Akan tetapi yang pasti adalah bahwa kedua masalah ini sering mempengaruhi dan memiliki dampak sangat besar terhadap anak yang mengalami dehidrasi disamping
hilangnya nafsu makan dan kehilangan bahan makanan yang disebabkan oleh diare dan muntah-muntah yang akan memperburuk gizi anak. Anak yang keadaan gizinya
tidak baik cenderung lebih sering menderita diare dan menyebabkan kematian, dan diare yang berulang dapat mengakibatkan kekurangan energi dan protein Warner D,
1988.
2.3.3. Cara Penilaian Status Gizi
Untuk mengetahui pertumbuhan anak, secara praktis dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anak secara teratur. Ada beberapa cara menilai status
gizi, yaitu dengan pengukuran antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik yang disebut dengan penilaian status gizi secara langsung. Di Indonesia, pengukuran
antropometri banyak digunakan dalam kegiatan program maupun dalam penelitian salah satu adalah Berat BadanTinggi Badan BBTB. Objek pengukuran
antropometri pada umumnya anak-anak dibawah 5 tahun. Masing-masing indeks antropometri memiliki baku rujukan atau nilai patokan untuk memperkirakan status
gizi seseorang Depkes RI, 1999. Untuk menentukan klasifikasi status gizi digunakan Z-skor sebagai batas
ambang kategori. Rumus perhitungan Z-skor sebagai berikut : Z-skor =
Nilai simpangan baku rujuk Nilai individu – Nilai median baku rujukan
Di bawah ini adalah kategori status gizi dan batasan-batasannya yang menggunakan standar WHO 2005 :
Universitas Sumatera Utara
a. Kategori BBU: - BB normal
: ≥ -2 SD sd 1 SD
- BB kurang :
≥ -3 sd -2SD - BB sangat kurang
: -3 SD b. Kategori TBU:
- Normal :
≥ -2 SD sd ≤ 3 SD - Pendek
: -2 sd ≥-3 SD
- Sangat pendek : -3 SD
c. Kategori BBTB: - Sangat gemuk
: 3 SD - Gemuk
: 2 sd ≤ 3 SD
- Resiko gemuk : 1 sd
≤ 2 SD - Normal
: ≥ -2 sd 1 SD
- Kurus : -2 sd
≥ -3SD - Sangat kurus
: -3 SD
2.3.4. Indeks Antropometri
- Indeks Berat Badan Menurut Umur BBU Berat Badan BB merupakan salah satu antropometri yang memberikan
gambaran tentang masa depan otot dan lemak. Masa tumbuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya oleh karena terserang
penyakit infeksi, penurunan nafsu makan atau penurunan jumlah makanan yang di konsumsi, berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat stabil.
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan seimbang antara masukan dan kecukupan zat-zat gizi yang terjamin, berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Sebaiknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan yaitu berkembang lebih cepat atau lebih
lambat dari keadaan normal. Berdasarkan sifat ini maka indeks berat badan dengan umur BBU
digunakan sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat ini
current nutrional status. Penggunaan indeks BBU sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu mendapat perhatian. - Kelebihan indeks BBU yaitu:
a. Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. b. Sensitif untuk perubahan status gizi jangka pendek, dapat mendeteksi kegemukan
overweight. - Kelemahan indeks BBU yaitu:
a. Dapat mengakibatkan kekeliruan interpretasi status gizi bila terdapat oedema. b. Memerlukan data umur yang akurat, ketepatan data umur kelompok usia ini
merupakan masalah yang belum terpecahkan di Negara berkembang termasuk Indonesia.
c. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, misalnya pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan
Universitas Sumatera Utara
d. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat masih ada orang tua yang tidak mau menimbang anaknya karena
dianggap seperti barang dagangan dan sebagainya Supariasa, 2002.
2.4 Kerangka Konsep Penelitian