Siklus Udara Volume Konstan Siklus Otto

commit to user permukaan intake system sehingga deposit terbentuk. Deposit dapat terjadi dalam karburator, intake manifold, intake vavle, tergantung pada daerah temperatur dalam setiap bagian mesin. 3 Zat anti korosi Zat anti korosi dan penghambat korosi kandungan logam-logam seperti besi, tembaga dan cobalt pada bahan bakar dapat mempercepat proses oksidasi dan korosi dari material-material yang berhubungan dengan bahan bakar. Senyawa-senyawa tertentu dapat digunakan sebagai aditif pada bensin dengan tujuan menghambat laju oksidasi dan komponen-komponen yang berhubungan dengan bahan bakar. 4 Zat anti beku Senyawa yang mengandung phosphor sebagai zat anti beku pada bahan bakar mungkin bukan masalah serius di negara-negara yang beriklim tropis seperti Indonesia.

5. Siklus Udara Volume Konstan Siklus Otto

Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah four stroke dan 2 langkah two stroke. Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol crank shaft untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA Titik Mati Atas atau TDC Top Dead Center sampai TMB Titik Mati Bawah atau BDC Bottom Dead Center maupun sebaliknya dari TMB ke TMA. Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus volume konstan, karena saat pemasukan kalor langkah pembakaran dan pengeluaran kalor terjadi pada volume konstan. Siklus ini adalah siklus yang ideal. Wiranto Arismunandar, 1973 : 15. commit to user a. Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah Gambar 1. Siklus Otto Ideal 0 – 1 : Langkah Isap Campuran udara bahan bakar dihisap kedalam silinderruang bakar. Piston bergerak menuju titik mati bawah TMB. Katup isap terbuka dan katup buang tertutup. 1 – 2 : Langkah Kompresi Kedua katup tertutup. Piston bergerak menuju titik mati atas TMA. Sesaat sebelum piston mencapai TMA, bunga api dari busi dipercikkan dan bahan bakar mulai terbakar, sehingga terjadi proses pemasukan panas pada langkah 2-3. 3 - 4 : Langkah Ekspansi Selama pembakaran, sejumlah energi dibebaskan, sehingga suhu dan tekanan dalam silinder naik dengan cepat. Setelah mencapai TMA, piston akan didorong oleh gas bertekanan tinggi ini menuju TMB langkah ekspansi. Tenaga mekanis ini diteruskan ke poros engkol. Saat sebelum mencapai TMB, katup buang terbuka, gas hasil pembakaran mengalir keluar dan tekanan dalam silinder turun dengan cepat. 4 – 1 : Langkah Pembuangan Piston bergerak menuju titik mati atas mendorong gas didalam silinder ke saluran buang. commit to user Langkah Hisap Langkah Kompresi Langkah Usaha Langkah Buang Gambar 2. Prinsip Kerja Mesin 4 Langkah Basic Mechanic Training: 22

6. Proses Pembakaran

Dokumen yang terkait

Kadar Pencemaran Karbon Monoksida Dari Emisi Gas Buang Sepeda Motor 2 Tak dan 4 Tak Type Bebek di Kota Medan Tahun 2003

0 53 71

Analisis Karbon Monoksida (CO) Dalam Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dengan Sensor Gas Semikonduktor

3 83 75

PENGARUH JENIS SISTEM PENGAPIAN CDI DAN JENIS BENSIN TERHADAP KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA TAHUN 2003

0 12 97

PENGARUH PENAMBAHAN REHEATER PADA KNALPOT TERHADAP EMISI GAS BUANG CO SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z TAHUN 2004

0 5 49

PENGARUH PENAMBAHAN MYGREENOIL DALAM PREMIUM TERHADAP DAYA MESIN PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SMASH R TAHUN 2008

0 3 61

Perancang Alat Ukur Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) Pada Emisi Gas Buang Kendaraan Berbasis Arduino

0 0 40

PENGARUH PEMANASAN DAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL TERHADAP EMISI GAS BUANG KARBON MONOKSIDA (CO) DAN HIDROKARBON (HC) PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA R TAHUN 2009 DAN IMPLIKASI PEDAGOGIS PADA MATA KULIAH MOTOR BAKAR.

0 0 21

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER DENGAN VARIASI DIAMETER KAWAT TEMBAGA DAN VARIASI JENIS LARUTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125D TAHUN 2007.

1 5 112

PENGARUH PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER PADA KABEL BUSI DAN PENAMBAHAN METANOL PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC PADA HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007.

0 2 13

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS BUSI DAN VARIASI PENAMBAHAN CAMPHOR DALAM PREMIUM TERHADAP KADAR EMISI GAS CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 PGM-FI TAHUN 2006 | Cantyaji | Jurnal Nosel 8135 17056 1 SM

0 0 12