melalui metode scaffolding. Akhirnya para peneliti telah memberikan banyak strategi yang lebih baik untuk implementasi dari metode scaffolding
pada pembelajaran dan pengajaran matematika. 6
Jha, S. K. 2012 dalam penelitiannya pada 100 siswa kelas empat di Assam, India menunjukkan bahwa kesalahan siswa lebih banyak terjadi
pada keterampilan memahami soal dan keterampilan transformasi. 7
Junaedi 2012 dalam penelitian tersebut, hasil yang didapatkan ialah sebagai berikut: a kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh
mahasiswa adalah di tahap encoding dan comprehension, b kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal pembuktian, antara lain
disebabkan karena: 1 mahasiswa kurang memahami generalisasi dari soal pembuktian, 2 mahasiswa tergesa-gesa dalam melakukan perhitungan, 3
mahasiswa tidak teliti dalam melakukan manipulasi atau perhitungan, 4 mahasiswa tidak melakukan cek akhir dari proses jawaban.
2.10 Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Salah satu materi di pelajaran matematika yang dianggap
sulit adalah materi segiempat. Hal ini dapat dilihat dari presentasi daya serap peserta didik tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah
matematika yang berkaitan dengan luas dan keliling bangun datar termasuk segiempat masih kurang memuaskan. Kurangnya daya serap materi selanjutnya
berakibat dengan hasil belajar yang rendah dengan indikasi banyak kesalahan yang dilakukan dalam proses pekerjaan siswa.
Untuk dapat meningkatkan prestasi siswa perlu dilakukan upaya antara lain penyelidikan terhadap jenis kesalahan dan penyebabnya sehingga dapat
meminimalkan terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah. Oleh sebab itu, dilakukan tes awal soal
pemecahan masalah pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Balapulang. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan prosedur Newman untuk mengidentifikasi jenis
dan penyebab kesalahan siswa terhadap jawaban dari sebuah tes uraian soal cerita pada aspek pemecahan masalah. Hal tersebut diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan guru dalam menentukan rancangan pembelajaran untuk meminimalkan terjadinya kesalahan yang sama yang dilakukan oleh siswa.
Selain itu pada siswa kelompok bawah diberikan bantuan scaffolding yang dimaksud adalah cara belajar anak-anak yang dapat didukung, dukungan pada
akhirnya dihapus ketika anak dapat belajar secara mandiri Anghileri, 2006:33. Bantuan yang diberikan pada siswa kelompok bawah bertujuan untuk
meminimalkan kesalahan yang dilakukan siswa tersebut sehingga tidak melakukan kesalahan lagi dalam menyelesaikan soal.
Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti ingin mendeskripsikan jenis kesalahan dan penyebab yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 2
Balapulang dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah berdasarkan prosedur Newman serta bentuk scaffolding yang diberikan pada siswa kelompok
bawah. Adapun gambaran pola pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 2.3 sebagai berikut.
Tes Awal Soal Cerita Pemecahan Masalah Kelas VII
Pembelajaran Matematika model PBL dengan scaffolding
Analisis hasil tes siswa berdasarkan prosedur Newman
Analisis hasil tes siswa kelompok bawah berdasarkan prosedur
Newman Tes Soal Cerita Pemecahan
Masalah
Wawancara siswa kelompok bawah
Wawancara
Bentuk Scaffolding yang diberikan pada siswa
kelompok bawah
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis jenis dan penyebab
kesalahan siswa berdasarkan
prosedur Newman
43
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Berdasarkan dengan tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan strategi deskriptif. Menurut
Moleong 2013:6 penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Ruseffendi 1994:30, penelitian deskriptif adalah peneletian yang menggunakan
observasi, wawancara, atau angket mengenai keadaan objek yang diteliti sekarang. Sedangkan menurut Moleong 2013:5 menyatakan dalam penelitian
kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Sukmadinata 2009:64, studi kasus merupakan suatu penelitian
yang dilakukan terhadap sekelompok individu yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
Keuntungan penelitian studi kasus yaitu dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan mendapat kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai