variabel produk domestik regional bruto, suku bunga deposito, laju inflasi berpengaruh signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan hasil penelitian Waty 2008, “Analisis Permintaan Kredit Pada BPR Hombar Makmur Perbaungan”, disimpulkan bahwa tingkat inflasi dan tingkat
suku bunga mempunyai pengaruh yang positif terhadap pernintaan kredit, sedangkan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang negatif terhadap
permintaan. Berdasarkan hasil penelitian Prasetyo 2005, “Evaluasi Program Kredit Sapi
Perah Pada Petani Ternak Anggota Koperasi Unit Desa Subur Gunungpati Semarang
”, disimpulkan bahwa petani ternak sebagai penerima kredit sapi perah tidak mempunyai kemampuan yang cukup dalam pengembalian kreditnya kepada
KUD Subur yang dapat dilihat dari rasio pengembalian kreditnya yaitu sebesar 0,7631, sedangkan faktor-faktor character, capital, collateral, dan condition
berpengaruh nyata terhadap kemampuan petani ternak dalam pengembalian kredit.
B. Kerangka Pemikiran
Kredit merupakan salah satu sumber modal usahatani. Kredit pertanian di Bank
Rakyat Indonesia Unit Adiluwih yang diminta oleh petani sebagian besar dipergunakan untuk membiayai modal tanam awal usahatani, dan sebagian lagi
dipergunakan untuk membiayai konsumsi rumah tangga selama masa menunggu panen. Saat akan mengajukan kredit pertanian, petani akan diminta menyertakan
jaminan yang umumnya bersifat fisik seperti sertifikat lahan pertanian maupun sertifikat rumah yang dapat ditaksir nilainya. Petani yang telah dianalisis
permohonan pengajuan kredit pertanian oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Adiluwih dan dinilai memiliki kemampuan pengembalian kredit yang baik akan
segera menerima kredit yang telah diajukannya. Petani diberi tenggang waktu pengembalian kredit pertanian selama 6 bulan.
Pendapatan rumah tangga termasuk juga di dalamnya pendapatan usahatani akan dinilai oleh analis kredit dari pihak Bank Rakyat Indonesia Unit Adiluwih untuk
melihat kelayakan calon debitur. Oleh karena itu, besarnya pendapatan dapat menjadi ukuran bagi petani dalam meminjam kredit pertanian dan juga dapat
menjadi tolak ukur dalam kemampuan pengembalian kredit . Kebutuhan modal usahatani adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan petani
untuk memulai usahatani, semakin besar biaya usahatani maka modal yang diperlukan akan semakin besar sehingga petani yang kebutuhan modalnya tinggi
akan meminjam kredit dengan jumlah yang lebih besar. Jumlah tanggungan rumah tangga adalah anggota rumah tangga yang seluruh kebutuhannya menjadi
tanggungan kepala keluarga petani, semakin banyak anggota keluarga maka pengeluaran rumah tangga akan semakin besar sehingga petani memerlukan uang
tunai lebih banyak selama masa menunggu panen yang dapat dipenuhi dari kredit pertanian yang dipinjam.
Jaminan yang diberikan petani kepada Bank Rakyat Indonesia bukan hanya
sebagai pertimbangan bank dalam penyaluran kredit, tetapi juga menjadi pertimbangan bagi petani yang akan mengajukan kredit kembali. Diduga petani
yang memliki nilai jaminan yang tinggi akan lebih berani dalam mengajukan kredit dengan nilai yang lebih besar. Harga komoditas usahatani menjadi salah
satu penentu besarnya pendapatan yang diterima petani. Perbadaan harga antar komoditas akan mempengaruhi pendapatan usahatani.
Proses pengembalian kredit oleh petani setelah enam bulan dari waktu pinjaman
dilakukan langsung oleh petani di kantor Bank Rakyat Indonesia Unit Adiluwih. Pengeluaran untuk rumah tangga petani mencerminkan kebutuhan yang harus
dipenuhi petani, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan pengembalian kredit petani karena semakin besar pengeluaran maka akan semakin sedikit uang yang
dapat disimpan petani untuk melunasi hutangnya. Pengembalian kredit pertanian yang lancar akan berpengaruh pada kebijakan Bank Rakyat Indonesia Unit
Adiluwih dalam proses penyaluran kembali kredit pertanian pada musim tanam selanjutnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh: - Jaminan Agunan
- Bunga Kredit - Pengeluaran Rumah tangga
- Penerimaan Rumah tangga
Petani Analisis
Kredit 5C Penyaluran Kredit
Faktor-faktor yang berpengaruh:
- Pendapatan Total - Kebutuhan modal
- Jumlah tanggungan - Jaminan
- Luas lahan
-
Harga komoditas usahatani
BRI Unit Adiluwih
Permintaan kredit ke bank
Pengembalian Kredit
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Permintaan Kredit Pertanian dan Kemampuan Pengembalian Kredit oleh Petani Studi Kasus Pada Bank
Rakyat Indonesia Unit Adiluwih
C. Hipotesis