai 90 volume °C - Titik didih ahkir °C -Residu Vol 88 74 125 180 205 2.0 D-86 4 Tekanan uap Reid pada 100 °F 62 D-323 5 Getah purwa mg100 mL 4 D-381 6 Periode induksi 240 - - D-525 7 Kandungan Sulfur massa 0.2 D-1266 8 Korosi bilah tembaga, 3 jam50°C No. 1 SNI06-0708- 1989 Uji doctor atau Alternatif Mercaptan Sulfur Negatif 0.002 SNI-06-0803- 1989 10 Warna Kuning Visual 11 Kandungan zat warna gL 0,13 12 Bau Layak pasar . Sumber : Anton L wartawan, 1997: 118 c. Angka Oktan Kebanyakan orang mengira bahwa angka oktan adalah identik dengan kualitas bensin. Padahal angka oktan hanyalah satu di antara sekian banyak parameter pada spesifikasi bahan bakar bensin. Profesional dan pengambil kebijakan masih banyak yang menganggap angka oktan merupakan ukuran pokok untuk penilaian mutu bensin sehingga mengabaikan faktor-faktor yang lain yang besar pengaruhnya pada kinerja mesin dan lingkungan hidup. Masih sedikit yang menyadari bahwa bila ditinjau dari kepentingan lingkungan hidup, khususnya masalah pencemaran udara, angka oktan justru perlu untuk diupayakan agar tidak berlebihan, bahkan sedapat mungkin dikurangi sampai batas optimal. Angka oktan menunjukkan kemampuan bahan bakar bensin mencegah terjadinya commit to user detonasi ketukan pada proses pembakaran dalam bensin. Apabila angka oktan tidak memadai, maka ketukan yang terjadi dapat merusak mesin atau mengurangi kinerja dan efisiensi mesin. Tapi penyesuaian angka oktan tidak bertujuan menambah kandungan energi bensin, melainkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin energi yang dapat diperoleh pada proses pembakaran dan melindungi mesin terhadap kerusakan akibat detonasi. Meskipun demikian, nilai kalori bensin yang dinaikkan oktannya dapat tetap atau berubah sesuai jenis bahan pengungkit oktan yang dipakai. www.kpbb.org, 2 desember 2010. Bambang Sugiarto 2007 berpendapat “ Angka oktan suatu bahan bakar adalah bilangan yang menyatakan persentase volume isooktana alam campuran yang terdiri dari iso-oktana 2,2,4- trimethylpentane dan normal-heptana n- heptan e”. Contoh sederhana adalah Premium dengan angka oktan 88, yang berarti campuran volume iso-oktana sebanyak 88 dan 12 volume normal- heptana . Bahan bakar yang baik memiliki angka oktan yang tinggi untuk mencegah terjadinya knocking. Supraptono 2004 berpendapat bahwa “Angka oktan adalah persentase volume isooctane di dalam campuran antara isooctane dengan normal heptana yang menghasilkan intensitas knocking atau daya ketukan dalam proses pembakaran ledakan dari bahan bakar yang sama dengan bensin yang bersangkutan”. Isooctane sangat tahan terhadap ketukan atau dentuman yang kita beri angka oktan 100, heptane yang sangat sedikit tahan terhadap dentuman di beri bilangan angka 0. Bilangan oktan untuk bensin adalah sama dengan banyaknya persen isooctane dalam campuran itu. Semakin tinggi RON Research Octane Numbe r bahan bakar menunjukkan daya bakarnya semakin tinggi. d. Bahan Tambah Aditif pada Bensin Hapid 2002 berpendapat bahwa “Aditif adalah suatu zat yang ditambah dalam jumlah sedikit kedalam suatu bahan untuk meningkatkan atau membangkitkan sifat-sifat fungsional tertentu pada bahan tersebut”. Pembubuhan aditif pada suatu bahan bakar bertujuan untuk membangkitkan keunggulan teknik dan meningkatkan performance bahan bakar tesebut. hal ini dimaksud agar sifat commit to user fungsional yang dikehendaki dapat diwujudkan dengan mengubah komposisi komponen hidrokarbon bahan bakar. Pemanfaatan aditif pada bahan bakar bensin dimaksud untuk dapat mengatasi masalah yang mungkin timbul pada motor bensin seperti ketukan denotasi, timbulnya depositkerak, dan korosi dibeberapa saluran yang dilalui oleh bahan bakar, serta pembekuan di musim dingin. Hal ini berarti bensin tidak mempunyai kemampuan untuk menjaga kebersihan dan membersihkan deposit yang terjadi baik diruang bakar, karburator, katup isap, dan katup buag. Aditif bahan bakar dapat berupa: 1 Zat anti ketukdenotasi Denotasi atau ketukanknockimg adalah fenomena terbakarnya campuran bensin dan udara pada silinder yang bukan diakibatkan oleh percikan api dari busi. Dengan Demikian campuran bensin dan udara terbakar sebelum waktunya. Denotasi sangat merugikan karena menurunkan daya motor dan jika terjadi berulang-ulang dapat merusak beberapa komponen-komponen pada ruang bakar. Salah satu penyebab denotasi adalah bilangan oktan bensin yang terlalu rendah. Aditif anti ketuk berfungsi untuk meningkatkan bilangan oktan bensin. Bila ditinjau dari segi operasional motor, penggunaan aditif sebagai pengukit bilangan oktan mempunyai sisi positif yaitu terjadi peningkatan ketahan motor terhadap denotasiknocking. Kondisi ini memungkinkan kendaraan dioperasiakan pada putaran yang relatif rendah tanpa ada gejala knocking. Pengurangaan frekuensi Knocking juga berarti meningkatkan keandalan dan memperpanjang umur pemakaian komponen-komponen pada ruang bakar seperti piston, piston pin, katup isap dan katup buang. Kondisi ini berarti penghematan biaya perawatan. 2 Zat pencegah terbentuknya kerakdeposit Proses terbentuknya deposit melalui aliran bahan bakar yang masuk kedalam karburator atau fuel injector, kemudian di campur dengan udara. Karena campuran bahan bakar-udara akan mengalami peningkatan temperatur akibatnya kandisi intake System yang telah panas sehingga terjadi oksidasi. Sebagai hirokarbon yang teroksidasi membentuk polimer dan kerak yang menempel pada commit to user permukaan intake system sehingga deposit terbentuk. Deposit dapat terjadi dalam karburator, intake manifold, intake vavle, tergantung pada daerah temperatur dalam setiap bagian mesin. 3 Zat anti korosi Zat anti korosi dan penghambat korosi kandungan logam-logam seperti besi, tembaga dan cobalt pada bahan bakar dapat mempercepat proses oksidasi dan korosi dari material-material yang berhubungan dengan bahan bakar. Senyawa-senyawa tertentu dapat digunakan sebagai aditif pada bensin dengan tujuan menghambat laju oksidasi dan komponen-komponen yang berhubungan dengan bahan bakar. 4 Zat anti beku Senyawa yang mengandung phosphor sebagai zat anti beku pada bahan bakar mungkin bukan masalah serius di negara-negara yang beriklim tropis seperti Indonesia.

5. Siklus Udara Volume Konstan Siklus Otto

Dokumen yang terkait

Kadar Pencemaran Karbon Monoksida Dari Emisi Gas Buang Sepeda Motor 2 Tak dan 4 Tak Type Bebek di Kota Medan Tahun 2003

0 53 71

Analisis Karbon Monoksida (CO) Dalam Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dengan Sensor Gas Semikonduktor

3 83 75

PENGARUH JENIS SISTEM PENGAPIAN CDI DAN JENIS BENSIN TERHADAP KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA TAHUN 2003

0 12 97

PENGARUH PENAMBAHAN REHEATER PADA KNALPOT TERHADAP EMISI GAS BUANG CO SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z TAHUN 2004

0 5 49

PENGARUH PENAMBAHAN MYGREENOIL DALAM PREMIUM TERHADAP DAYA MESIN PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SMASH R TAHUN 2008

0 3 61

Perancang Alat Ukur Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) Pada Emisi Gas Buang Kendaraan Berbasis Arduino

0 0 40

PENGARUH PEMANASAN DAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL TERHADAP EMISI GAS BUANG KARBON MONOKSIDA (CO) DAN HIDROKARBON (HC) PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA R TAHUN 2009 DAN IMPLIKASI PEDAGOGIS PADA MATA KULIAH MOTOR BAKAR.

0 0 21

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER DENGAN VARIASI DIAMETER KAWAT TEMBAGA DAN VARIASI JENIS LARUTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125D TAHUN 2007.

1 5 112

PENGARUH PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER PADA KABEL BUSI DAN PENAMBAHAN METANOL PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC PADA HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007.

0 2 13

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS BUSI DAN VARIASI PENAMBAHAN CAMPHOR DALAM PREMIUM TERHADAP KADAR EMISI GAS CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 PGM-FI TAHUN 2006 | Cantyaji | Jurnal Nosel 8135 17056 1 SM

0 0 12