Jenis-jenis Multiple Intelligences atau Kecerdasan Majemuk

7. Intrapersonal Intelligence Kecerdasan intrapersonal adalah kapasitas untuk memahami dan menilai motivasi dan perasaan diri sendiri. 8. Naturalis Intelligence Kecerdasan Naturalis adalah kapasitas untuk mengenali dan mengelompokkan fitur tertentu di lingkungan fisik sekitarnya, seperti binatang, tumbuhan, dan kondisi cuaca. Berdasarkan jenis kecerdasan di atas, Howard Gardner dalam Chatib, 2013: 135 memaparkan bahwa ada tiga hal yang berkaitan dengan multiple intelligences seseorang yaitu komponen inti, kompetensi, dan kondisi akhir terbaik. Ketiga hal penting tersebut sangat berkaitan dengan dunia pendidikan. Setiap area otak yang disebut lobus of brain mempunyai komponen inti berupa potensi kepekaan yang akan muncul dari setiap area otak apabila diberi stimulus yang tepat. Akibat adanya stimulus yang tepat, kepekaan inilah yang akan menghasilkan kompetensi. Apabila kompetensi tersebut dilatih secara terus-menerus dalam jenjang silabus yang tepat, dari kompetensi akan muncul kondisi akhir terbaik seseorang. Namun jika stimulus yang diberikan tidak tepat, kompetensi tersebut tidak akan muncul menonjol atau hanya biasa-biasa saja. Hal ini sesuai dengan pendapat Chatib 2009: 100 yang menyatakan bahwa banyaknya kegagalan siswa mencerna informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya apabila gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan. Gaya mengajar adalah strategi transfer yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Sedangkan belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa. Berdasarkan penelitian Gardner, gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat delapan jenis kecerdasan yaitu 1 Linguistic Intelligence Kecerdasan Linguistik, 2 Logical-Mathematical Intelligence Kecerdasan Logika-Matematika, 3 Visual-Spatial Intelligence Kecerdasan Visual- Spasial, 4 Bodily-Kinesthetic Intelligence Kecerdasan Kinestetik-Tubuh, 5 Musical Intelligence Kecerdasan Musikal, 6 Interpersonal Intelligence Kecerdasan Interpersonal, 7 Intrapersonal Intelligence Kecerdasan intrapersonal, dan 8 Naturalis Intelligence Kecerdasan Naturalis. Setiap orang memiliki minimal satu jenis kecerdasan tersebut. Kecenderungan kecerdasan seseorang mencerminkan gaya belajar yang dimilikinya.

4. Cara Mengetahui Kecenderungan Kecerdasan

Untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa di kelas, dapat diketahui melalui indikator-indikator tertentu sesuai dengan masing-masing jenis kecerdasan. Menurut Thobroni dan Mustofa 2007: 247 setiap guru dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat digunakan untuk memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa di kelas. Guru juga dapat menyusun checklist yang berisi kecerdasan-kecerdasan tersebut. Cheklis dapat digunakan untuk memantau kecerdasan siswa. Selain checklist, ada cara lain yang dapat digunakan yaitu mengumpulkan dokumen berupa rekaman- rekaman lain yang berhubungan dengan aktivitas siswa, dan catatan-catatan di sekolah yang berhubungan dengan peringkat nilai semua mata pelajaran. Selain itu, untuk mengetahui jenis kecerdasan seseorang dapat dilakukan melalui Multiple Intelligences Research MIR. Menurut Chatib 2013: 101 Multiple Intelligences Research MIR adalah instrumen riset yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasan seseorang. Instrumen ini disusun berdasarkan indikator dari kompetensi dan kompetensi inti dari masing-masing jenis kecerdasan. Pengukuran ini biasanya dilakukan pada saat penerimaan siswa baru atau juga dapat dilakukan pada setiap kenaikan kelas. Sementara itu, Prasetyo dan Andriani 2009: 7 menyebutkan ada dua macam skala atau alat pengukuran Multiple Intelligences yang dapat digunakan secara paralel atau sendiri-sendiri. Alat pengukuran ini disebut Multiple Intelligences Scale tipe A dan Multiple intelligensi Scale tipe B. Multiple Intelligences Scale tipe A merupakan lembar kuisioner atau angket yang memuat urutan atau prioritas. Sedangkan Multiple Intelligences Scale tipe B merupakan lembar kuisioner atau angket yang sifatnya lebih sederhana yaitu hanya menentukan satu diantara dua pilihan. Masing- masing alat pengukuran ini memiliki tujuan akhir yang sama yaitu mengetahui tingkat masing-masing kecerdasan dalam Multiple intelligences. Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan checklist yang berupa lembar kuisioner atau angket untuk mengetahui kecenderungan jenis kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang dimiliki masing-masing siswa. Pengisian checklist ini dilakukan dengan cara self- monitoring atau penilaian diri sendiri oleh siswa.

5. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence

Pada awalnya multiple intellegensi merupakan teori kecerdasan dalam ranah psikologi. Ketika ditarik dalam dunia pendidikan, multiple intelligences menjadi sebuah strategi pembelajaran. Hal ini relevan dengan pendapat Chatib 2009: 109 yang menyatakan bahwa multiple intelligences adalah strategi pembelajaran berupa rangkaian aktivitas belajar yang merujuk pada indikator hasil belajar yang sudah ditentukan dalam silabus. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa multiple intelligences akan menjadi kekuatan yang besar untuk memajukan pendidikan dan kompetensi siswa apabila diterapkan pada kurikulum berbasis kompetensi yang komprehensif. Artinya strategi ini sangat sesuai dengan kurikulum yang diterapkan pemerintah saat ini. Inti dari strategi ini adalah bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya. Pendalaman tentang strategi ini akan menghasilkan kemampuan guru membuat siswa tertarik dan berhasil dalam belajar pada waktu yang relative cepat. Adapun tahapan dalam pembelajaran berbasis multiple intelligences menurut Chatib 2012: 57-58 adalah sebagai berikut:

a. Mengenali Potensi Siswa

Sebelum memasuki pembelajaran berbasis multiple intelligences seorang guru harus mampu membuka lima bingkisan siswa. Akan tetapi, sebelum guru dapat membuka bingkisan tersebut, seorang guru harus mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Adapun kelima bingkisan tersebut adalah: bintang, samudra; harta karun; penyelam; dan bakat. 1. Bintang Memandang setiap siswa yang dilahirkan adalah Juara. Chatib 2012: 58 menjelaskan bahwa setiap anak adalah bintang. Bintang yang sinarnya mampu menerangi dunia. Bagaimanapun kondisi anak, mereka adalah bintang dan juara. Adapun kuncinya adalah sebagai seorang guru sebelum memasuki kelas, maka seorang guru tersebut harus menyalakan tombol “on” dalam benak guru, yang menganggap bahwa setiap siswa adalah bintang, maka siswa akan menjadi bintang. 2. Samudra Siswa memiliki kemampuan seluas samudra: kemampuan kognitif pola pikir yang menghasilkan daya pikir positif, kemampuan psikomotorik pola tindak yang menghasilkan karya bermanfaat dan penampilan yang dahsyat, serta kemampuan afektif pola sikap yang menghasilkan nilai dan karakter yang manusiawi sesuai fitrahnya. Chatib 2012: 87 menjelaskan bahwa kemampuan anak kita seluas samudra. Yang artinya, pasti banyak potensi yang terpendam di dalam dirinya, seperti halnya samudra dengan berbagai potensi kekayaan alamnya. Berbagai potensi terpendam merupakan harta karun orang tuanya yang ada dalam diri anak, yaitu kecerdasan majemuk atau dinamakan pula multiple intelligences.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

0 9 60

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

0 10 65

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV C SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 72

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV C SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 32 244

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 79

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V B SD NEGERI 11 METRO PUSAT

7 55 75

PENERAPAN MAPPING DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 77

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 73

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76