Karakteristik Balita Penderita Diare Di RSIA Badrul Aini Medan Tahun 2009-2010

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Balita Penderita Diare Di RSIA Badrul Aini Medan Tahun 2009-2010

Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan bahwa proporsi balita penderita diare yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 12-36 bulan yaitu berjumlah 78 orang 48,75, dan yang terendah terdapat pada kelompok umur 36-59 bulan yang berjumlah 12 orang 7,50. Penyakit diare bukan saja disebabkan oleh daya tahan tubuh yang rendah tetapi disebabkan juga adanya resiko lain pada balita, yaitu disebabkan oleh mikroorganisme dalam air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses terinfeksi. Pada usia 12-36 bulan balita sudah mendapatkan makanan pendamping ASI Air Susu Ibu dan bahkan hanya mendapatkan makanan saja tanpa ASI, sehingga kemungkinan termakan makanan yang terkontaminasi lebih besar. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurang bersihnya alat-alat makanan yang dipergunakan dan kurangnya hygiene perorangan ibu ketika memberikan makanan, yaitu dalam hal mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar atau sebelum menyiapkan makanan. Selain itu pada usia 12-36 bulan aktifitas anak meningkat, mulai merangkak, berjalan dan gigi mulai tumbuh yang mengakibatkan gusi gatal, sehingga apa yang ditemukannya dimasukkan ke dalam mulutnya. Hal ini dapat mengakibatkan anak akan mudah menderita penyakit diare Suharyono, 1991. Hal ini sesuai dengan penelitian Muthia 2003 di Puskesmas Babalan Langkat yang menyatakan bahwa proporsi penderita diare terbanyak terdapat pada Universitas Sumatera Utara kelompok umur12-36 bulan sebanyak 151 orang 59,6, dan penderita diare terendah terdapat pada kelompok umur 36-59 bulan ada sebanyak 7 orang. Berdasarkan karakteristik balita penderita diare menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 102 orang 63,75 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 58 orang 36,25. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit diare pada balita laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada balita balita perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena balita laki-laki lebih tinggi aktivitasnya lasak dan kurang memperhatikan kebersihan diri dan lingkungannya dibandingkan balita perempuan. Sehingga mengakibatkan balita laki-laki sering terkena penyakit diare di bandingkan balita perempuan Asta Qauliyah, 2011.

5.2. Karakteristik Ibu

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Hubungan Status Gizi Dengan Frekuensi Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Pisangan Tahun 2010

0 7 66

Perbedaan Keluhan Muskuloskeletal Sebelum dan Sesudah Pemberian Workplace Stretching-Exercise pada Perawat di RSIA Badrul Aini Medan Tahun 2015

13 49 115

HUBUNGAN LAMA KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Lama Kesakitan Ispa Dan Diare Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Sukoharjo.

0 6 13

PENDAHULUAN Hubungan Lama Kesakitan Ispa Dan Diare Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Sukoharjo.

0 2 4

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN PNEUMONIA BALITA Hubungan antara Status Gizi dengan Lama Rawat Inap Pasien Pneumonia Balita.

1 5 19

Perbedaan Keluhan Muskuloskeletal Sebelum dan Sesudah Pemberian Workplace Stretching-Exercise pada Perawat di RSIA Badrul Aini Medan Tahun 2015

0 1 16

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN LAMA RAWAT INAP PADA PASIEN ANAK BALITA DIARE AKUT

0 0 24