Pengertian Multikuturalisme Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural

iii. Menjadi warga negara yang mampu menghormati hak-hak individu warga negara tanpa membedakan latar belakang etnis, agama, bahasa dan budaya dalam semua sektor sosial, pendidikan, ekonomi, politik, dan lainnya, bahkan untuk memelihara bahasa dan mengembangkan budaya mereka. iv. Menjadi warga negara yang memberi peluang pada semua warga negara untuk terwakili gagasan dan aspirasinya dalam lembaga-lembaga pemerintahan, baik legislatif maupun eksekutif. v. Menjadi warga negara yang mampu mengembangkan sikap adil dan mengembangkan rasa keadilan terhadap semua warga negara tanpa membedakan latar belakang etnis, agama, bahasa dan budaya mereka. Menurut seorang pakar pendidikan dari Barat, Prudence Crandall sebagaimana dikutip Ainurrofig Dawam, pendidikan multikultural secara epistemologis terdiri atas dua terma, yaitu pendidikan dan multikultural. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-cara yang mendidik. Sedangkan istilah multikultural bera sal dari kata dasar “kultur” yang berarti kebudayaan, kesopanan, atau pemeliharaan yang mendapat awalan “multi” yang berarti banyak, ragam, atau aneka. Secara terminologis, pendidikan multikultural berarti proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran agama. 33 Pengertian pendidikan multikultural yang demikian tentu mempunyai implikasi yang sangat luas dalam pendidikan. Karena pendidikan 33 Ibid, h. 105 sendiri secara umum dipahami sebagai proses tanpa akhir atau proses sepanjang hayat. 34 Melihat dan memperhatikan pengertian pendidikan multikultural di atas, maka dapat diambil pemahaman bahwa pendidikan multikultural bertujuan menawarkan satu alternatif melalui implementasi strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang terdapat dalam masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti pluralitas etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dan ras. Strategi pendidikan ini tidak hanya bertujuan supaya siswa mudah memahami pelajaran yang dipelajarinya, namun juga untuk meningkatkan kesadaran mereka agar senantiasa berperilaku humanis, pluralis, dan demokratis. Jadi menurut penulis dapat disimpulkan bahwa multikultural adalah semua buah pikir dan budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri untuk saling menghargai dan menghormati berbagai perbedaan, seperti bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, pencarian hidup, religi, kesenian dan sebagainya. Yang semuanya itu menjadi tatanan hidup dan bagian dari pluralitas ciptaan Tuhan yang manusia harus nikmati sebagai makhluk-Nya, karena jika manusia tidak diciptkan dalam keragaman maka manusia sulit untuk saling mengenal dan berinteraksi dalam keragaman yang mewarnai kehidupan. Dengan adanya sikap yang baik terhadap kehidupan yang multikultural maka harapan hidup yang damai dalam keragaman akan tercipta. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap multikultural adalah kecenderungan untuk berperilaku yang selalu diarahkan untuk menghormati dan menghargai kepada semua pikiran dan budi manusia yang merupakan 34 Mey. S dan Syarifuddin M., Pendidikan Berwawasan Multikultural di Madrasah, MPA No.247 th XX April 2007, h. 36 hasil perjuangan manusia terhadap kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri seperti bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, pencarian hidup, religi, kesenian dan sebagainya. Dan yang semua ini pada intinya adalah saling menerima kemajemukan dalam kelangsungan hidup masyarakat demi terciptanya mobilitas atau terlaksananya masyarakat yang rukun damai ditenga perbedaan.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Memperbincangkan pendidikan agama Islam tentu saja tidak dapat dilepaskan dari pendidikan secara umum. J. Sudirminta mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan diri ke arah tercapainya pribadi yang dewasa-susila. 35 Pend idikan menurut Abuddin Nata adalah “upaya menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik. Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan itu menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat”. 36 Menurut KI Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip Abuddin Nata, menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan. Pendidikan berarti memelihara hidup ke arah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam 35 J. Sudarminta, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma, 1990, h. 12. 36 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Bandung: Angkasa, 2003, Cet.1, h. 10. kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yaitu memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan. ” 37 Kata pendidikan, menurut Zakiyah Daradjat, 38 sinonim dengan kata tarbiyah dalam bahasa Arab. Pendidikan Islam yang merupakan terjemahan dari tarbiyah Islamiyah, dipahami sebagai proses untuk mengembangkan fitrah manusia, sesuai dengan ajarnya pengaruh dari luar. Sedangkan, Bassam Tibi mendefinisikan pendidikan sebagai sistem sosial yang dapat membentuk subsistem-subsistem dalam sistem sosial secara total. Interaksi terjadi antara subsistem dan institusi-institusi lain dari sistem sosial masing-masing. Dalam sistem pendidikan, orang-orang tersosialisasikan sesuai dengan orientasi yang ditentukan secara budaya. Sistem semacam ini kadangkala juga dipengaruhi secara eksternal, khususnya dalam konteks interaksi dengan lingkungan baik nasional maupun internasional. 39 Menurut Redja Mudyaharjo, pendidikan adalah “segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup”. 40 Berdasarkan pengertian tentang pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk memberi bimbingan kepada yang terdidik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju arah kehidupan yang lebih baik, baik bersifat formal, informal maupun nonformal. Yang juga bertujuan 37 Abuddin Nata, Op. Cit., h. 11 38 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A.H. Ba’adillah Press, 2002, Cet. I, h. 11 39 Sutrisno, Fazhur Rahman, Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, h. 27 40 Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan diIndonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 3