memberikan pengetahuan agar siswa paham mengenai ajaran-ajaran agama. Lebih rinci lagi, pendidikan agama Islam berfungsi sebagai wahana
untuk: 1
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya.
2 Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 3
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan mulai dari dalam
lingkungan keluarga agar terus berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4 Penyesuaian mental, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan agama Islam.
5 Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain. 6
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 7
Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman dalam ajaran sehari-hari.
47
Dari penjelasan di atas, fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah yakni untuk mengembangkan pemahaman siswa
mengenai ajaran agama Islam yang telah mereka dapatkan dalam
47
Ibid., h. 138
lingkungan keluarga serta memperbaiki dan mencegah dari kesalahan- kesalahan pemahaman dan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran
agama Islam.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan agama merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipungkiri bagi anak didik khususnya di Indonesia. Sebab mayoritas penduduk Indonesia adalah
penduduk yang mengakui agama, hal ini terbukti dari falsafah bangsa Indonesia sendiri yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, sehingga kehidupan moral manusia dan penghayatan keagamaan dalam kehidupan seseorang sebenarnya bukan
sekadar mempercayai seperangkat aqidah dan melaksanakan tata cara upacara keagamaan saja, tetapi merupakan usaha yang terus menerus untuk
menyempurnakan diri pribadi dalam hubungan vertikal kepada Tuhan dan horizontal terhadap sesama siswa sehingga mewujudkan keselarasan, keserasian
dan keseimbangan hidup menurut fitrah kejadiannya sebagai mahluk individu, mahluk sosial, serta mahluk yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh:
1. Resdhia Maulana Pracahya, dengan judul Konsep K.H. Abdurrahman Wahid
Tentang Pendidikan Islam Multikultural. Penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan Islam multikultural lebih menekankan pada aspek psikomotorik
ditambah dengan aspek spiritual dan humanisme. Aspek tersebut akan mencapai dimensi aspek-aspek lainnya secara naturalistik. Tahun 2013 di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Akhwani Subkhi, dengan judul Pendidikan Berperspektif Multikultural.
Penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah proses yang harus terus menerus dikembangkan dan diperhalus oleh para ahli
pendidikan. Tahun 2010 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
32
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif atau dengan kata lain penelitian yang bersifat non statistik. Jenis penelitian kualitatif ini
mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari pelaku yang dapat diamati.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menerapkan Pendidikan Multikultural Di Sekolah Menengah
Pertama SMP Mentari International School Jakarta.
A. Tempat dan Waktu
Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah di SMP Mentari International School yang beralamat Jl. H. Jian RT 004 RW 03 Cipete Utara.
Adapun pelaksanaannya dilaksanakan pada bulan Februari 2015.
B. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
1
Pengertian metode penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini, ia tidak perlu membuktikan
kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2013, h.3