Penerimaan Rumah Tangga Petani Nasabah Kredit Pertanian BRI Unit Pengeluaran Rumah Tangga Petani Nasabah Kredit Pertanian BRI Unit

pedagang atau kelompok tani setempat ataupun pinjaman dari sumber yang tidak terlalu mengikat yaitu keluarga.

5. Penerimaan Rumah Tangga Petani Nasabah Kredit Pertanian BRI Unit

Adiluwih dari Kegiatan Usahatani dan Non Usahatani Penerimaan rumah tangga petani adalah sejumlah uang yang diterima petani dari kegiatan usahatani dan non usahataninya. Sebagian petani nasabah kredit pertanian BRI Unit Adiluwih menanam komoditas selain komoditas utama, misalnya sayuran, singkong, kopi, dan coklat yaitu jagung, cabai, dan padi. Jenis – jenis kegiatan usahatani dan non usahatani petani nasabah kredit pertanian dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Rata-rata penerimaan rumah tangga petani nasabah dari kegiatan usahatani dan non usahatani, tahun 2009 Jenis Kegiatan Penerimaan Rp Persentase Usahatani: - Jagung 8.889.608 41,88 - Cabai 3.081.897 14,52 - Padi - Sayuran - Singkong - Kopi - Coklat - Ternak Non Usahatani: - Pedagang - Bengkel - Buruh - Supir - Guru - Ojek - Ketua RT 1.084.328 1.942.121 18.966 357.759 900.948 1.205.345 4.023.241 268.966 217.241 103.448 66.379 8.621 3.621 5,11 9,15 0,09 1,69 4,24 5,68 18,96 1,27 1,02 0,49 0,31 0,04 0,02 Jumlah 21.224.603 100,00 Rata-rata penerimaan rumah tangga petani dari kegiatan usahatani adalah sebesar Rp16.408.086 yang berasal dari usahatani jagung, cabai, padi, sayuran, singkong, kopi, coklat, dan ternak. Rata-rata penerimaan rumah tangga petani dari kegiatan non usahatani adalah sebesar Rp4.816.517 yang berasal dari kegiatan berdagang, bengkel, buruh, guru, dan ketua RT.

6. Pengeluaran Rumah Tangga Petani Nasabah Kredit Pertanian BRI Unit

Adiluwih Pengeluaran rumah tangga petani nasabah kredit pertanian terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan. Pengeluaran pangan terdiri dari beras, lauk-pauk, minyak tanah, dan makanan lain. Sedangkan pengeluaran non pangan terdiri dari biaya bensinsolar, pakaian, pendidikan, kesehatan, komunikasi, listrik, sosial, dan pajak. Pengeluaran untuk kebutuhan sosial adalah pengeluaran petani nasabah untuk membiayai kegiatan sosialnya di masyarakat, seperti syukuran, pernikahan, dan lain – lain. Rincian pengeluaran rumah tangga petani nasabah kredit pertanian per musim dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Rata-rata pengeluaran rumah tangga nasabah kredit pertanian BRI Unit Adiluwih dalam satu musim, tahun 2009 Jenis Pengeluaran Rumah Tangga Rata-rata Pengeluaran per musim Rpmusim Persentase Kebutuhan Pangan 4.090.066 34,43 a. Beras 1.005.767 8,47 b. Lauk dan pauk 2.673.966 22,51 c. Minyak tanah 177.293 1,49 d. Makanan lain 386.180 3,25 Kebutuhan Non Pangan 7.790.030 65,57 a. Bensin Solar 1.010.362 8,50 b. Pakaian 879.828 7,41 c. Pendidikan 1.599.163 13,46 d. Kesehatan 551.552 4,64 e. Komunikasi 819.327 6,90 f. Listrik 260.724 2,19 g. Sosial 2.899.483 24,41 h. Pajak 19.781 0,71 Total 11.880.096 100,00 Tabel 25 menunjukkan rata – rata pengeluaran rumah tangga petani nasabah baik pangan maupun non pangan per musim adalah sebesar Rp11.880.096, pengeluaran untuk pangan 34,43 persen lebih kecil dari pengeluaran untuk non pangan 65,57 persen. Rata – rata pengeluaran rumah tangga per kapita per musim diperoleh dengan cara membagi rata – rata pengeluaran rumah tangga dalam satu musim dengan rata – rata jumlah anggota keluarga. Besarnya rata – rata pengeluaran per kapita per musim petani nasabah kredit pertanian sebesar Rp3.960.032.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pertanian