Hal-hal yang menyebabkan Murtad

Usamah bin zaid bahwa Nabi bersabda, “Seorang Muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafir juga tidak mewarisi orang muslim.” Dalam konteks hukum Islam di Indonesia, keberadaan hadits tersebut telah dimentahkan oleh KHI, yakni jika dalam kitab-kitab fikih diberi judul mawani al- irts, sedangkan dalam KHI tidak diatur jika seseorang terhalang hak waris karena berbeda agama atau murtad dapat ditentukan menurut putusan hakim yang memiliki kekuatan hukum tetap in kracht. 59 Hal ini terdapat dalam pasal 173 KHI yang menyatakan bahwa : seseorang terhalang menjadi ahli waris, apabila dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena. 60 a. Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat pada pewaris; b. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 lima tahun penjara atau hukuman yang lebih berat. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa jika perbedaan ama tidak termasuk kelompok penghalang, maka logika hukumannya sama dengan yang diatur dalam hukum Adat dan Perdata B.W. Jika perbedaan agama bukan merupakan 59 Habiburrahman, Rekonstruksi HUKUM KEWARISAN ISLAM di Indonesia, Cet.I, Jakarta: KEMENTRIAN AGAMA RI, 2011, h.75-78 60 Habiburrahman, Rekonstruksi HUKUM KEWARISAN ISLAM di Indonesia, Cet.I, Jakarta: KEMENTRIAN AGAMA RI, 2011, h.75-78 suatu penghalang mendapatkan warisan, maka logikanya sama agama dicocokkan kepda adat dan berarti juga menerima teori receptive Snouck Hurgronje dan Van Vollenhoven. Karena hukum kewarisan menurut hukum adat dan hukum Perdata Barat B.W. tidak mengenal perbedaan agama. Padahal pandangan yang demikian merupakan kebalikan dari teori receptive a contrario Sajuti Thalib yang sangat menolak hukum Islam ditundukan kepada hukum Adat. 61 Pembagian waris sudah diatur dalam Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 368.KAG1995, tanggal 16 Juli 1998 jo Nomor : 51.KAG1995, tanggal 29 September 1999, bahwa seorang beda agama atau murtad masih bisa mendapatkan warisan melalui wasiat wajibah dan apabila semasa hidupnya pewaris tidak memberikan wasiat. Karena pelaksanaanya tidak dipengaruhi atau tidak bergantung kepada kemauan atau kehendak si yang meninggal dunia. 62 Wasit Aulawi menjelaskan bahwa salah satu wujud pelaksanaan tersebut ialah berupa cucu yang kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Dalam hal ini wasiat adalah pemberian sejumlah harta sebesar yang diterima oleh ayah atau ibunya jika mereka masih hidup dengan jumlah maksimal 13 harta warisan, sedangkan pelaksanaan tersebut harus di penuhi beberapa persyaratan yaitu, cucu tersebut belum pernah menerima wasiat atau hibah dan wasiat wajibah ini dilaksanakan sebelum 61 Ibid., hlm.84-85 62 Arsip Pengadilan Agama Jakrta Utara, Putusan Nomor : 84Pdt.P2012PA.JU