41
pihaknya dan pihak perpustakaan hanya menyediakan tempat untuk kegiatan ini berlangsung.
Acara ini dimoderatori oleh Psikolog Anak yang bernama Try Yulike, dihadirkan pula seorang psikolog senior dan Play Therapist
yang bernama Dra Mayke Tedjasaputra, MSi dan juga seorang pendongeng yang bernama Kak Ariyo. Kegiatan ini dihadiri oleh anak-
anak dan juga orang tuanya serta seorang Psikolog yang bernama. Anak-anak yang mengikuti kegiatan ini sangatlah penasaran melihat
gambar ilustrasi cerita yang menarik d. Bedah Buku
Bedah buku merupakan kegiatan yang juga pernah diadakan di Perpustakaan “Rimba Baca”. Kegiatan ini bukan merupakan kegiatan
yang diadakan oleh pihak dari penulis buku tersebut, dan perpustakaan hanya menyediakan ruangannya saja. Judul buku yang dibahas adalah
“Financial Stories: kisah inspiratif pengelolaan uang, utang dan usaha”. Penulisnya merupakan salah satu dari anggota perpustakaan.
e. Art Days Art Days merupakan kegiatan yang pernah diadakan oleh pihak
perpustakaan. Kegiatan ini berhubungan dengan seni menggambar, mewarnai, memberi tempelan, memberi hiasan seperti manik-manik
atau gliter pada gambar yang sudah diwarnai. Biasanya yang mengikuti adalah anak-anak yang berusia 5 sampai 12 tahun. Untuk setiap
42
kegiatan yang diadakan oleh pihak perpustakaan, anggota perpustakaan mendapatkan diskon sebesar 10 dari uang pendaftaran.
f. Colouring Day Kegiatan ini juga pernah diadakan di perpustakaan sama seperti
dengan kegiatan Art Days, namun bedanya sudah ditetapkan umur peserta yang boleh mengikuti kegiatan ini, yaitu dari umur 2-6 tahun.
“Rimba Baca” sudah menyiapkan peralatan menggambar dan peserta boleh membawa meja gambar serta yang ingin membawa peralatan
menggambar sendiri juga diperbolehkan. g. Musical Storytelling
Pihak perpustakaan juga pernah mengadakan kegiatan “Musical Storytelling”, kegiatan ini dilakukan bersama storyteller professional.
“Rimba Baca” secara khusus mengundang storyteller untuk mengisi acara ini dan anak-anak diajak untuk mendengarkan cerita melalui
nyanyian maupun gerakan tarian. Yang mengikuti kegiatan ini biasanya anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar berjumlah sekitar 15-20
anak. h. Clay Day
Bermain dengan tanah liat sangat mengasyikan, untuk itu “Rimba Baca” mengadakan kegiatan ini agar anak-anak dapat bermain
sambil belajar membuat sebuah prakarya. Kegiatan ini juga biasanya
43
diikuti oleh anak-anak yang berumur sekitar 5-12 tahun yang berjumlah sekitar 15-20 anak.
i. Rimba Baca’s Mini Cooking Class Kegiatan ini sangat disukai oleh anak-anak karena anak-anak
dapat berkreasi menghias cupcakenya serta dapat belajar bagaimana membuat hot chocolate yang enak dan menghias kue. Kegiatan ini
biasanya hasil kerjasama “Rimba Baca” dengan pemilik The Cupcakes Land, yaitu Tante Wika. Setelah acara ini selesai, anak-anak
diperbolehkan untuk memakan atau membawa pulang hasil kreasi mereka.
j. Holiday Program Tahun 2014 ini perpustakaan mengadakan kegiatan yang
bermanfaat untuk anak-anak yang sedang liburan sekolah. Kegiatan ini dinamakan “Holiday Program”. Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari
dengan tema kegiatan yang berbeda setiap harinya. Kegiatan tersebut antara lain :
1 LaLaLand Kids Yoga, yaitu kelas yoga untuk anak dengan tema
kegiatan ”Frozen Theme, Superhero Theme dan Lego Theme” pada hari selasa, rabu dan kamis.
2 Belajar menulis cerita dan bermain dengan kata dengan tema
“Story Kingdom” yang diadakan pada hari senin dan kamis.
44
3 Bermain dengan reptil-reptil yang baik hati, dan belajar lebih lanjut
mengenai baby crocodile, friendly snake dan reptil lainnya dengan tema “Reptiles My BFF”. Kegiatan ini diadakan pada hari selasa
dan sabtu. 4
Melukis berbagai macam binatang dengan berbagai warna sesuai dengan imanjinasi anak dengan tema “Art Time”. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari rabu dan kamis. 5
Belajar memasak dengan Owner The CupcakesLand dengan tema “Cooking Class with Tante Wika”. Kegiatan ini dilaksanakan pada
hari sabtu. 6
Belajar pantomim, berakting dan menyanyi dengan tema “Stage Warrior”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari jumat dan sabtu.
Dengan diadakannya kegiatan diharapkan dapat menambah jumlah pengunjung maupun minat masyarakat terhadap perpustakaan “Rimba
Baca”.
3. Sarana Promosi Perpustakaan
Ada berbagai macam sarana promosi perpustakaan. Perpustakaan “Rimba Baca” menggunakan media internet. Sarana Promosi dengan
Internet yaitu : a. Website
Perpustakaan “Rimba Baca” memang memiliki website. Website memang bisa diakses oleh masyarakat untuk melihat buku apa
yang gemar dipinjam tetapi belum bisa untuk digunakan sebagai
45
katalog online yang bisa diakses oleh masyarakat karena saat ini website tersebut masih dalam tahap perbaikan. Website hanya bisa
digunakan untuk menginput buku-buku baru ke dalam katalog. website tersebut memiliki isi konten tentang perpustakaan, kegiatan, katalog
buku, dan koleksi buku apa yang paling sering dipinjam oleh anggota.
25
pernyataan tersebut diungkapkan oleh Suzi Fitriyana: “Kami memang memiliki sebuah website, namun belum di
update karena masih dalam tahap perbaikan. Saat ini website tersebut masih offline dan hanya bisa digunakan untuk
menginput buku-buku baru”.
26
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa website tersebut hanya digunakan untuk menginput buku-buku baru dan belum bisa digunakan
untuk katalog online karena masih dalam tahap perbaikan.
b. Teknologi Web 2.0 Teknologi web 2.0 merupakan sebuah teknologi generasi kedua.
Teknologi ini membuat pengguna internet menjadi jauh lebih aktif untuk berkomunikasi. Kategori yang termasuk dalam teknologi ini ada
situs jejaring sosial. Dengan adanya teknologi ini, situs jejaring sosial menjadi lebih interaktif. Twitter, Facebook juga mengadopsi teknologi
ini. Perpustakaan “Rimba Baca” menggunakan situs jejaring sosial untuk mempromosikan kegiatan yang diadakan, hal ini dikarenakan
25
Perpustakaan “Rimba
Baca” mempunyai
alamat website
yaitu http:www.rimbabaca.com.
26
Wawancara Pribadi dengan Suzi Fitriyana, 05 Juli 2014.
46
sangat efektif dibandingkan dengan brosur.
27
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Suzi Fitriyana:
“Kita sih lebih sering promosi ke jejaring sosial, seperti facebook dan twitter karena itu jauh lebih efektif dibandingkan
dengan brosur. Karena kita perpustakaan kecil, saya rasa cukup dengan promosi melalui jejaring sosial. Dulu pernah
pakai brosur waktu awal berdirinya perpustakaan ini, cuma kok ya kurang efektif. Oh iya, ada satu lagi, biasanya sih anggota
kita cerita ke temannya, terus temannya cerita ke keluarganya. Jadi kayak dari mulut ke mulut, dan itu juga saya rasa jauh
lebih efektif yah dari mulut ke mulut.”
28
Dengan adanya akun pada jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook, membuat perpustakaan ini menjadi lebih berkomunikasi
dengan orang banyak dan berbagi pengalaman ketika ada foto kegiatan- kegiatan yang diadakan oleh pihak perpustakaan dan diunggah untuk
menarik minat masyarakat yang mempunyai akses internet dan juga yang belum mengetahui perpustakaan ini. Tetapi kenyataannya, di
lapangan peneliti melihat bahwa akun grup facebook milik perpustakaan masih merupakan close grup. Yaitu setiap ada yang ingin
berteman dengan akun grup tersebut haruslah menunggu untuk diterima pertemanannya oleh pihak perpustakaan. Untuk itu seharusnya
perpustakaan membuat open grup di akun faceboo agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui tentang perpustakaan.
27
Perpustakaan “Rimba Baca” mempunyai akun Twitter yaitu rimbabaca, dan juga sebuah akun grup Facebook dengan nama “Rimba Baca”.
28
Wawancara Pribadi dengan Suzi Fitriyana.
47
C. Keefektifan Promosi di Perpustakaan
Sejauh ini kegiatan promosi yang dilakukan pihak perpustakaan melalui media internet sudah cukup baik dan memudahkan anggota maupun
bukan anggota untuk mengetahui keberadaan, informasi kegiatan apa saja bahkan buku-buku yang terbaru. Banyak foto-foto kegiatan yang diunggah ke
jejaring sosial milik perpustakaan, tujuannya agar lebih banyak orang-orang yang tertarik mengikuti kegiatan-kegiatan selanjutnya. Pernyataan ini
diungkapkan oleh Suzi Fitriyana: “Alhamdulillah, sejauh ini setiap kita membuat kegiatan itu engga
pernah sepi dari peminat ya walaupun yang paling banyak memang dari anggota kami sih.. hasilnya setiap ada kegiatan yang
berlangsung, perpustakaan jadi bertambah pengunjungnya.”
29
Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Deny Haryanto, pustakawan: “Disini setiap kegiatan pasti kita promosikan, dan juga setiap kegiatan
yang kita adakan, Alhamdulillah selalu ada peminatnya, engga pernah sepi pengunjung.”
30
Selain promosi yang diadakan oleh pihak perpustakaan, banyak orang- orang yang datang berkunjung kesini karena melihat artikel yang ditulis oleh
blog pribadi milik anggota perpustakaan. Padahal pihak perpustakaan tidak pernah memintanya. Namun, karena hal ini perpustakaan menjadi bertambah
peminatnya. Seperti yang diungkapkan oleh Suzi Fitriyana:
29
Wawancara Pribadi dengan Suzi Fitriyana.
30
Wawancara Pribadi dengan Deny Haryanto, Jakarta, 04 Juli 2014.
48
“Ada juga yang mereview kita tanpa kita yang memintanya. Pernah aku iseng coba cari “rimba baca” di google, ternyata ada banyak
website yang mereview kita, terus ada juga beberapa stasiun televisi dan majalah yang pernah meliput perpustakaan ini tanpa kita yang
minta. Itu berarti kan perpustakaan ini sudah banyak peminatnya.”
31
Fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan juga menambah nilai tersendiri dalam hal promosi, terutama dalam koleksi buku-bukunya.
Karena dengan adanya koleksi buku yang lebih variatif dan menghibur, menambah nilai tersendiri bagi calon anggota yang sedang berkunjung
diperpustakaan. Seperti yang diungkapkan oleh seorang ibu muda bernama Zahra:
“fasilitasnya udah bagus, buku-bukunya juga. Tapi lebih baik buku- buku yang ada diceritain sedikit kayak teaser gitu deh.”
32
Kemudian diungkapkan pula oleh seorang ibu bernama Ina: “fasilitas disini lengkap, saya suka saya novel yang ada disini, anak
saya juga suka pinjem disini. Karena koleksinya lebih banyak dan beragam. Tapi lebih bagus lagi kalo buku-buku sama kegiatannya
ditambah.”
33
Ditambahkan pula pernyataan dari seorang anak berumur 7 tahun, yang bernama Caca:
“bukunya banyak aku suka, boneka-boneka disini juga lucu-lucu. Jadi aku suka pinjem buku terus disini atau ga cuma baca disini aja.”
34
31
Wawancara Pribadi dengan Suzi Fitriyana.
32
Wawancara Pribadi dengan Zahra, Jakarta, 08 September 2014.
33
Wawancara Pribadi dengan Ina, Jakarta, 08 September 2014.
34
Wawancara Pribadi dengan Caca, Jakarta, 08 September 2014.
49
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa fasilitas terutama dalam hal koleksi buku menambah nilai tersendiri dalam hal promosi
perpustakaan. Hal ini disebabkan bahwa perpustakaan “Rimba Baca” mampu menumbuhkan minat baca kepada masyarakat melalui koleksi buku-buku
terbaru dan variatif.
D. Kendala Promosi Perpustakaan
Setiap usaha dalam mempromosikan perpustakaan, dapat mengalami kendala yang terjadi baik yang berasal dari dalam maupun luar. Perpustakaan
“Rimba Baca” saat ini belum memiliki kendala yang cukup besar. 1. Kendala dari Dalam :
a. Kendala yang biasanya dihadapi perpustakaan adalah masalah biaya. Tidak adanya anggaran khusus yang dibuat untuk membeli koleksi
buku, biasanya ketika ada rekomendasi dari anggota dan jika buku tersebut ternyata sangat memberi manfaat, pihak perpustakaan
langsung membelinya, dan juga ketika ada pameran buku. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Suzi Fitriyana:
“Sebenarnya kita engga terlalu ada rincian biaya untuk membeli
buku baru
yah, begitu
ada buku
yang direkomendasikan oleh anggota dan ternyata buku itu juga
bagus, yasudah kita langsung membelinya. Dan juga saat ada pameran buku, terutama di Islamic Book Fair atau pameran
buku gitu, kita sering beli buku di situ.”
35
35
Wawancara Pribadi dengan Suzi Fitriyana.
50
b. Pihak perpustakaan mengatakan bahwa koleksi buku yang ada kebanyakan berbahasa asing dan agak kesulitan mencari yang
berbahasa Indonesia, dikarenakan buku-buku untuk anak-anak tidak begitu variatif. Adapun pilihannya untuk yang berbahasa Indonesia
adalah buku-buku terjemahan. c. Terkadang pihak perpustakaan belum bisa menyediakan ruangan yang
luas untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan orang dan tempat yang luas.
d. Tidak adanya tenaga pustakawan yang ahli yang dapat membantu anggota dalam jasa perpustakaan.
e. Belum adanya tim khusus yang menangani kegiatan promosi melalu media internet.
2. Kendala dari Luar a. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Perpustakaan
“Rimba Baca” hanyalah perpustakaan kecil dan tidak memiliki koleksi buku lengkap.
b. Setiap kegiatan yang berlangsung, kebanyakan yang menjadi partisipasi adalah anggota perpustakaan dan jarang orang yang bukan
anggota berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan tentang promosi perpustakaan di
“Rimba Baca” diantaranya: 1. Promosi pada perpustakaan “Rimba Baca” bertujuan untuk mengenalkan
kepada masyarakat bahwa ada perpustakaan yang memiliki koleksi buku lebih menarik dan terbaru untuk anak-anak maupun dewasa dan juga
tempat yang nyaman untuk membaca. Banyak cara promosi yang dilakukan pihak perpustakaan “Rimba Baca” dengan kerjasama dengan
komunitas seperti Rabbit Hole dan LaLaLand Kids Yoga. Promosi bisa juga melalui kegiatan, kegiatan yang pernah dilakukan oleh perpustakaan
“Rimba Baca” yaitu seminar, wisata perpustakaan school visit, Talkshow, Bedah Buku, Colouring Day, Musical Storytelling, Clay Day,
Rimba Baca’s Mini Cooking Class dan Holiday Program. Kegiatan yang diadakan oleh pihak perpustakaan sendiri yaitu pada kegiatan seminar,
wisata perpustakaan school visit dan juga Holiday Program. Kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain dan hanya memakai tempat di
perpustakaan adalah Bedah Buku dan Talkshow. Sedangkan sarana promosi perpustakaan “Rimba Baca” menggunakan media internet seperti
website dan teknologi web 2.0.
51
52
Website perpustakaan belum bisa digunakan sebagai katalog online, namun sudah bisa untuk melihat buku apa yang gemar dipinjam. Pada
teknologi web 2.0 perpustakaan memanfaatkan situs jejaring sosial untuk mempromosikan
kegiatan yang
diadakan. Pihak
perpustakaan menggungah foto-foto kegiatan yang diadakan untuk menarik minat
masyarakat. 2. Kendala-kendala yang dialami dalam promosi perpustakaan terbagi
menjadi dua. Pertama adalah kendala dari dalam yaitu, tidak adanya anggaran khusus yang dibuat untuk membeli koleksi buku, koleksi buku
yang ada kebanyakan berbahasa asing dan agak kesulitan untuk mencari yang berbahasa Indonesia, perpustakaan juga belum bisa untuk
menyediakan ruangan yang luas untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan orang yang banyak dan tempat yang luas, tidak adanya
tenaga pustakawan yang ahli, dan juga belum adanya tim khusus yang menangani kegiatan promosi melalui media internet.
Untuk mengatasi kendala dari dalam pihak perpustakaan membeli koleksi buku yang merupakan permintaan dari anggota dan buku yang sedang
diminati oleh masyarakat banyak, pihak perpustakaan mengupayakan agar ada koleksi berbahasa Indonesia dengan cara membeli buku-buku yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, untuk mengatasi kegiatan yang membutuhkan ruangan yang luas, perpustakaan saat ini hanya melakukan
pembatasan jumlah orang sekitar 20 – 30 orang jika ada yang ingin mengadakan kegiatan, dan juga untuk mengatasi tidak adanya tenaga