Siswa Kelompok Bawah Bentuk Scaffolding yang Diberikan pada Siswa Kelompok Bawah

subjek S10 terlihat di soal nomor 3 dan 4. Kesalahan ini meliputi: a siswa tidak menggunakan informasi secara utuh, b tidak menggunakan permisalan, dan c hanya hafal rumus tetapi tidak paham penggunaannya. Penyebab kesalahan ini adalah kurang dipahaminya materi terkait luas dan keliling persegi panjang dan persegi. Dalam penelitian ini diperoleh temuan fakta lain yaitu subjek S16 terlihat melakukan kesalahan process skill di soal nomor 1 dan kesalahan process skill subjek S10 terlihat di soal nomor 2. Kesalahan ini terindikasi dari kesalahan proses perhitungan pejumlahan atau perkalian. Penyebab kesalahan ini adalah kurang cermatnya subjek dalam melakukan proses perhitungan dan materi prasayarat yang kurang matang. Selain itu subjek S10 melakukan kesalahan encoding di soal nomor 1. Kesalahan subjek S10 terindikasi subjek tidak menuliskan kesimpulan. Penyebab kesalahan ini adalah ketidaktahuan subjek dalam menyimpulkan.

4.2.3 Siswa Kelompok Bawah

Berdasarkan tes awal soal cerita pemecahan masalah terdapat 11 siswa yang merupakan siswa kelompok bawah. 11 siswa tersebut termasuk pada siswa kelompok bawah karena skor hasil tes awal 11 siswa berada pada ranking 21 sampai dengan ranking 31 seperti yang tercantum di lampiran 16. Dalam penelitian ini dipilih 2 dari 10 siswa kelompok bawah. Pemilihan kedua siswa sebagai subjek penelitian berdasarkan hasil pekerjaannya dalam menyelesaikan tes soal cerita dan pertimbangan guru kelas VII C. Kedua siswa tersebut adalah S33 dan S20. Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat bahwa siswa kelompok bawah tidak ada yang melakukan kesalahan sampai langkah process skill dan encoding. Berdasarkan hasil analisis data, siswa kelompok bawah cenderung melakukan kesalahan utama di langkah transformation dan comprehension. Subjek S33 terlihat melakukan kesalahan di langkah transformation pada soal nomor 1 sampai 4 dan subjek S20 terlihat melakukan kesalahan transformation di soal nomor 1 dan 2. Kesalahan transformation terindikasi dari: a siswa tidak menggunakan informasi secara utuh, b tidak hafal bahkan tidak paham penggunaan rumus, dan c penggunaan strategi yang salah. Dilihat dari hasil pekerjaan, siswa kelompok bawah sering mencoba menyelesaikan soal dengan menggunakan strateginya sendiri. Walaupun dengan strategi “coba-coba” mereka seringkali salah konsep. Penyebab kesalahan ini adalah kurang dipahaminya materi luas dan keliling segiempat. Sedangkan kesalahan comprehension hanya dilakukan subjek S10 terlihat di soal nomor 3 dan 4. Kesalahan ini terindikasi dari ketidaklengkapan menuliskan informasi yang ada seperti apa yang diketahui dan ditanyakan. Penyebab kesalahan ini adalah kurang mampunya subjek memahami masalah di dalam soal cerita.

4.2.4 Bentuk Scaffolding yang Diberikan pada Siswa Kelompok Bawah

Scaffolding atau pemberian bantuan didefinisikan sebagai dukungan atau bantuan yang diberikan oleh orang dewasa, dalam hal ini orang yang lebih mampu, kepada anak yang pada akhirnya berkurang sampai anak tersebut dapat belajar secara mandiri Wood, Bruner Ross, dalam Anghileri, 2006:33. Scaffolding dalam penelitian ini adalah bantuan yeng diberikan oleh guru kepada siswa kelompok bawah yaitu subjek penelitian S33 dan S20 agar dapat mencapai ketuntasan dan tidak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah melalui proses pembelajaran model PBL Problem Based Learning. Proses pembelajaran menggunakan scaffolding yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tingkat interaksi guru melalui penjelasan explaining, peninjauan reviewing, dan restrukturisasi restructuring. Pada explaining interaksi scaffolding meliputi meminta siswa teliti dalam membaca setiap kata pada soal, memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada interaksi guru melalui peninjauan reviewing meliputi meminta siswa membaca dua sampai tiga kali soal dengan memperhatikan kalimat yang memberikan informasi penting, mencermati kesesuaian variabel dengan informasi yang ada pada soal, dan meminta siswa mengerjakan dengan tepat dari variabel yang diketahui dan diperoleh. Sedangkan pada intetaksi guru melalui restrukturisasi restructuring meliputi memberikan maksud kata-kata yang tidak dipahami siswa, memberikan pancingan agar siswa dapat menulis apa yang diketahui dan ditanyakan, dan membandingkan hasil pekerjaan dengan apa yang ditanyakan dalam soal serta satuan yang tepat digunakan. Berdasarkan hasil analisis data, bentuk scaffolding pada Tabel 4.31 yang diberikan pada siswa kelompok bawah yaitu subjek S33 dan subjek S20 sudah ada kemajuan. Subjek S33 awalnya cenderung melakukan kesalahan di langkah transformation, setelah pembelajaran PBL dengan scaffolding pada Tabel 4.32 kesalahan cenderung terjadi di langkah encoding sehingga terjadi peningkatan. Meskipun secara keseluruhan subjek S33 masih melakukan kesalahan di langkah transformation pada soal nomor 3. Begitu juga dengan subjek S20 yang awalnya cenderung melakukan kesalahan di langkah comprehension dan transformation, setelah pembelajaran PBL dengan scaffolding pada Tabel 4.37 kesalahan cenderung terjadi di langkah encoding sehingga terjadi peningkatan pula. Meskipun secara keseluruhan subjek S20 masih melakukan kesalahan di langkah transformation pada soal nomor 3. Dalam penelitian ini diperoleh fakta lain bahwa dengan bentuk scaffolding yang guru berikan melalui pembelajaran pada siswa kelompok bawah yaitu subjek S33 dan subjek S20 sudah dikatakan berhasil meskipun belum sepenuhnya meminimalkan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah. Oleh karena itu diperlukan bentuk scaffolding lain agar kedua subjek siswa kelompok bawah dapat mencapai ketuntasan dan tidak melakukan kesalahan baik kesalahan reading, comprehension, transformation, process skill atau encoding dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah. Tetapi dalam hal ini peneliti belum dapat menentukan bentuk scaffolding lain yang diberikan pada dua subjek kelompok bawah tersebut dikarenakan dari tahun ke tahun soal cerita merupakan bentuk soal yang sulit penyelesaiannya dan terbatasnya waktu yang diberikan pihak sekolah dalam memberikan izin penelitian 180

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan peneliti pada 6 subjek penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Jenis Kesalahan

Dilihat dari hasil analisis jenis kesalahan siswa SMP Negeri 2 Balapulang kelas VII C dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah materi segiempat dapat disimpulkan dua subjek penelitian dari siswa pada kelompok atas cenderung melakukan kesalahan utama di langkah process skill dan encoding, dua subjek penelitian dari siswa pada kelompok sedang cenderung melakukan kesalahan utama di langkah transformation, dan dua subjek penelitian dari siswa pada kelompok bawah cenderung melakukan kesalahan utama di langkah comprehension dan transformation.

5.1.2 Penyebab Kesalahan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa penyebab kesalahan siswa SMP Negeri 2 Balapulang dalam menyelesaikan soal cerita pemecahan masalah materi segiempat. Kesalahan comprehension disebabkan karena siswa yang kurang dapat memahami permasalahan yang ada pada soal cerita pemecahan masalah, k esalahan transformation disebabkan karena kurang dipahaminya materi terkait luas dan keliling segiempat, khususnya persegi dan persegi panjang,

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN

28 139 210

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

1 4 19

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

0 1 17

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA SMP Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Soal Cerita Matematika Pada Siswa Smp Kelas VII Di SMP N 2 Gatak Sukoharjo.

0 2 14

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Soal Cerita Matematika Pada Siswa Smp Kelas VII Di SMP N 2 Gatak Sukoharjo.

0 2 15

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 2 16

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 1 14

IDENTIFIKASI KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL - SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Identifikasi Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal - Soal Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sawit Tahun 2012.

0 3 15

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGI EMPAT MELALUI PBL

0 0 59

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP

1 2 11