setiap siswa diberikan peran penuh dalam mengeksplorasi pendapat tentang pemahamannya dalam mempelajari agama
Islam yang siswa dapatkan dari sumber yang mereka temukan. Hasil wawancara peneliti dengan guru PAI, yaitu Bapak
Nur Jamil, mengatakan: “Kegiatan pembelajaran di sini kita biasanya menggunakan
metode yang biasa disebut “Tupat Sambel” yaitu tukar pendapat
sambil belajar.Jadi
siswa-siswi yang
mendapatkan jadwal presentasi, mereka harus menc ari materi sendiri, kemudian dipresetasikan kepada siswa-
siswi yang lainnya untuk beradu pendapat. Setelah didiskusikan materi tersebut, saya sebagai guru bertugas
menambahkan pendapat-pendapat anak didik saya tentang argumentasi yang mereka berikan. Dan apabila ada
kesalahan dalam persepsi mereka, maka tugas saya meluruskan atau membetulkan tentang persepsi mereka
yang salah.”
14
Dari hasil wawancara peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa di SMP Mentari menggunakan cara belajar yang berbeda
dengan sekolah lainnya. Yang biasanya bersumber dari buku paket yang disediakan dari sekolahnya, ataupun belajar dengan
menggunakan Lembar Kerja Siswa LKS. Di sekolah ini mengandalkan
buku-buku bacaan
apa saja
yang ada
hubungannya dengan materi yang akan dibahas dalam presentasisiswanya.
c. Peran Guru dalam Mengembangkan Kesadaran Bertoleransi Peserta didik
terhadap Lingkungan Sekolah Sekolah Mentari juga membutuhkan peran guru yang dapat
mengembangkan kesadaran dalam bertoleransi di sekolah multikultural. Karena guru merupakan aktor terpenting dalam bermain peran di sekolah.
14
Wawancara Peneliti dengan Guru PAI, Bapak Nur Jamil, Pada Hari Rabu Tanggal 25 Februari 2015, Pukul 09.30 WIB
Yang dimaksud bermain peran di sini adalah guru menjadi contoh oleh siswa atau menjadi tokoh yang diikuti perilakunya. Maka dari itu guru di
sekolah Mentari ini juga wajib memiliki sikap yang menumbuhkan kesadaran dalam bertoleransi di sekolah multikultural seperti di SMP
Mentari ini. Hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru PAI,
Bapak Nur Jamil, bahwa: ”Ya sebelum saya resmi menjadi guru di sekolah ini, saya diberi
syarat dan kualifikasi yang terinci yang diberikan oleh kepala sekolah, termasuk bagaimana sikap saya terhadap siswa. Dan kepala
sekolah memberikan wacana bahwa guru PAI wajib memiliki sikap toleransi yang tinggi, hal ini dikarenakan sebagaimana kita ketahui
saya akan menghadapi siswanya yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda jadi saya juga berusaha untuk menjadi penumbuh
kesadaran dalam bertoleransi seperti memberikan wejangan- wejangan yang menjelaskan tentang pentingnya bertoleransi dan
hikmah adanya perbedaan, seperti halnya yang tercakup dalam surat Al-
Kafirun “Lakum diinukum Waliyadiin” dan juga saya memberikan penggalan hadis Nabi Muhammad SAW yaitu “Ikhtilafu
Ummati Rahmatun” yang mana hadis tersebut menjelaskan
perbedaan itu adalah rahmat dari Allah yang harus disikapi dengan baik, akan tetapi sesungguhnya yang saya alami di sekolah ini
Alhamdulillah siswa siswi di SMP Mentari ini sudah tertanam jiwa bertoleransinya dari sebelum dia masuk ke sekolah Mentari ini atau
sudah terbina sikap toleransinya dari lingkungan keluarga siswa dan siswi
”.
15
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru PAI di SMP Mentari cukup efektif menumbuhkan sikap toleransi siswa
siswi di sekolah dengan cara pertama guru menjadi contoh dalam bersikap toleran terhadap semua orang di sekolah dan memeberikan
beberapa metode seperti menerangkan ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang menjelaskan tentang penting bersikap toleran dan saling
15
Wawancara Peneliti dengan Guru PAI, Bapak Nur Jamil, Pada Hari Rabu Tanggal 25 Februari 2015, Pukul 09.30 WIB
menghormati sebagai bagian dari ajaran Islam yang damai dan mensejahterakan.
C. Analisa Data
SMP Mentari International School Jakarta adalah sebuah lembaga pendidikan yang bertaraf internasional dan berazaskan multikultural. SMP Mentari memiliki
sistem pendidikan integrasi kurikulum yaitu antara kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan kurikulum IB International Baccalaurate yaitu
kurikulum yang dirancang sebagai kualifikasi yang diakui secara internasional
dan mempersiapkan siswa untuk melanjutkan kuliah di universitas papan atas di berbagai belahan dunia.Sekolah Mentari memiliki ciri khusus yaitu siswa-
siswinya datang dari berbagai belahan dunia dan dari berbagai latar belakang mulai dari bangsa, suku, dan agama.
Dalam proses belajar mengajar SMP Mentari memiliki beberapa sistem dan strategi pembelajaran yaitu sistem pembelajaran seperti
program discussion class atau diskusi kelas yang mana siswa diberikan bahan ajar yang akan dibahas untuk
didiskusikan dan diekplorasi sendiri oleh masing-masing siswa yang diperoleh dari berbagai sumber yang siswa dapat, baik dari buku paket dan internet dan
dibentuk dalam satu makalah. Lalu siswa juga mendengarkan ceramah yang intensif dari guru dan dicatat serta kembali didiskusikan di kelas serta siswa
diperkenankan mengemukakan pendapatnya. Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Mentari International School sangat
berperan dalam menyampaikan kebutuhan pengetahuan siswa tentang agama Islam, namun pengaruhnya terhadap mental peserta didik sangat kurang karena
peserta didiknya tidak sepenuhnya menerapkan apa yang telah di sampaikan oleh gurunya dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah ini ideologi keislamannya
liberal. Hal ini juga berdasarkan pengamatan langsung dengan melihat kondisi lingkungan sekolah yang tidak menampilkan pakaian atau aturan sosial yang
sesuai dengan syariat Islam, seperti pergaulan berlainan jenis yang tidak terlalu
dibatasi dan siswi yang tidak menutup aurat secara sempurna. Dalam arti lain siswa dan siswi di Sekolah Mentarimempelajari Agama Islam terkesan hanya
sebagai formalitas dan menjalankan syariat Islam yang tidak kaffah atau tidak sempurna.
57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah peneliti paparkan, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat peneliti
lakukan antara lain sebagai berikut:
1. Keragaman multikultural di SMP Mentari International School
Di SMP Mentari International School menampung siswa serta tenaga pendidik dari berbagai jenis, pertama latar belakang bangsa seperti bangsa Asia di
antaranya Malaysia, Singapura, Vietnam, serta Filipina. Dan bangsa Eropa umumnya dari negara-negara maju di Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman,
dan Belanda. Kedua latar belakang suku, di antaranya suku Sunda seperti Garut, Bandung, dan sekitar Jawa Barat. Dan suku Jawa seperti Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Ada juga suku Batak dan Bugis, seperti Medan dan Sulawesi. Ketiga latar belakang agama, seperti agama Islam, Buddha, Hindu,
Katolik, dan Kong Hu Chu. Mereka bersama dalam ruang lingkup sekolah, tanpa adanya perbedaan atau diskriminasi di antara sesamanya, meskipun
berbeda latar belakang kehidupan mereka. Namun di sekolah ini mayoritas siswa-siswinya beragama Islam yang liberal. Hal ini terjadi karena Pendidikan
Agama Islam hanya menjadi formalitas bukan prioritas. 2.
Peran Guru Agama Islam di Sekolah Multikultural di SMP Mentari International School
Di sekolah ini guru mempunyai peran, di antaranya pertama merancang pembelajaran PAI dengan cara yang demokratis, objektif, dan mengarahkan
peserta didik agar memiliki kepedulian yang tinggi terhadap peristiwa yang berkaitan dengan Islam. Kedua proses pembelajaran PAI dengan cara ceramah
dan metode TUPAT SAMBEL Tukar Pendapat Sambil Belajar. Ketiga
mengembangkan kesadaran bertoleransi dengan cara mencontohkan kepada peserta didik bagaimana bertoleransi antar agama dengan baik. Serta
memberikan penjelasan ayat Al- Qur’an dan Hadis yang berkaitan dengan
toleransi dalam Islam meskipun jiwa toleransi sudah tertanam sendiri dalam jiwa siswa-siswi di sekolah Mentari lalu menjelaskan tentang inti ajaran Islam
yang sesungguhnya membawa kedamian serta kesejahteraan yang Rahmatan Lil „Alamin.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dalam skripsi ini, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah
Kepala Sekolah harus memberikan dukungan penuh kepada guru PAI dalam menumbuhkan sikap keagamaan siswa dengan memberikan kegiatan
yang menunjang siswa agar lebih semangat dan komprehensif dalam mempelajari agama Islam.
2. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam
Guru harus lebih menekankan materi Pendidikan Agama Islam, agar pengetahuan siswa tentang Pendidikan Agama Islam lebih meluas. Tidak
hanya pengetahuan pada nilai-nilai keagamaan saja, tetapi siswa mampu mengetahui pengetahuan tentang fiqh dan ibadah-ibadah lainnya.
3. Bagi Siswa
Siswa harus mampu lebih membaca kisah-kisah dan membaca buku-buku yang berisi tentang hikmah, dan membaca buku fiqih yang berhubungan
dengan ibadah, sunnah dan muamalah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. Meaningful Learning Re-Invensi Kebermaknaan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
Baidhawy, Zakiyuddin. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: PT. Gelora Aksa Pratama, 2005
___________________ Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Erlangga, 2005
Darajat, Zakiah dkk., Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Cet. 8 ________________ Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini.
Jakarta: A.H. Ba’adillah Press, 2002
Dawam, Ainurrofiq. Pendidikan Multikultural, Jogjakarta: Inspeal, 2006
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1982 Hadi, Sutrisno. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset, 1984
Hamdani, H. Ihsan dan Ihsan, H.A. Fuad. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2001
Hilmy, Masdar. Menggagas Paradigma Pendidikan Berbasis Multikulturalisme. Jurnal Ulumuna, Volume VII Edisi 12 Nomor 2 Juli-Desember 2003
Liliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. Yogyakarta: LKiS, 2003
Majalah Inovasi, Kurikulum Berbasis Multikulturalisme, Jakarta: 2003. Edisi 4 Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006